Q&A BY KO YUWEN 16-1-22
Minimal mengurangi keraguan, agar bisa mencapai supaya bisa berkembang itu kilesha yang dominan, kemalasan itu ada pandangan salah. Kemelekatan harus lihat kilesha apa lalu antidotnya apa, kurangi dulu kekuatan kilesha itu apa pasti ada mental yang berperan kita tidak bisa menilai, itu bagus / tidak bagus mengingat itu apa kehendak itu selalu hadir kalau tiada faktor mental tidak bajik, itu tidak mungkin lagi samsara itu lahir mati lahir mati lagi kalau belum capai pembebasan, seorang guru memiliki kualitas yang baik membuat karma itu ada niat yang muncul disitu, misalkan seorang bodhisattva membunuh orang orang dikapal itu timbul bodhicitta, membunuh itu bukan tidak bajik tapi bodhicitta yang melandasinya benar benar motivasi / landasan dibelakang itu bajik, harus ada jadi bodhisattva yang murni, lihat pure benar / tidak kita harus cek bukan kilesha benar benar kebajikan balik lagi ke batin kita, juga harus tahu faktor mental apa yang menemani kalau bodhisattva tadi timbul bodhicitta itu timbul yang bajik, ketika sebuah momen bajik muncul hanya bajik yang tahu apakah ibu itu menolong anak itu, kemudian membunuh makhluk itu apa benar tidak kilesha.
Nah ia lalu bunuh hewan itu, demi menolong anak itu nah berbeda dengan bodhisattva tadi agar tidak lahir dineraka, tidak jadi lahir dineraka. Jadi berguna untuk orang tersebut benar tidak kita buat faktor mental yang bajik, mungkin akan cari cara lain untuk menolong anak itu kembali lagi, aku tanggung jawab itu pasti lakukan hal karma buruk kembali pada batin kita seperti apa, ini membantu dalam sehari hari bisa jadi kilesha muncul kita harus respon mental itu sudah dipahami, sebelumnya muncul sebuah tekad misal tahu manfaat bodhicitta maka akan kupraktikan ini, jadi timbul tekad pelajari dulu objek itu lihat lagi lebih dalam manfaatnya apa, lalu tekad pada pandangan yang tidak salah supaya tidak pengaruh pada objek lain, ingatan objek yang sudah terbiasa dalam batin misalkan kita ingat motorku yang sebelumnya seperti ini, timbul ingatan fokus kita mengalih pada hal itu jadi bergerak kepada hal itu, kontak secara batin ingatan untuk pengalih perhatian pada obejk lain jadi konsentrasi hal yang telah dianalisa, sebelumnya itu bisa jadi fokus hal yang sudah dianalisa kita lihat lagi, pelajari analisa lagi untuk timbulkan konsentrasi;
Maka timbul objek prajna, yang sudah konsentrasi tadi bisa lihat apa yang boleh diambil / tidak, jadi dari 5 hal tadi. Ada yang berkaitan bisa konsentrasi kebijaksanaan ini bisa dari beberapa hal belajar, meditasi mencerap fenomenal +- 5 hal ini yang ditentukan objek memang ada beberapa faktor, hal yang bajik & tidak bajik prajna konsentrasi hal yang bajik bisa saja ingatan, jadi bajik tapi bisa kemungkinan yang bajik tapi bisa kemungkinan yang bajik, tapia da juga yang tidak bajik karena ada sebuah objek yang muncul tergantung objek hal tadi faktor mental, maka kita harus ingat hal yang bajik ingatan yang tidak senang bisa juga senang, itu sama faktor mental yang selalu hadir diskriminasi itu berbeda belum tentu dari ingatan, ada juga yang berbarengan ingatan bukan dari bajik / tidak bajik kalau bentuk kotak itu hanya bentuk, mungkin lihat darimana tapi tidak selalu dari ingatan bisa muncul dari hal yang baru, ada memori baru bisa dibedakan yah itu benar kalau sesuatu yang baru oh ini kembar, ada si a & b itu muncul pembeda kalau kita ketemu lagi memori ini belum tentu disamakan, ingatan dengan yang sebelumnya itu bisa dari kesadaran mental semoga semua berbahagia sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar