BAPAK SANGHA BY BHANTE VIVEKADASSO 27-3-22 ON YOUTUBE VJDJ
Senang sekali, kita bisa melakukan puja pada triratna ini tidak 100% berbagi dhamma kisah dari siswa Sang Buddha, yang dijuluki Bapak Sangha. Dianggap sebagai yang terkemuka beliau bhante Maha Kassapa.
Siswa yang terunggul datang, dari beraga keluarga seperti siswa utama Sang Buddha keluarganya sudah bersahabat 7 turunan, salah satu siswa Sang Buddha yang lebih tua dari Sang Buddha, bernama bhante Maha Kassapa. Beliau memiliki seorang ayah bernama Kapila ibunya Sumana Devi, lahirlah seorang anak berasal dari keluarga brahmana sebenarnya pemuda Pipali berbeda dengan anak lainnya.
Beliau tidak ingin menikah, beliau sudah punya sawah ladang sehingga beliau tidak perlu berfikir banyak, untuk menghidupi sehari hari. Tidak perlu bekerja beliau ingin jadi pertapa akan tetapi tidak ingin, itu terjadi Pipali kamu harus menikah.
Dari sisi Pipali, bersikeras untuk tidak menikah kira kira jika anak gadis dengan kriteria tertentu, pipali bisa menikah buat patung cantik ini. Kriteria yang saya minta persis seperti patung itu, lalu mencari dikerajaan Mada lalu ditemukan seorang wanita yang diinginkan kriteria, itu bernama pada Kapilani ternyata satu manusia yang sama dengan patung ema situ, karena sesuai Pipali mau tidak mau harus menikahi gadis yang sama dengan patung itu kedua orang tua, menyetujui pernikahan itu dari sisi Badha Kapilani & Pipali memiliki tujuan hidup yang sama.
Secara diam diam, mengirimkan surat bukan surat cinta pada pasangan mereka menyarankan cara yang lain saja, ketika keduanya sama dengan tidak ingin menikah memiliki surat yang sama, jadi mereka berdua sama sama mengirimkan surat. Itu diintervensi oleh kedua orang tua sama sama cari yang lain saja.
Orang tuanya kecewa, dengan apa yang dikirmkan surat yang berbeda untuk kata kata indah sama sama tidak ingin menikah, maka dari itu tempat tidur yang sama. Ditaruh kalung bunga benar benar ingin tidak jadi keluarga, waktu waktu berlalu mereka tidak perlu ngapa ngapain masih bisa menambah kekayaan masing masing, ketika sudah meninggal Pipali juga Bada Kapilani terpaksa mengurusi sawah ladang dll, mereka berfikir untuk jadi pertapa melihat proses mengurusi ladang itu, yang dirasakan senang banyak makhluk kecil yang meninggal.
Hama itu harus disingkirkan, untuk cara bunuh hama itu menjadi terpukul oh ternyata dibalik kekayaan saya, harus ada makhluk meninggal. Disaat yang sama Bada Kapilani mengurusi biji wijen, oh ada burung yang hinggap matuk apa dia ini bukan wijen yang dipatuk serangga itu dipenuhi membunuh & dibunuh, kedua belah pihak terfikir lagi ingin jadi pertapa mereka sama sama berembuk & sama sama, mau jadi pertapa meski mereka berembuk & semua sama ingin jadi pertapa, semua kekayaan diberikan pada pegawainya.
Komentar
Posting Komentar