MENGHINDARI PEMBOROSAN KEKAYAAN BY BHANTE CITTAKUSALO 1-5-22 ON YOUTUBE VJDJ

             Pada hari ini sesuai tema diatas, dalam Sigalovada Sutta ada pemuda Sigala menghormat pada 6 arah pertama, arah timur orang tua. Barat pasangan selatan guru utara teman teman bawah pelayan, atas bhikkhu brahmana / Buddha itu dijalankan pada pesan dari ayahnya menghindari pembunuhan, pencurian asusila & ucapan tidak benar hindari 4 hal perbuatan jahat terikat kebodohan benci & takut.

            Itu tadi ada 8, lalu 6 menghindari pemborosan kekayaan makan / minum yang mabuk lemah kesadaran, keluyuran waktu tidak tepat. Senang tempat hiburan senang berjudi malas teman dengan yang tidak baik, itu bisa membawa hal buruk lebih baik kita menjauh sebagai perumah tangga, hindari malas malasan akibat buruk dari makanan / minuman mabuk menghabiskan harta benda, mudah membuah keributan mudah terserang penyakit tidak pantas ditempat umum, buka rahasia orang lain itu bahaya.

            Lemahnya kesadaran, maka itu harus dihindari oleh perumah tangga keluyuran tengah malam itu mudah terserang penyakit, dirinya tidak terima. Anak & istri harta benda tidak terjaga dia jadi sasaran kejahatan, ada korban desas desus akan dapat hal buruk menghilangkan galau diselesaikan, dengan baik senang mencari hiburan ada band favorit manggung diluar negeri, bisa pinjam duit demi kejar hiburan nyari nyanyian riuh pembacaan cerita senang dengan riuh rendah / ramai.

            Diamana ada genderangnya, ada pembukannya jadi dicari cari dalam & ia pertunjukan senang berjudi, ini harus dihindari kalau menang akan dibenci orang. Kalau kalah meratapi hartanya hilang, ucapan tidak dipercaya tidak peduli dipandang rendah oleh teman.

            Hindarilah perjudian, jadi kalau ada yang penjudi diremehkan jangan marah semakin banyak minum semakin haus, wanita tidak berani seorang penjudi. Tidak bisa merawat istri menghindari berteman dengan orang yang tidak baik, jangan sampai berteman dengan berandal malah kita ikuti mereka.

            Menghinari malas malasan, terlalu pagi terlalu malam terlalu kenyang / terlalu lapar harta yang ada habis dipakai, harta yang baru tidak ada. Dalam Dhammapada 155-156 pada waktu itu Sang Buddha berada dihutan, ada seorang raja bernama Mahadana karena orang kaya anaknya malas belajar, malas kerja tahunya hanya senang senang juga ada istri orang kaya sama istrinya juga, dikatakan bodoh tidak mengerti belajar & kerja seiring berjalan waktu kedua orang tua meninggal dunia, dia kaya raya hartanya sangat banyak tapi ia bodoh tidak tahu cara menjaga, setiap hari makan minum & senang senang akhirnya uang habis jual lading uang habis, jual kebun habis jual rumah lama lama harta kekayaan habis setiap hari dilakukan itu saja jadi tiada tujuan hidup, malah jadi pengemis lalu dekat vihara ia sedang bersandar ditembok.

Komentar

Postingan Populer