PENDERITAAN ALAM SAMSARA BY CI LIDIANTI
Kita masih sangat lemah, batin ini kita lagi mau belajar kita butuh praktik & butuh melatih diri, kita mampu praktik ajaran yang murni. Kita semua menyadari kita masih memiliki tubuh yang berharga, kita sulit untuk peroleh tubuh manusia dengan tubuh manusia seseorang butuh untuk mencapai, karena tubuh manusia ini bisa menuju pencapaian tertinggi kita sudah memohon berkah pada buddha, sudah bangkitkan motivasi saya ingin pupuk ilmu sehingga apa yang dipelajari, bisa dibawa pada perenungan untuk mencapai kebuddhaan walau tidak bisa mencapai kebuddhaan, kita ingin bisa realisasikan ajaran supaya bisa diserap guru Atisha mengatakan hidup ini singkat, kita tidak tahu seberapa lama kita hidup yang seperti angsa, memisahkan susu dengan air hidup ini benar benar singkat kalau disia siakan akan tetap sia sia, banyak hal yang harus dipelajari ada dominan dalam ekonomi politik social masing masing dari kita bisa, tapi masih banyak yang kurang.
Disini kita tidak akan pernah selesai belajar, kecuali sudah menjadi buddha inilah mengapa kita harus abaikan yang tidak penting, kerja bisa lebih dari 12 jam waktu berjalan terus tidak akan bisa tunda, kondisi fisik tenaga kita juga terbatas. Lakukan yang paling penting dari pandangan duniawi, banyak keinginan tapi tidak mungkin kita tidak kerja butuh kerja uang itu untuk butuh bertahan hidup, apalagi ada tanggungan keluarga tetap kerja supaya sehat tiada artinya, berusaha memuaskan segala nafsu duniawi dengan mencukupi kebutuhan hidup akan banyak waktu, urusan duniawi kita lebih bermakna dengan motivasi diawalnya disini, motivasi kita cari nafkah untuk praktik & demi kebahagiaan semua makhluk kadang kita ingin berfikir, hasil yang lebih denga nada penghasilan lebih kita masih bisa dengan banyak berdana, bantu orang yang membutuhkan.
Kita juga bisa beri kebahagiaan pada makhluk lain, itu bisa lebih bermanfaat disini dikatakan kadang kita heran, ingin lebih dari hidup kita. Karena kita belum bebas masih terikat karma & kilesha, ini hakikat dari ketidakbebasan kalau sudah kita sadari terikat karma juga kilesha, makhluk lain sama seperti kita yang dikejar bahagia tidak mungkin ingin menderita semua ingin bahagia, tiada yang mau menderita lingkaran samsara tiada awal juga tiada ujungnya kita sudah ada banyak sekali, masa lampau yang berawal sudah banyak jadi orang tua kita, karena samsara tiada ujung hingga detik ini saya bisa lahir kondisi sekarang bukan karena saya tapi semua makhluk, jadi Rinpoche mengajak kita bangkitkan motivasi melatih diri mencapai kebuddhaan, untuk semua makhluk ajaran ini bukan hanya dengarkan kita praktikan sama saja, seperti dokter beri obat untuk dimakan kita tidak makan jadi tidak sembuh sembuh, jangan bayangkan samsara itu ada diluar tapi samsara ada dalam diri kita samsara adalah tubuh & batin yang kita miliki, ini merupakan karma & kilesha 5 skandha itu yang tercemar dari kilesha lautan samsara tiada berbatas, kita sudah pernah belajar samsara juga samsara luas, kita pelajari juga tapi tidak bangkitkan rasa takut.
Kita masih terhalang ketidaktahuan kita, tidak sadari hakikat penderitaan samsara bahkan masih menganggap itu bahagia, kita masih bahagia dari duniawi penderitaan sudah ada dibelakang, seperti contoh ada teman baik datang bahagia. Waktu itu teman harus pulang pada saat sore, penderitaan sudah antri dibelakang buddha muncul bangunkan kita dari mimpi samsara ini merupakan penderitaan, kalau ingin bebas kita harus dapatkan kebahagiaan sejati kalau sudah dapat bahagia sejati, itu aman kita tidak bisa rasakan panas dari api maka butuh api sama kalau tiada skandha tercemarnya, semuanya hilang jika kita tidak bangkitkan rasa jijik terhadap samsara, kita tidak mungkin lepas dari samsara saya sehat sehat saja tapi kok mudah lelah oh saya kena diabetes, saya joga pola makan butuh obat kita butuh perjuangan benar benar bisa meraih, kita bagaimana bisa bangkitkan rasa jijik itu akan sulit tapi jika sakit sadar nyata, kalau tiada bangkitkan rasa jijik itu mustahil bisa bebas bahkan penolakan samsara sulit kita hindari, kalau samsara kita tidak rasakan menderita ngapain disingkirkan tapi penolakn samsara ini yang paling penting, pemahaman atas hakikat samsara kalau tidak pahami dengan tepat kita akan habiskan waktu.
Kita tidak ingin ulang terus, yang tidak tepat seperti welas asih yang keliru kita sedih pada orang tidak perlu dikasihani, seperti kisah Jetsun Milarepa. Ada Peta Gankhi beliau sangat miskin, tiada harta benda setelah tahu Jetsun Milarepa ada dalam kesedihan saudaranya sungguh memalukan, kau diam disini ada banyak pembantu punya tutup kepala kau tiada apapun, pasti ada sesuatu yang salah dhamma yang kau praktikan itu keliru sangat memalukan kalau tidak lakukan apapun, kita seperti Peta Gankhi merasa kasihan lalu setelah diberikan kain, lalu apa yang dilakukan Jetsun Milarepa beliau menutupi bagian kecil juga terkejut astaga kau merusak kain, apa yang kau lakukan bukan pergi telanjang kemanapun kenapa Jetsun Milarepa memotong kain, beliau menunjukkan pada saudaranya apa yang perlu dimalukan apa yang tidak mesti malu.
Jadi Peta Gankhi tidak tahu, itulah welas asih yang keliru ketika mencapai pemahaman butuh meditasi analitis, kita sudah latih & bangkitkan kesadaran yang tepat tapi itu belum cukup, hal itu belum stabil. Kita masih butuh analisa sehingga bisa ditransformasikan secara terus menerus, bisa bangkitkan motivasi penderitaan tapi belum bisa bertahan lama seperti merinding, jadi penolakan samsara sangat butuh poin penting banyak sekali guru besar jelaskan penderitaan samsara, yang berbeda ada beragam bentuk jadi disni lalu masuk penderitaan samsara secara umum & khsuus, jadi penderitaan umum ada 6 penderitaan khusus, alam tinggi alam rendah kalau alam rendah dulu sudah dibahas penderitaan khusus dialam manusia, kalau asura & dewa sulit kita lihat.
Samsara itu tidak pasti, ada yang berkaitan dengan tubuh bisa berubah karena faktor umur terkait dengan siapa, yang menolong & menyakiti. Mengenai hal baik juga hubungan persahabatan bisa berubah, lalu ketidakpuasaan itu bisa hilang dengan rubah akar nafsu keinginan juga kemelekatan, sama dalam pembebasan ditangan kita seperti uang ingin lebih banyak lagi tiada berhenti, apakah ada rasa puas jika muncul rasa puas itu sangat baik tapi kita ingin lebih & lebih, kalau bisa puas dengan apa yang dimiliki sudah rasa cukup saya tidak ingin mengejar lagi, itu saatnya jadi orang kaya lalu cacat meninggalkan tubuh yang berulang baik sehat sakit tinggi tua muda, semua tidak mungkin bisa bertahan setelah dari alam atas bisa turun lagi ke alam paling bawah, walau sudah dapat tubuh brahma kita sudah gunakan tubuh yang tidak terhingga, hal ini kita bukan berkelanjutan bisa jatuh ke alam rendah bisa lahir sebagai dewa, lalu mati & lahir dalam kegelapan bahkan tidak bisa lihat tangan sendiri, itu sangat menyedihkan tiada objek yang belum kita dapatkan tapi kekayaan itu tidak bisa kita bawa.
Lalu berulang kali, kita tinggal dirumah dengan permata yang berharga kita sudah pernah rasakan itu, kita tidak peroleh apapun. Kalau lahir miskin lagi setelah menyentuh pinggul gadis surgawi, engkau merasakan lagi digiling lagi dengan penjaga neraka penderitaan yang hebat, walau meminum amerta umur panjang kita tetap meminum lelehan besi kita hidup dialam dewa, jatuh ke alam neraka kita duduk diatas tahta tapi disuruh duduk dilantai dengan penuh kotoran, itu menderita kita juga pernah jadi cakravatin akan tetapi tiada yang tersisa kesenangan hanya menaikan penderitaan, besok kita ngobrol lagi jadi ada keinginan bertemu lagi ya nanti, karena tidak memiliki kepuasaan itu jadi kita bisa lahir dialam rendah, itulah kerugian dialam samsara guru & pelindung yang berharga ada seorang Lama meminta instruksi terakhir, tidak peduli kekayaan materi kita akan kembali pada kondisi biasa dimasa lampau, kita sudah pernah jadi cakravatin akan tetapi tiada kekayaan saat itu yang bermanfaat.
Tiada perbedaan dialam neraka, pengalaman mereka sama sewaktu masuk dalam bardo semua kondisinya sama, tidak peduli segala jenis bentuk kelahiran yang tanpa awal saya tetap butuh ajaran, orang dulu belajar & renungkan. Bisa sampai jhana nah sekarang kita butuh upaya lebih besar, butuh konsentrasi lebih inilah letak perbedaan kita ada halangan yang sangat besar, kita butuh kebajikan yang besar agar bisa kita pahami juga bisa praktikan sewaktu saya santai, ada waktu saya bisa renungkan inilah yang harus direnungkan realisasi itu belum sampai, apapun kita butuh lebih banyak lagi supaya bisa tercapai kalau santai santai saja mana bisa tercapai, kita berputar terus menerus kita lahir & mati.
Tentu saja kematian sangat menyakitkan, kita pernah lihat & rasakan kematian itu bukan rasa senang, kita tidak laami sekali saja. Kita alami kematian yang tiada terbatas ketika serahkan tubuh kita, lalu meninggal misalkan tertabrak motor nafas hampir habis ada rasa sakit luar biasa, semua sakit nafas semakin berkurang apa ada rasa takut apa yang menyebabkan kematian itu menakutkan, jadi kita masih anggap diriku ini ya milikku kita bisa akan hilang & lenyap tiada sisa, membuat kita renungkan bahwa tubuh ini tidak bisa diandalkan kita harus alami, bahwa tubuh ini akan terus berulang ulang kematian itu dalam semua kehidupan lampau, kita sudah banyak meminum cairan tembaga kalau kita tidak bisa potong yah kita akan minum lebih banyak lagi, kita juga akan makan kotoran lagi jika lahir dialam bawah bisa lebih besar dari gunung meru, bahkan air samudra tidak bisa menampung kita menangis dimasa berikutnya, semoga semua berbahagia sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar