PENGHORMATAN PADA LELUHUR BY BHANTE VIVEKADASSO 2-4-22 ON YOUTUBE VJDJ
Kita saat ini ada pada satu momen, tradisi cengbeng kita laksanakan pattidana cengbeng bukan kita saja, ini juga terdapat dalam budaya budaya lain. Bukan hanya Buddhist juga Tionghoa saja, pasti semua ada melakukan tradisi penghormatan leluhur seperti Tana Toraja / Bali, sebenarnya ditempat lain juga ada kita lahir diIndonesia ada budaya penghormatan pada leluhur, ini bulan untuk bersihkan makam.
Kemudian melaksanakan penghormatan pada leluhur, ini sudah tidak aneh lagi tapi dengan kemajuan teknologi sekarang, apa masih relevan kita jalankan ini pertanyaan berkaitan dengan para leluhur, kan mereka sudah ada yang ditempat lain. Tiap tradisi ada beragam pertanda / bentuk penghormatan, yang masih ada didunia ini.
Masih sangat relevan sekali kita laksanakan itu, masih melakukan upacara / kegiatan tertentu mau pattidana, mau cengbeng ini bukan barang barang dialtar. Bukan dilihat dari mata telanjang, ada nilai nilai luhur inilah yang menjadi tolak ukur kita jadi bukan upacaranya sebesar apa / sembahyang seperti apa, tapi apa yang terjadi dalam batin kita apa pandangan dasar orang tersebut, dalam melakukan hal tradisi pattidana cengbeng dll ini juga timbul rasa bakti & wujud terima kasih pada leluhur kita.
Para leluhur kita sudah memberikan hal tertentu pada kita, kebajikan ini yang kita perlu ingat mesti tidak dalam bentuk fisikpun, tetap dilaksanakan dalam pemikiran tertentu diri kita, ada sanak keluarga sendiripun. Anak anak cucu dll kalau memiliki hal itu.
Kita ada keinginan kuat, ingin memberikan makanan & pendidikan terbaik supaya bisa dibanggakan / berprestasi, supaya menjadi pribadi yang baik. Memiliki keinginan seperti ini pada generasi dibawah kita, untuk mewujudnyatakan.
Ini bukan hanya terjadi dalam diri kita, ini semua dari orang tua & leluhur kita semoga cucu saya baik baik saja, memberitahukan kenyataan hidup. Seperti apa supaya dia sukses untuk generasi generasi berikutnya, suatu saat nanti bisa pada anak cucu kita dan seterusnya ada pemikiran itu untuk generasi berikutnya, karena ada tindakan itu sehingga sampai dimana titik ini berada, pasti ada andil dalam keluarga kita sehingga untuk bisa sampai titik saat ini, kita harus berterima kasih pada mereka sebagai manusia yang hidup itu ada seorang ibu yang mempertaruhkan nyawa untuk kita, memberi makan tiap hari bahkan Sang Buddha sangat menjelaskan / menekankan, supaya ada upaya yang sulitpun untuk balas budi itu belum cukup untuk balas jasa kedua orang tua, bahkan tahta tertinggi itu belum bisa kalau bisa mampu perbaiki sifat buruk orang tua, menjadi lebih baik itu bisa balas jasa orang tua kita.
Komentar
Posting Komentar