ASAL MULA PENDERITAAN BY CI SISKAWATI SUPARMIN 10-4-22
Kita semua memiliki 8 kebebasan & 10 keberuntungan, kita bisa mencapai semua tubuh kita juga bisa meninggal, ntah lahir lagi dimana setelah ini. Apa bisa ketemu ajaran buddha / tidak, kita tetap masih dalam samsara kita semua akan alami sakit / kematian ada rasa tidak enak didalam samsara, kita dipaksa untuk lahir lagi bagaimana supaya kita bisa bebas beliau mengajarkan ini, setelah mencapai pencerahan 4 kebenaran ariya kemarin minggu minggu lalu, awal mula dukkha kondisi sehari hari pun itu juga sama kalau kita tidak menderita ia tidak mau minum obat, saya tidak merasa sakit.
Selain belajar kita juga tahu ada penderitaan itu sendiri, lalu berfikir lagi kenapa kita semua harus menderita, apa itu asal mula dukkha. Ini awalnya karma & kilesha sebab utama lalu akibatnya penderitaan, itu karena tidak semua karma itu penderitaan karma para buddha juga sudah tercerahkan, itu tidak tercemar lagi karmanya asal mula adalah penderitaan sejati namun karma & kilesha itu, disebabkan dari sebelum karma yang berbuah sekarang saat ini kita memiliki kilesha sebelumnya, karma & kilesha bisa membuat akibatnya lagi karena bawa jejak karma itu.
Akibat yang matang sepenuhnya, akibat yang berasal dari lingkungan itu bukan berasa dari kilesha, ini juga ada 4 karakteristik sifat. Memegang & mencengkram terus menerus lahir lagi, karena ada memegang & mencengkram mereka adalah sebab karena akar yang memberi jejak kelahiran kembali.
Mereka adalah asal mula, mereka membuat kelahiran baru yang berkelanjutan mereka adalah produsen yang kuat, mereka sebagai pendukung yang kuat. Merujuk pada fakta kehidupan terus menerus, melihat banyak variasi kehidupan sebab itu mampu menghasilkan kehidupan terus memang bisa lahir lagi, karena itu karma pelempar karena kilesha juga yang matang sepenuhnya.
Kalau tiada kilesha tidak bisa lahir lagi, 4 karakteristik pandangan salah kita tidak memiliki sebab, kalau kita menderita tiada sebabnya. Tidak percaya reinkarnasi itu bisa bahaya padahal ada karma & kilesha, sebelumnya kehidupan ini tidak saling berkaitan mereka tidak percaya reinkarnasi.
Sebab itu tidak mungkin juga abadi, karena sebab itu tidak kekal seperti halnya bunga harus ada bibit tanahnya, harus subur harus diberi air sinar matahari. Bisa jadi bunga semua dihasilkan dari kondisi, juga sebab menganggap semacam jiwa yang kekal ada aku yang kekal bentuk kehidupan sekarang & berikutnya, ada kondisi yang berubah ada sifat yang berbeda beda, ada sang pencipta karena adanya karma & kilesha ketika seseorang mengatakan dirinya buddhist, kita tidak secara sadar punya jejak batin kita walaupun kita tidak menganutnya misalkan lagi ditimpa musibah, kita tidak ingat hukum karma itu kalau ingat pasti ada karma & kilesha, sebelumnya kita tidak merasa kecewa dengan yang kita alami kita tahu mungkin dulu pernah lakukan ini & itu.
Kita kalau sakit, itu juga bisa disebabkan oleh makhluk halus kalau sakit kita menyalahkan covid dari orang lain, kalau tidak punya karma. Tidak mungkin sakit kita bisa sakit karena ada karmnya, kita sering merasa jengkel karena ada karmanya kit asering merasa jengkel karena sumber masalah itu orang lain.
Namun sebabnya dari kita juga,itu sebabnya tidak bersesuaian karena memiliki karma kita juga, kalau kita tidak ada karma untuk celaka. Kita tiada yang bisa dapatkan buddhist itu merupakan diri sendiri, saya buat kebajikan kok malah dapat hal yang buruk itu pandangan salah kalau tanam benih putih, masa tumbuhnya hitam kitakan sudah hidup dari waktu yang tidak bermula karma kilesha itu bisa melintas dalam kehidupan sehari hari.
Kita tidak tahu, apa yang dilakukan karma & kilesha sebelumnya akibat dapat ditentukan oleh kerja keras, itu memainkan peran itu. Bukan sebuah kerja keras kalau kerja keras bisa kaya, itu sebenarnya memiliki hidup makmur walau sedikit usaha bukan karena kerja keras itu karena ada karma baik, tetap harus ada usaha itu butuh kondisi juga supaya bisa mematangkan karma bajik kita, harus buat karma bajik juga tanam dulu bibitnya ada sebab & akibatnya, contoh yang nyata buat kebajikan lebih banyak lagi itu ada bibit kebajikan sebelumnya karena ada sebab & akibat supaya tidak timbul kilesha.
Kita pelan pelan bisa redam, ini akibat dari karma & kilesha saya ada satu tangkai padi membuat ceramah 12 mata rantai, dalam sutta 12 mata rantai & 4 kebenaran ariya dengan cara berbeda; tapi gimana cara hentikan dulu.
Kalau mau mengatasi itu, konsentrasi pada sebab jika kita tidak ingin menderita maka harus hancurkan sebab dukkha, walau ada karma tanpa kilesha. Tidak akan tercemar karma terlahir lagi dialam samsara, beanr benar yang menghasilkan karma pelempar itu kilesha,
Jadi diantara karma tercemar, faktor kilesha yang membuat lebih cepat tidak akan bisa habis karma itu, karena kilesha yang mencengkram diri. Selama kita pertahankan kilesha tidak mungkin hilang, kita bisa redam walau ada kilesha akar itu akan tetap muncul lagi seperti sebuah pohon.
Kalau potong batang / cabang saja, pohon itu masih bisa tumbuhkan lagi itu harus dicabut ke akarnya, ketidaktahuan agar sanggup memotong akar karma disamsara kita harus bangkitkan rasa jijik pada samsara, kita harus melihat lagi & membangkitkan lagi kerugian disamsara, baru kita cari sebab & lenyapkan samsara itu sendiri. Bagaimana kita bisa lahir lagi itu lihat kileshanya, muncul lau setelah mati kita bisa lahir lagi harus tahu dulu kilesha itu apa jadi kalau mau melawan musuh, kita harus identifikasi dulu.
Kilesha ada 2 fungsi, misalkan kilesha amarah muncul itu mengganggu kedamaian batin hilang, itu dialami oleh kita semua padahal baik baik saja. Lalu ada timbul cemburu kilesha itu muncul, jadi semua sifat dalam batin netral tapi bisa diwarnai faktor mental yang muncul hakikat batin itu, ibarat rumah kilesha itu sebagai tamu lalu seperti tamu tetap mereka itu hanya tetap pengunjung.
Ada kebajikan & kilesha, kalau kebajikan itu bisa diandalkan & dipercaya bisa dikembangkan & disempurnakan, kilesha tidak akan bisa dibuat sempurna objek kebajikan muncul secara tepat, kilesha itu bisa dipisahkan dalam batin. Jadi kita sudah tahu kielsha muncul hilang kedamaian batin, ada beberapa contoh juga ada 6 kilesha akar pandangan salah ada 5 kemarahan, kita bisa saja marah pada seseorang ketika sangat marah pada seseorang.
Sesuatu sangat jelek, sifat itu bisa wajahnya buruk kita hanya melihat rasa marah kalau memang seperti itu, berarti semua sama padahal tidak seperti itu amarah bisa menghancurkan kebajikan kita, selama 100 kalpa bisa hancurkan oleh amarah. Santi deva juga berkata 100 kalpa bisa dihancurkan oleh amarah, poin ini penting diamati & tidak boleh dianggap remeh kita tidak pernah tahu, siapa bodhisattva itu bisa ada beragam bentuk yang matang.
Jadi kita harus hati hati, diantara 4 aktivitas putih kita menganggap semua makhluk sebagai bodhisattva, kita harus hati hati bisa hancurkan 1000 kalpa. Kesombongan juga kilesha akar yang lain, muncul desktruktif kita juga tidak boleh sombong dalam mendengarkan ajaran.
Setelah masa buddha, para dewa itu membuat cahaya buddha memiliki cahaya lebih tinggi buddha membuat cahaya yang lebih besar, jika sombong kita tidak bisa mendengarkan ajaran karena ajaran itu, seperti air mengalir dari atas sampai ke bawah. Kemelekatan bisa terdistorsi pandangannya jadi melekat, misalkan melekat sama pacar menganggap dia paling cantik & cakep, tapi tidak seperti itu ada secara yang berbeda beda ketika munculnya menarik itu tidak masalah, tapi jika inginmemiliki tidak ingin terpisah itu sudah kemelekatan.
Karena kilesha kemelekatan yang bisa lahir, dialam bardo misalkan sudah ada tubuh seperti ini secara bawaan, ada rasa takut kehilangan diri kita & tubuh kita. Maka akan lahir lagi jika seorang ariya, itu langsung sadari kemelekatan ibarat noda minyak harus digosok dengan kuat karena sudah ada dari dulu, padahal ia tidak selalu ada jadi ibarat keluarga ketidaktahuan pandangan bermakna tidak tahu, itu berasal dari kilesha keraguan sifat ketidakpastian.
Komentar
Posting Komentar