Q&A BY BHANTE KUSALASARANO ON YOUTUBE VJDJ 31-7-22
Sering kali, atas dasar kebencian atas kemarahan terhadap apa yang muncul kita langsung beri penilaian buruk, memang pada dasarnya. Kita masih ada lobha dosha moha kita masih terjebak dalam persepsi, hal buruk kita harus memiliki pengendalian diri jangan sampai bawa kerugian, itu bisa berakibat pada diri kita sendiri atas perbuatan yang kita lakukan karena Dhammapada 1;1.
Kita harus benar benar menjaga pikiran, kita agar tidak muncul keburukan ucapan badan jasmani, kita harus melatih sebaik mungkin. Kalau kita latih terus menerus mengetahui dampak pikiran buruk, muncul mengetahui manfaat manfaat pikiran baik muncul mana yang bermanfaat dijalankan yang tiada manfaat, ditinggalkan itu kita harus ketahui kita perlu waspada dalam perbuatan, memberikan persembahan pada leluhur ini sudah jadi tradisi berjalan sejak lama, berbakti pada leluhur ada buat persembahan kepada leluhur diletakan altar mendiang tiada masalah, tapi jika ada makanan.
Bisa digunakan jadi persembahan, bukan hanya dialtar tapi buat yang membutuhkan itu bisa lebih baik dileluhur, tapi jika hanya sampai busuk itu sayang sekali. Boleh dialtar lalu diambil lagi, didanakan mengganti yang baru pada hari hari tertentu setelah berdana bisa dipersmebahkan pada leluhur / keluarga yang meninggal.
Itu jauh lebih bermanfaat, itu tiada masalah tidak apa apa bisa diperluas lagi bukan hanya didiamkan saja, memang masih sangat banyak sekali. Orang orang bertindak seperti itu seolah olah tidak berbuah dikemudian hari, inilah yang dikatakan kebodohan batin selama kita membiarkan pikiran diliputi kebodohan batin, akan berfikir tidak berikan buah apapun.
Penting kita pahami, apapun perbuatan buruk akan bisa berbuah lalu gimana supaya kita tidak memiliki kekeliruan, baca buku dhamma agar memiliki pandangan yang benar mempraktikan langsung, yang dari kita baca. Muncul & memberikan akibat muncul pandangan benar kita sedikit demi sedikit, kikis kebodohan batin sehingga tidak muncul kekeliruan lagi setiap keburukan, akan menghasilkan perbuatan buruk jangan kita meremehkan perbuatan buruk sekecil apapun, itu tetap berikan buah seperti tempayan yang akan terisi penuh oleh air, yang jatuh setetes demi setetes.
Lama kelamaan akan dipenuhi keburukan, itu sendiri kita penting pahami pandangan benar kalau kita biarkan diri kita, seperti itu akan tetap terus berbuat buruk walau itu kecil masih diliputi kebodohan, kita tidak bisa lihat dengan benar. Seperti air ada penuh dedaunan tapi kita tidak bisa melihat, karena diatasnya ditutup oleh beragam kekotoran kalau dibersihkan bisa kita tahu.
Komentar
Posting Komentar