LIBERATION IN OUR HAND KILESHA BY CI SIAULEN 6-2-22

             Ini sebuah modal besar, kelahiran manusia berharga ini tidak bisa bertahan sangat sulit diperoleh, tubuh manusia ini saat ini juga kita kejar supaya bisa bebas semua ingin bebas bukan kita saja, caranya segera kita menemukan tubuh buddha yang lengkap sempurna kita coba masuk pada topik, bab 4 dari outline lamrim. Metode membimbing murid dari guru cacat umum & khusus, samsara memastikan hakikat sang jalan gimana kilesha timbul menghimpun karma & saat meninggal, kita benar benar paham sudah sampai mana bagaimana munculnya dukkha, kilesha timbul identifikasi gimana kilesha timbul kita harus tahu kilesha seperti apa, gimana muncul kita bisa kembangkan rasa muak kita berputar dalam penderitaan, kita ingin bebas dari samsara karma yang tidak terhitung akan jadi benih karma tidak memiliki kekuatan untuk timbul, kilesha yang jadi penyebab utama menghasilkan kelahiran kembali kilesha didedfinisikan dengan mengganggu, mengusik batin kita menjadi musuh ada 6 kilesha utama, hasrat / kemelekatan itu pandangan keliru status sosial dll bukan kita tidak boleh menghargai, mengenali objek menarik jangan sampai kita jadi melekat kita masih tertarik dengan fenomena tersebut, yang penting jangan melekat kita kagum dengan laptop melihat laptop itu mahal.

            Ada keinginan memilikinya kita mampu beli laptop, kalau harga mahal membeli laptop itu tidak ingin terpisah, belum puas kalau belum dapat. Pakai kartu kredit ini kemelekatan kita, kalau tidak sadar pasti ada hal lain lagi jadi terjerat dalam melekat itu kita harus sadari jadi batasi kemelekatan, ada seorang teman yang baik buat kita senang by phone bisa ketawa ketiwi, rasanya ada perasaan senang kita punya teman tidak apa apa kita masih berinteraksi gimana kita benar benar melekat, kalau dia pergi ingin teman orang lain pergi kita jadi gusar, berteman sebatas pertemanan saja jangan kembangkan kemelekatan yang menjauh lagi, contohnya ada sahabat karib kita putus hubungan itu ada rasa egois jika ia tetap bahagia baik baik saja, itulah welas asih kemelekatan merasa senang ada dapat laptop ps dll ada rasa senang sulit sekali mengenali kemelekatan, itu kilesha kemelkatan sulit diatasi timbul rasa senang dalam batin, sifat melekat itu senang terbuai jadi ingin lebih dalam lagi kemelekatan itu jadi menikmati samsara, kilesha kemelaktan samsara ini kita ingin bebas dari samsara namun dalam sehari hari, kita dihalangi untuk susah keluar dari samsara ini sangat sulit keluar melekat, itu kita tidak sadari jadi tertanam dalam batin kita.

            Penawar kemelekatan bisa praktik meditasi kejelekan, mayat dalam berbagai tahap pembusukan kemarahan kilesha utam, kedua bisa hancurkan kebajikan kita bisa membunuh juga menyakiti makhluk lain, kemarahan kita sudah bisa tahu. Mencoba mengatasi juga menimbulkan ada sebuah perasaan, kepicu ingin diluapkan kesal tidak nyaman dalam batin galau kita maki orang itu, kata kasar bisa pukul menyakit / membunuh emosi yang dikeluarkan energi tidak enak itu terhadap objek itu, udah ada rasa puas selesai udah kita sakiti jadi superior, apa yang terjadi setelah selesai marah kita sudah himpun karma buruk sudah bakar energi kebaikan orang itu, akan jadi menyesal kenapa harus seperti itu bukan pukul fisik bahasa pedas, bisa sakit luka dalam ada rasa menyesal sehingga kita bisa kembangkan apa untungnya kita luapkan, akibatnya itu jadi terluka sedih bisa ada cekcok putus tali hubungan keluarga, bisa jadi penawar agar tidak luapkan perasaan itu ada rasa senang lega merasa superior, maka jangan macam macam sama gue jangan buat gue marah lagi tidak menyesal jadi superior & puas, bisa lebih besar lagi marah itu bisa memukul menyakiti orang lain, itu bisa merusak tidak sadari itu bisa lakukan pembunuhan dll karena tidak bisa kenali batin dia, mungkin kenali tapi reaksi kita marah giman masing masing evaluasi perlu terapkan penawar, kembangkan kesabaran bukan ditahan evaluasi direnungkan.

            Kenapa mesti marah, kenapa seperti itu bangkitkan kesabaran kenapa saya begini kok begitu amat, kenapa ada reaksi marah terhadap perkataan / ucapan hal itu lalu kesombongan semacam pengangungan diri sendiri, saking halusnya kita tidak sadar kesombongan yang lebih rendah, membandingkan diri sama orang yang lebih rendah pada kita kesombongan pada yang setara dengan kita, teman kuliah / kantor. Kesombongan ekstrim orangnya lebih unggul dari kita, padahal lebih unggul dari kita padahal lebih unggul ini orientasi pada status sosial & kekayaan, egois pikiran yang melambung merasa tinggi bermoral kita terdistraksi padahal tidak lebih unggul, kesombongan tidak hormati orang lain tidak ada sebuah realisasi dengan lebih unggul, itu dibatasi kita kesombongan tidak buat kita beruntung dalam kerjaan juga sekolah, merasa hebat kita tidak mau belajar ketidaktahuan itu misalkan ada ruangan gelap gulita, jadi tidak bisa lihat ada meja vas bunga kita tidak bisa lihat keadaan yang sesungguhnya ada gulungan tali, pada saat matahari terbenam itu seperti ular jadi ada pandangan keliru, ketidaktahuan seperti diatas ini merupakan penyebab utama yang bisa muncul ada pandangan yang tidak dapat hancur, diri sendiri aku itu bukan sifat yang sejati bisa lihat sebagaimana adanya, karena masih salah lihatnya karena ketidaktahuan yang masih ada kilesha.

            Kita belum melihat sebagaimana adanya, kita masih terjerat dalam pandangan salah ketidaktahuan itu faktor utama, kemelekatan kebodohan termasuk pandangan salah itu bukan aku yang sejati, kalau aku yang sejati itu pemahaman sebatas kita paham apa benar benar cerap dalam batin, harus realisasikan dalam batin. Kita butuh praktik lebih dalam supaya batin yang terealisasi dalam batin, kita butuh praktik lebih dalam supaya batin yang terealisasi apakah kita masih marah / kita dikhianati, ditipu alami musibah apakah kita terima keseharian kita masih merasakan sesuatu, ini bisa realisasi dalam pandangan mendalam didalam batin yang diperoleh, meditasi pandangan mendalam dialam batin yang diperoleh meditasi pandangan mendalam, keraguan mencuri lebih lanjut itu bukan kilesha jika ada hal bajik pertanyakan, akibat yang positif itu jadi ada ragu misalkan bunuh semut masa jadi gajah yang dibunuh itu bahaya, lalu ada 5 pandangan tercemar pandangan akan kumpulan yang dapat hancur kita ini seperti panca skandha, inilah adalah aku itu pandangan kumpulan yang dapat hancur ada aku yang kuat senang, dalam pujian jadi berbesar hati perasaan bangga itulah alamiah aku yang sejati, bisa muncul disalahkan itu ada rasa malah berontak kenapa aku disalahkan maka akunya itu yang muncul, saat kita mau jatuh itu aku yang muncul itu pandangan yang dapat hancur, pandangan ekstrim dilihat dari aku yang nyata.

            Seseorang yang telah meninggal, diri berhenti eksis ini kekal abadi itu pandangan ekstrim pandangan kita paling unggul, jadi berpegang teguh pada pandangan. Itu keyakinan salah ini berdasar praktik pandangan etika & tapa brata, yang inferior adalah terunggul jaman Pabongkha Rinpoche pada masa itu, memperoleh sedikit kewaskitaan pandangan salah tidak goyah empat kebenaran ariya, triratna / karma & akibatnya jadi non buddhist dunia diciptakan oleh sepuluh inkarnasi Vishnu, aku yang takut jatuh takut mati itu aku kita bukan berarti tidak takut, kita pegenag mana sih aku yang dipegang ada takut sharing itu juga aku kenapa mesti takut, kita lihat lagi aku tuh yang menjerat kita bukan langsung aku hilang itu aku tetap ada disitu, harus meditasi konsentrasi meditasi pandangan mendalam melalui Samantha juga vippasana, oh aku ini lho kileshanya bisa terjerat terus ada 20 kilesha sekunder itu kita tahu penawar yang harus kita, ketahui bukan perkara mudah belajar itu semua proses guru guru praktik kita, jadi merasa kecil belum coba susah sulit kita merasa ini susah berat ada kilesha, kelesuan itu kilesha juga butuh disiplin yang teguh malas muncul.

            Kileshanya tarikan keduniawi, itu coba kita kalahkan tidak melakukan kerjaan yang menumpuk belajar meditasi, renungan jauh dari jadwal. Kita karena banyak pengalih untuk kita belajar diri kita sendiri, sulit lepas kemalasan ini begitu puja buat pr ingin cepat selesai kita dengan sungguh sungguh, ada visualisasi saat puja hanya ingin cepat selesai jeratan kilesha sangat cengkram mendalam sulit, melepas hobi / passion batin kita gimana melakukan hobi tidak apa apa, misalnya ada evaluasi perasaan tidak buat apapun jadi tiada kebebasan seperti ada yang hilang, perenungan dulu itu perlu review melakukan itu dengan motivasi lain, tidak apa apa ini kembalikan pada batin masing masing itu jadi sebuah project yang kita buat, untuk ada manfaat bukan sebuah perasaan ketidakbebasan masing masing jadi mengganggu / tidak kita tidak gambar / tidak merajut, tidak harus itu tidak apa apa retret offline jadi galau, itu jadi yang melekat mengisi waktu itu tidak apa apa kita harus lukis rajut dalam ret ret tidak harus melekat, itu bisa jadi melekat dalam hal itu tergantung dalam pikiran kita penting pikiran sadar, kita jadi sadar setiap saat.

Komentar

Postingan Populer