KONSUMERISME INDONESIA BY BHANTE VIVEKADASSO 30-1-22

             Sebentar lagi kita akan merayakan imlek, bagi yang merayakan / yang tidak merayakan pun bisa dinikmati, suatu hari baik tahun baru. Membeli hal baru harus ada tindakan yang lebih baik, ditahan sebelumnya buruk jangan dilakukan lagi pergunakan pakaian baru ada beberapa toko yang sudah buka, walau dengan prokes 1-2 keluarga / 1-2 orang membeli sesuatu yang baru, bagi yang tidka merayakan ini hari libur beli segala sesuatu yang diinginkan masyarakat diIndonesia, ada sebuah kebiasaan tingkat konsumerisme Indonesia tinggi orang Indonesia, belanja & nongkrong ke mall untuk penyegaran pikiran keliling cuci mata, untuk belanja maka disebut konsumerisme tinggi misalkan imlek belanja jalan jalan hal itu wajar wajar saja, sebagai perumah tangga ada harta kekayaan untuk beli sesuatu jadi wajar saja, kalau punya uang untuk mampu belanja tiada masalah dari zaman dahulu – sekarang, banyak pola pikir yang jauh dulu menggunakan barter barang tertukar orang butuh jeruk 4, 5 buah apel saling butuhkan satu sama lain lalu ada emas perak uang dimasa sekarang, uang kertas tidak bisa dibandingkan dengan emas uang ini bisa sebanding dengan emas walau uang hanya kertas, ini ada nilai sebagai metode jual beli tidak hanya barang yang digunakan pada saat ini, ada uang elektronik kode dalam komputer.

            Bisa digunakan jual beli, bisa beli emas itu bisa digunakan untuk membeli padahal data yang ada dalam komputer, kita ada persepsi yang berkembang. Merubah pola pikir ada barang baru nilai guna, dalam sebuah sisi tertentu semua orang punya hp kebutuhan manusia ada sandang pangan papan, sama smartphone meski terbiasa tapi memesan makanan cari ilmu pengetahuan mudah sekali, hingga saat ini jadi mesti dimiliki sandang pangan papan gawai juga barang uang digital, seperti saham membeli yang dibutuhkan terlebih dahulu bisa menunjang kehidupan, sudah pasti sandang pangan papan kebutuhan sekunder / keinginan itu yang tidak perlu, apa saja kebutuhan baju rumah makanan obat obatan itu sudah perlu lebih dari itu sudah jadi barang kebutuhan benar tidak dibutuhkan, harus dilihat mana kebutuhan kita sampai mana baju itu cukup untuk kebutuhan kita, baju ada yang murah & mahal sama berguna tapi apakah harga mahal, ini kebutuhan tidak mungkin sampai mana batas makan murah / mahal, rumah pun sama saya butuh yang mana sudah termasuk kebutuhan atau keinginan yang bisa kita miliki, mana batas kebutuhan sehingga bisa keinginan yang harus kebutuhan bukan berdasarkan nilai guna, malah jadi ada keinginan ini pola pikir yang berubah dulu tidak banyak yang jual baju mewah, itu sama sama dipakai baju itu ada merek pada saat ini buka nilai guna, tapi beli merek itu langsung itu tahap esktrim sebagai pembeli maka bijaksanalah dalam membeli barang, lihat guna barang itu semoga semua berbahagia sadhu sadhu sadhu.

Komentar

Postingan Populer