Q&A BY BHANTE CITTAKUSALO
Kalau balas buat karma buruk, harus tahan diri saat emosi ketika kita dikalahkan itu kita tahan diri, juga bersabar itu cara lenyapkan kesal itu. Penyesalan itu harus dilenyapkan berusaha supaya lain waktu tidak diulang lagi dikemudian hari, penyesalan itu merupakan rintangan batin, jangan diulangi lagi perbuatan yang membuat penyesalan jangan diulang lagi merasa bersalah kalau dipikirkan, dapat merusak batin kita saya sudah buat kekesalan juga dibawa kepikiran padahal tidak perlu sampai pikiran, saya bertekad agar tidak terjadi lagi kalau suka meditasi, penyesalan muncul itu jadi kurang pas malas niat buruk itu merupakan rintangan batin, penyesalan itu harus dilenyapkan juga teman yang disakiti ikut kesal jadi sebenarnya tidak ikut kesal, memang bagus ada solidaritas tinggi teman disakiti ikut kesal.
Ia merasa kesal duluan, tanya dulu teman kita kesal beri nasihat dengan 5 tips tadi kalau ia tidak kesal, kenapa ikut kesal. Kalau ada kesal kita bisa hindari kesal itu jangan dipikirkan masa lalu biarlah berlalu, tidak perlu dipikirkan tidak perlu sesali masa yang telah berlalu lihat saat ini, kalau ingin lenyapkan penyesalan itu tidak diulangi lagi penyesalan itu tidak bawa manfaat, itu suatu contoh kalau hal tidak baik jangan diulangi lagi yang penting saat ini harus diperhatikan, pasti ada sebab segala sesuatu sampai buat kesal mengapa berbuat itu asal mulanya, gimana kita harus perbaiki diri seperti memperinci lagi gimana cara selesaikan masalah itu sendiri, kalau terus buat kesal harus ada rasa kasihan pada dirinya yang penting saya tetap beri kasih sayang pada dirinya.
Tidak pelru kita lawan kebencian, tiada pernah berakhir dengan dibalas kebencian lawan cinta kasih, lama lama ia akan luluh. Kita harus lihat lagi konsep sejahat jahatnya orang pasti ada rasa kasihan, sungguh sulit lahir sebagai manusia kita bisa lahir sebagai manusia ada moralitas yang baik, sejahat jahatnya orang tua ketika anak meninggal pasti menangis nah sekarang tergantung lingkungan & ajaran, kebencian tidak dibalas dengan kebencian tapi dibalas dengan kebaikan, motor itu semaunya aja gimana cara kita hadapi pengendara melanggar rambu harus sabar, tidak ada salah sampai serempet tidak perlu timbulkan amarah dalam bahasa mobil, ada klakson itu kesal kurang ajar ini ada apa sih keributan terjadi karena klakson, itu sopan santun lalu lintas hati hati klakson bisa ribut kalau ada yang berbuat, itu harus bersabar & mengalah.
Hal itu sepele, kita harus sabar tidak ngerti rambu lalin lebih ke sabar saja dapat renungkan harus bawa kendaraan dengan berhati hati, memiliki perhatian dalam perjalanan tidak perlu marah, takut terjadi keributan. Hal sepele bisa jadi besar ini sangat susah manusia masih ada rasa egois, ngapain juga bersabar saya harus lawan itu egois lawan dengan lima hal tadi ini juga bisa dilihat, oh karma buruk saya sedang berbuah itu harus kita terima dengan senang hati menerima pukulan & ucapan tidak baik, karma buruk sudah berbuah kita harus berterima kasih, saya harus bersabar saya tidak akan buat karma buruk yang baru kalau terima ucapan buruk, itu harusnya terima kasih karena telah berbuah semakin banyak ucapan juga perbuatan tidak baik kita harus senang hati.
Hal itu tidak terlalu menyakitkan, berarti karma buruk telah berbuah tidak balas benci dengan benci karena tiada akhir, kalau terima perbuatan tidak menyenangkan berarti karma buruk telah berbuah, terima itu sebagai karma kita. Kita juga harus terima dengan hal yang tidak pas kebodohan batin, akar yang paling bahaya dalam jalan mulia itu pertama pandangan benar sulit dilenyapkan, kebodohan batin seperti dalam alam samsara tidak dapat melihat secara jelas, kebencian cepat datang juga hilang kebodohan batin itu bisa jalankan 8 jalan benar / 8 jalan mulia, karena kebodohan batin itu lahir tua sakit mati dari ketidaktahuan.
Jalankan pandangan benar, sungguh bahagia mengenal ajaran Sang Buddha telah berikan jalan untuk lenyapkan kebodohan kebencian, juga ketidaktahuan. Tapi ketidaktahuan sulit dicabut mengajarkan dhamma, pelan pelan dulu kalau ada fanatik pelan pelan beritahu kita juga dapat tunjukkan dengan praktik, perbuatan sehari hari pada orang tua kita harus melayani & menghormati orang tua, beliau sebagai brahma orang tua sebagai dewa & guru pertama, beliau layak menerima pemberian memperlihatkan tingkah laku sehari hari dengan jalankan sila / moralitas, dengan jalankan sila orang tua bisa melihat ia berbakti pada saya ada rasa terima kasih pada orang tua, juga leluhur sedikit demi sedikit mengajarkan orang tua kita.
Komentar
Posting Komentar