KEBAHAGIAAN PERUMAH TANGGA BY BHANTE DHIRASARANO

 Pada hari ini, sebagai topik yang bisa dipahami & dipelajari seperti topik / judul diatas  yang terdapat dalam sutta, tidak jauh dialami kita yang perumah tangga mengingat kata kebahagiaan yang ditanya, setiap orang semua pasti ingin memiliki hidup yang bahagia juga harmonis, akan tetapi dalam perkembangan era digital sekarang. Apalagi dalam perkotaan semua inginkan apapun, dari hasil yang dikerjakan itu pekerjaan dengan persaingan lingkungan pekerjaan luar biasa, bahkan banyak yang tidak dapat kerja timbul frustasi kamu sudah dewasa, kapan punya pekerjaan apalagi dalam kondisi tiada pekerjaan ada gejala ketenangan batin, dari kondisi batin yang tertekan harapan & keinginan memperoleh kebahagiaan ada 4 hal yang dipersembahkan, hal pertama yang disampaikan apa kebahagiaan perumah tangga menginginkan harta kekayaan, dengan usaha penuh luar biasa.

Kebahagiaan memiliki kekayaan dari usaha yang benar, berjuang dengan penuh keyakinan cara yang sesuai, juga didukung banyak faktor. Banyak teman tidak pelit mampu pelihara hal yang diperoleh, kalau tidak ditabung melihat barang mewah mau beli lalu gimana cara mengumpulkan harta kekayaan, demi menunjang harta kekayaan dengan usaha yang benar juga timbul rasa puas dalam diri, kalau tiada rasa puas pasti akan kecil yang diperoleh kalau tidak muncul rasa puas, ia tidak menikmati apa yang dperoleh kumpulkan harta kekayaan itu yang bisa dipenuhi, termasuk kebutuhan primer & sekunder kebahagiaan yang dimiliki dengan cara menikmati, ketika sudah peroleh kekayaan bisa dinikmati dengan cara yang tepat 100% yang diperoleh, tanpa terselip ketidakbahagiaan.

Saya sudah kumpulkan harta kekayaan, hingga 7 turunan anak & istri tidak diberikan pendidikan karena ada pandangan 7 turunan, tidak akan habis. Tapi jika dilakukan oleh anak menghabiskan dengan pesta, 2 turunanpun belum sudah habis uangnya sudah banyak harta kekayaan ingin membeli makanan, tapi kadang hal yang timbul walau makanan mahal ada sumber penyakit seseorang tidak berpuas diri, dalam makanan kita harus puas diri dengan makanan sesuai kebutuhan, makanan yang mengandung kolestrol asam urat patut digunakan dengan cara yang tepat, dicukupi keinginan yang sesuai bukan keinginan yang tidak sesuai difungsikan buat hal bajik, demi kebahagiaan mendatang ini dapat dilakukan apalagi selesai masa vassa dapat lakukan hal bajik, berdana pada sangha itu adalah kesempatan masa 1 bulan ini waktu yang tepat, bisa memberikan pada sangha bukan hanya bhikkhu jadi manfaat yang besar termasuk seluruh bhikkhu, pada satu kesempatan melakukan dana menggunakan waktu yang tepat, kebahagiaan sebagai perumah tangga tidak memiliki hutang terkadang jadi beban pikiran kapan saya bisa kembalikan, hingga tiada batin yang menikmati pada kondisi itu.

Muncul khawatir apalagi hutangnya besar, untuk menemui orang itu kapan hutangnya dibayar orang itu merasa gelisah, hingga muncul tiada rasa bahagia. Tentu perlu berusaha dilakukan secara teliti, kebutuhan yang harus dipenuhi dibandingan keinginan karena keinginan lebih besar, apalagi kondisi ekonomi kurang maka penting sebenarnya ketika perumah tangga tiada hutang, tiada lagi yang dipikirkan orang yang dihutangi kebahagiaan seorang perumah tangga, tidak tercela baik perilaku pikian badan jasmani sesuai aturan etika masyarakat ada perilaku yang tidak pantas, ini sangat berkaitan dengan etika dalam perumah tangga yaitu pancasila buddhist, penting kita lakukan itu hal yang membentengi seperti kembangkan cinta kasih berbagi pada yang membutuhkan, berusaha memunculkan rasa puas terhadap pasangan, selalu bicara jujur juga selalu sadar juga tidak sampai dicela itu dari pancasila buddhist malu untuk berbuat buruk, rasa takut akibat perbuatan buruk ada beragam kasus bisa juga kembangkan nilai bajik, praktik meditasi melalu praktik itu bisa mengenali diri tidak sampai melakukan, karena hal buruk yang sering dilakukan bisa menguat.

Bisa juga hal buruk menjadi kebiasaan, melalui praktik meditasi bisa kembangkan cinta kasih kasih sayang, rasa ikut bahagia dengan keberhasilan orang lain juga keseimbangan batin, ini harus kondisikan diri kita untuk lebih baik. Orang lain termasuk Buddha beliau tidak bisa bantu kita, hanya berikan petanya saja jadi tinggal ikuti arah jika tidak mau mengikuti arah, itu bisa nyasar karena tidak tahu arah jadi orang lain tidak bisa bantu kita dalam melatih kualitas diri, Sang Buddha hanya bisa tunjukkan jalan setiap kebahagiaan yang disampaikan, ini juga usaha diri sendiri orang lain memberi makanan mewah tapi bukan selera, apa bisa menikmati tentu tidak maka bisa menikmati / tidak tergantung diri sendiri.

Komentar

Postingan Populer