NAKULAPITA SUTTA BY BHANTE DHIRAMANO 7-5-22 ON YOUTUBE VJDJ

             Merupakan sebuah hal yang baik, unuk melakukan pendarasan suta menambah 5 latihan moralitas & mendengarkan dhamma, kita tidak dapat terhindar dari penyakit juga penuaan ketika tubuh jasmani sakit, mungkin seringkali mendengar. Walau tubuh jasmani sakit batin tidak sakit, akan tetapi meski kita sering mendengar tapi belum tentu mengetahui.

            Jika tubuh mengalami penderitaan, jadi kita hanya terkena 1 panah kalimat ini bisa dilihat dari seorang bernama, Nakulapita beliau pergi ke Sang Buddha. Aku sudah tua yang mulia berusia lanjut, hingga tahap akhir aku jarang bertemu bhagava memang demikian perumah tangga tubuhmu sungguh terbebani.

            Bahkan jika sehat, itu hal bodoh walau tubuhku menderita batinku tidak menderita dengan itu beliau bangkit, memberi hormat pada Sang Buddha. Lalu bertemu pada bhante Sariputta dengan hati yang gembira, mengapa tidak yang mulia aku sudah mendengarkan ajaran apakah kau ingat, bagaimana seseorang menderita dalam batin kami datang dari jauh sudilah yang mulia menjelaskan, ini dengarkan dengan saksama bagaimanakah seorang yang menderita itu tidak terampil dalam superior, menganggap rupa sebagai diri ia hidup dikuasai dengan gagasan tapi rupa itu berubah, ada duka cita ratap tangis kesedihan mereka menganggap perasaan sebagai diri, ia dikuasai oleh gagasan dengan perubahan vedana itu putus asa.

            Sanna dianggap sebagai diri, itu mengubah dirinya sankhara sebagai pembentuk diri ia hidup dikuasai oleh gagasan, dengan perubahan duka cita itu. Putus asa kesadaran sebagai diri ia hidup dikuasai oleh gagasan, tapi itu berubah juga duka cita sedih ratap tangis dll.

            Bagaimanakah menderita dalam jasmani, tapi tidka menderita dalam batin ia tidak menganggap panca skandha dalam diri, ia hidup tanpa dikuasai oleh gagasan tadi semua itu berubah dalam diri, tidak muncul duka cita. Ratapan sedih dengan cara itulah yang tidak membuat sedih dalam batin.

            Dengan ini kita lebih memahami, tidak menderita dalam batin terdengar mudah tapi sulit bukan mustahil, untuk dialami realitas sejati. Itu tanpa aku kita arahkan batin secara tekun untuk melakukan penyelidikan sebagai aku, sebagai milikku dengan kita lihat langsung realita fenomena itu, tidak dapat ditemukan diri / sehubungan fenomena itu batin yang sekedar sadar tidaklah cukup, ini harus penuh ketekunan delusi panca skandha hingga batin benar benar tahu secara langsung, maka anggapan itu berakhir dengan berakhir itu menganggap diri sebagai penderitaan maka batin tidak lagi menderita.

Komentar

Postingan Populer