CARA TEPAT MENEGUR ORANG LAIN BY BHANTE ADHICITTO

             Ajaran buddha sangat luas, ada tahap duniawi / non duniawi harus belajar dari awal agar ada pandangan yang benar, tujuan kita belajar dhamma. Dapat tinggalkan pandangan keliru dengan kebijaksanaan yang dikembangkan, orang yang belajar pasti dapat ilmu yang terpercaya banyak murid buddha, yang dapat realisasikan ajaran dengan terbebas dari sumber derita hingga mencapai penerangan sejati, seperti yang dialami setiap hari ketika tegur sapa juga ditegur orang lain, posisi kita berubah lingkungan yang dihadap baik rumah kerja juga masyarakat tidak mungkin tidak tegur sapa, kecuali tinggal dirumah sendiri / kamar itu tidak mungkin jika hidup bermasyarakat, ketika menegur sapa itu melalui ucapan nah gimana jika ada orang tidak dikenal, seperti sangat akrab ngajak salam kaget apa respon oh iya ketika kaget ini ada apa, jangan jangan niat jahat hipnotis dll itu contoh menegur tapi kita tegur orang lain untuk beri nasihat.

            Ada teman yang tidak bekerja sesuai etika, bekerja ogah ogahan itu akan timbul pikiran orang itu karyawan, jadi memerintah itu tidak layak. Maka jika ingin menegur ada hal yang perlu diperhatikan, bhante Sariputta berkata teman teman para bhikkhu lalu dijawab teman teman apa yang harus dipikirkan, dalam memberi nasihat waktu yang tepat jujur berbicara halus berbicara dengan cara yang bermanfaat, juga cara cinta kasih komunikasi ini terjadi pada para bhikkhu, namun bisa diambil contoh apakah penuhi 5 poin itu kadang tegur orang lain, karena jengkel memang tingkah laku salah jengkel dalam batin itu jangan sampai tanam karma buruk, bhante Sariputta melihat ditegur pada waktu yang tidak tepat.

            Ketika para bhikkhu,tidak menegur dengan tepat itu cukup untuk tidak merasa menyesal ketika seorang bhikkhu ditegur, dengan tidak sesuai ajaran. Itu tidak usah lagi menyesal, nah bagi menegur dengan tidak tepat itu cukup merasa menyesal ketika bertentangan dengan dhamma, itu perlu penyesalan kalau ada teguran yang marah marah itu tidak perlu menyesal, karena penyesalan itu tidak sengaja perlu bersabar yang menegur kita itu atasan orang yang menegur, tidak sesuai dhamma itu perlu menyesal dengan tingkah laku agar tidak ditiru penyesalan ini baik bagiyang menegur, agar tidak gegabah kalau masih mukul itu belum menyesal, bahaya sekali jangan sampai bahayakan orang lain.

            Ada yang lagi stress, frustasi sudah mati saja bisa saja akhiri hidup tapi kadang akan menusuk bagi pendengar, karena orang yang mendengar belum tentu bijaksana kalau terima saja itu bisa bahaya, jika bhikkhu ditegur sesuai dengan dhamma. Itu harus cukup merasa menyesal ketika ditegur sesuai dengan dhamma, supaya bisa berubah itu ditegur dengan cinta kasih itu yang penerima teguran harus menyesal, supaya ada perubahan yang menegur sesuai dhamma tepat itu tidak perlu disesali, ketika sesuai dengan dhamma tidak perlu disesali jika benar itu perlu kita cek lagi & dengar dulu.

Komentar

Postingan Populer