PENDERITAAN ALAM TINGGI BY KO SANDI TANU WIJAYA
Kita walau hidup serba online, lihat juga ke dalam batin kita tahu tapi buat senjata orang lain udah jangan marah marah, kita juga buat batin sendiri belum belajar banyak tapi itu masih kurang, dalam batin tahu. Tapi tidak lihat dalam batin sebelum mengakui kita harus tahu itu benar / salah, fase sebelum kita mengetahui kita mesti belajar sudah direnungkan meditasi kita sudah ada “modal”, untuk refleksikan apakah kita sudah lakukan upaya apakah hanya sebatas pengetahuan, itu kita tahu itu benar tapi ada yang lebih kita lakukan apakah sudah dilakukan, perlu kita cek lagi dengan pemikiran bahwa kita lihat lagi batin kita udah tahu penderitaan khusus samsara, berpisah dengan yang dicintai tapi masih mencintai pacar saham akuilah pada diri sendiri, sekarang kita sampai mana kalau masih belum sinkron tidak apa apa kita sudah tahu, lalu kita harus ngapain sekedar tahu / mau rubah goalnya jauh tapi kalau kita tidak melangkah tujuannya tetap jauh.
Apa mau dilihat / merangkak bertahap, kita sudah tahu ada modal dengan modal ini kita refleksikan ke batin kita, sudah tahu sampai mana. Tapi kita harus pergi ke tujuan itu mulai banyak renung & meditasi lagi, kita ada komunitas yang baik jalannya belok / berhenti ayo jalan lagi, dengan jalan yang kita tahu mau lakukan sesuatu agar tidak terdistraksi agar sesi yang kita lakukan agar bisa nempel dibatin, hidup ini kayaknya enak enak saja “nyaman” disamsara tapi Buddha & Guru Besar, walau beri kenyamanan itu bukan kenyamanan juga bahagia yang kita cari, kadar itu bisa turun tahta / tempat yang nyaman tetap saja menderita coba kita bayangkan, asura / dewa kita berandai andai 3 alam rendah tidak menyenangkan manusia ada bahagia & menderita.
Asura bukan makhluk sembarang, mereka pintar kaya sakti tapi masih tidak bahagia saya mau jadi dewa, itu tidak salah. Tapi apakah asura / dewa yang perlu bisa memenuhi tujuan semua makhluk, cuman 2 tidak mau menderita bahagia yang sejati tanpa terkecuali semua ingin bahagia, tidak mau menderita termasuk diri kita ke dalam semua makhluk kita juga termasuk semua makhluk, apakah jadi dewa / asura masih bisa memenuhi aspirasi kalau kita lahir diasura, mengalami penderitaan yang besar mereka cerdas tapi tidak bisa melihat kebenaran mereka kaya, tapi iri dengan dewa misalnya ada apartemen mewah saya bisa sewa 1 kamar bukan studio, dari 80 lantai bisa nyewa dilantai 79 ada dapur ruang tamu.
Tapi dilantai 80, ada yang nyewa satu lantai wah lebih kaya dong dari kita mereka pesta wah ini orang pamer akan kaya & bahagia, awalnya iri. Jadi benci kemakmuran orang atas ganggu banget, kekayaan mereka kok tidak abis abis sebenarnya asura kaya makmur tapi iri terhadap dewa, walau jauh dari alam dewa tapi seolah olah dibawah lantai bangunan pernah ada lihat roda samsara, ada 6 alam termasuk dewa & asura walau penggambaran yang mirip disuatu gambar, ada pohon besar naik ke atas buahnya sangat rendah itu yang makan buah itu para dewa.
Alam asura & dewa, ada sebuah pohon itu dialam dewa buahnya dinikmati pohon ada diasura tapi yang nikmati alam dewa, terutama iri hati yang sangat besar sekali. Hingga benci pada dewa, asura tidak sekuat dewa mereka sakti & pintar ada nectar umur panjang dialam dewa ada cemburu & iri hati, ibarat trading saham untung 5% tapi lihat teman yang beli saham diwaktu bersamaan 20% untung, tapi si sandi iri walau untung tapi melihat orang lain untung besar iri, asura bukan miskin tapi ada kekayaan melihat dewa yang jauh dari mereka itu iri mereka mengatakan perang pada dewa, membelah 2 dewa itu tapi kalau dewa bisa ada senjata terkena bagian vital itu bisa meninggal, tapi dewa punya senjata yang terkena organ vital itu bisa mati mudah kalah tidak sepadan.
Sangat mungkin kalah, kita bayangkan sebagai asura samsara itu penderitaan kita semua kita iri perang, tidak sepadan bisa kalah. Ngapain perang kalau kita perang ketemu senjata mati bukan cuman sekali, memendam terus perang kalah lagi iri terus tidak kalah kita jadi manusia takut bala tentara perang 2 lawan, itu bisa tidak menang gimana dengan alam asura sudah pasti kalah, tapi ujungnya perang lagi tidak perang pun bisa sedih juga walau asura cerdas tidak bisa lihat / capai realisasi langsung sampai tingkat arahat, makmur pintar tidak kaya banget, karena nanggung ini apakah bisa memenuhi tujuan biar tidak nanggung jadi dewa aja banyak level, juga kita buat banyak kebajikan untuk jadi dewa lalu jadi kita lanjut lagi tapi itu tidak mungkin semua posisinya sama.
Komentar
Posting Komentar