Q&A BY BHANTE CITTAKUSALO
Kalau berhutang itu lumrah, bersosialisasi dalam masyarakat butuh pertolongan orang lain hutang itu digunakan untuk apa, kalau butuh benar minta bantuan orang tua bilang apa adanya keadaan, saya sedang susah hidup. Ini sulit tidak semua orang kaya berusaha tidak hutang ada pekerjaan tidak, kalau sudah dapat kerjaan bisa pinjam sama saudara kalau gajian saya mau bayar, kelanjutan keuangan kalau dapat kerjaan ingat gimana kita susah hidup yang sulit berasa puas dengan apa yang dimiliki, missal ada orang sakit tiada uang memiliki pencapaian perlindungan, apabila sakit memiliki tabungan kalau sakit butuh banyak uang bilang pada orang tua / saudara, misal anak / istri masuk rumah sakit masyarakat sekitar juga membantu bisa masuk rumah sakit, ada saudara yang berlebih memberi bantuan kepada saudara mungkin akan membantu tapi kalau dikasih bersyukur.
Kalau tidak dikasih tidak perlu marah, nanti saya akan bayar tapi tidak bisa cepat yang penting jangan putus asa, kalau putus asa malah frustasi itu bahaya. Lebih baik bilang apa adanya, hidup masih lama mungkin malah bisa berbahaya saya butuh uang saya akan cicil / bayar hutang itu, kita merasa puas dengan apa yang dimiliki baru kerja 1-3 bulan ditawari kartu kredit, kadang pengen juga kartu kredit buat kartu hutang malah bangga memiliki kartu kredit, kadang memiliki kartu kredit tidak keluar duit dapat barang gimana cara kita untuk tidak berhutang, maka hindari berhutang malu ah ada utang juga takut akan akibat dari hutang, patokan umat buddha hiri ottapa utang jadi takut akan berhutang juga takut akan akibat dari hutang, sebaik mungkin diterapkan menghindari kebiasaan dari hutang merasa puas dengan apa yang kita miliki, menghindari 6 saluran pemborosan.menghindari makanan minuman yang memabukkan.
Menghindari keluyuran tidak tepat, menghindari pergi ke tempat hiburan seperti diskotik hindari judi, menghindari dengan teman yang tidak baik. Menghindari dari rasa malas malasan, karena malas malasan harta itu terpakai dalam sehari hari kalau malas harta baru tidak dapat, harus hindari saluran pemborosan kalau selama ada boleh kasih ketika mau memberi tapi jika susah, sekarang aku saja susah gimana bisa bantu kamu sebaiknya cari kerja masa selamanya mau malas malasan terus, setiap kali minta kalau memang ada kasih siapa tahu rejeki kita ada, ikhlas tulus kalau kita susah tidak selamanya bantu dia mau sampai kapan hidup, saya tidak kaya juga kebutuhan sehari hari saya juga irit disarankan untuk kerja kalau mau kerja, tawarkan lalu mau usaha berapa modal bicarakan dengan baik harus terbuka bilang apa adanya gimana kalau saya mati.
Kamu kerjalah kapan tidak tahu umur kita, kerja ada penghasilan / buka usaha kita kasih modal, lalu gimana kembalikannya bilang terus terang saja. Harus fair bicara apa adanya bukan hanya uang, tapi pikiran sama saja kita tidak sukakita lakukan nanti jadi tekanan batin, untuk bertahan juga sudah baik bilang aja seperti itu beritahu satu per satu banyak yang minta jatah, kasih tahu aja apalagi keadaan seperti ini karena kebiasaan memberi mereka tidak mungkin datang lagi, semoga sukses selalu misalkan orang mau pinjam Rp100.000.000 lalu kasih Rp200.000, untuk apa oh saya buka usaha ini sekian modal sekian pemasukan sekian keuntungan, sekian hutang saya cicil sekian pinjam uang Rp100.000.000 untuk apa pembelinya ada tidak, jangan sampai dia kasihan harus dijelaskan ia untuk apa perinci perbulan dapat berapa keuntungan berapa, jadi harus ada diskusi tidak bisa pastikan kesinggung / tidak nanya pada orang itu.
Bisa lihat reaksi harus dijabarkan, hutang itu untuk apa pembelinya banyak tidak berapa keuntungan uang itu, untuk apa usahanya apa. Kira kira gimana kedepannya harus jelas jadi tahu mana baik & buruk, yang saya hindari / lakukan kalau buka usaha ditekuni dengan giat / sungguh sungguh, meskipun sudah diberi Rp 200.000 sudah ada perbuatan baik dilakukan harus kita kenal, tahu latar belakang orang itu sikap negatif berhutang bisa jadi kebiasaan hutang, malas kumpulin uang tidak mungkin datar pasti ada saat naik kalau itu buat persiapan jangan sampai hutang lebihnya simpan thrnya, disimpan jadi tidak perlu hutang ada beberapa usaha ramai, keuntungan itu harus simpan orang yang sudah biasa hutang pasti utang walau usaha besar, jangan biasakan diri dengan hutang nanti sedikit demi sedikit hutangnya jadi besar.
Misalkan seseorang untuk memberi, menggunakan hal hal lain kita sudah beri orang itu bukan pinjam, kalau sudah memberi kita sudah buat baik untuk orang itu. Kalau buat hal lain tidak perlu kesal, karena sudah memberi itu tidak pas kalau kesal jadi merugikan diri sendiri kalau sudah memberi, akan dapat perbuatan baik itu urusan orang itu intinya sudah berbuat baik tentu akan terima kebaikan, agar kita tidak rasa kesal pada orang itu tentu saja orang yang akan diupasampada, harus bersih dari hutang kalau sudah upasampada bebas dari duniawi kita upasampada hendak tinggalkan keduniawian, logika saya jadi bhikkhu didepan umat lagi ceramah bebas dari hutang, jadi tercemari jadi jika didepan umum ditagih tidak etis.
Jika ada hal seperti itu, malu sekali kalau mau diupasampada harus jujur benar tidak ini orang, kalau masalah dengan pengadilan tidak bisa. Beda kalau ada izin hutang = janji harus selesaikan dulu urusan duniawi, agar bebas dari hutang itu vinaya itu sesudah jadi bhikkhu itu aturan sebelum menjadi bhikkhu, dizaman Sang Buddha ingin jadi bhikkhu ada tanggungan yang banyak, Sang Buddha memanggil raja ia yang menanggung vinaya setelah upasampada masing masing orang berbeda, kalau hidup sendiri gaji yang didapatkan sedikit rumah tangga pengeluaran banyak, gaji yang didapatkan bisa saja pas / banyak kalau menurut disutta 50% itu disimpan untuk usaha, 25% dipakai juga bisa ditabung hidup sendiri boleh ditaruh semua kita simpan, tidak semua diambil dari kebutuhan sehari hari ada baiknya uang simpanan diatas 50%.
Komentar
Posting Komentar