RANGKUMAN DARI AWAL BY KO SURI 19-6-22

             Tiap hari, kita bisa menghargai tubuh manusia kesempatan itu selalu ada dengan 8 kebebasan & 10 keberuntungan ini, kita lahir dengan tubuh fisik yang baik. Tidak lahir tanpa dhamma kita ketemu guru, segala keberuntungan kebebasan ini tujuan kita mencapai sesuatu yang berarti dalam kehidupan kita, apakah karir kesejahteraan apakah bisa dirasakan pada kehidupan ini saja, tentu kita berharap lebih lagi pada kehidupan kehidupan mendatang.

            Lebih bermanfaat lagi, memiliki kebebasan itu yang perlu kita ketahui walau tubuh manusia ini berharga, tubuh manusia ini tidak akan bertahan lama. Jika sudah selesai waktunya tubuh manusia ini akan ditinggalkan, ada waktu yang berbeda bayi baru lahir beberapa detik meninggal, sudah ada range waktu tapi kita tidak tahu berapa waktu usia bertahan kita tidak tahu terjadi apa kedepannya, lalu apa yang harus kita lakukan apa yang akan terjadi dengan tubuh kita, itu akan menuju lebih baik lalu apa yang harus saya lakukan dengan kualitas yang benar benar baik, jika masih dikuasai kilesha tidak mungkin kita dipaksa warna yang didominasi bagaimana, walaupun kondisinya tidak diduga.

            Bisa lahir dinegara berperang, dengan kondisi yang tidak baik ketika lahir dialam manapun kita bisa menghibur diri sendiri, lahir jadi binatang enak. Tapi tidak memiliki kecerdasan pemahaman dhamma, tidak ada kesempatan akan menghabiskan batin kita semakin melemah kalau dibinatang, hanya makan tidur buang kotoran tiada kesempatan praktik dhamma, bisa membantu sedikit kebaikan itu kecil.

            Kesempatan merubah batin, itu tidak ada maka kita memiliki kesempatan dhamma tidak ada dialam binatang, kita jangan berfikir ingin lahir dialam binatang sehingga kilesha itu kita bisa tangani, dengan melihat seperti itu. Kita bisa lahir dengan kondisi tidak bajik dengan melihat kekurangan kita punya, kemungkinan yang besar harus cari cara kita buat melatih batin kita menjadi bajik.

            Lebih diarahkan, sesuai jalan yang bajik merubah segala hidup kita bisa membuat gantungan supaya tidak jatuh kebawah, menggantung dengan benar benar kuat. Beliau sudah bebas kita bisa beri kepercayaan, tidak akan jatuh lagi sebenarnya sebelum kita mengenal dhamma kita melakukan sembahyang kepada dewa, tidak memiliki metode yang benar mereka mempercayakan hidup mereka, pada dewa dewa juga tidak terlepas dari alam samsara dewa indra tidak lepas dari karma, masyarakat sekarang ini kita berdoa pada dewa itu jika mengalami penderitaan, tidak praktik dhamma padahal kita sedikit tahu kita berbagi pengetahuan tidak mau menolak memiliki tubuh manusia.

            Hanya pada kehidupan ini saja, bahkan praktik hal bajik saja masih banyak kilesha sudah mempelajari, tidak bisa praktik dengan baik. Karena dikuasai kilesha pada triratna kita berlindung memohon pertolongan pada dewa tidak masalah, sama seperti kita meminta tolong pada yang lebih tinggi, tidak tepat kalau berlindung pada dewa tapi pada triratna tubuh buddha kualitas bajiknya sangat besar.

            Buddha itu hadir, tubuh ucapan & pikiran buddha hadir ketika kita sudah mengambil perlindungan kita diberikan sila, jadi batin ini bisa berjalan sesuai instruksi supaya tidak lewat batas, batin kita diibaratkan kuda liar. Sebentar mau makan ini sebentar mau makan itu jadi sila itu pagar pelan pelan bisa, sesuai instruksi jadi hasilnya menjadi lebih baik setiap instruksi dalam lamrim ada tujuan.

            Tubuh manusia yang berharga, kematian alam rendah untuk pengendalian diri menghimpun kebajikan, jika kita berbicara sila berkaitan dengan karma. 2 hal yang pasti berkembang pesat, tidak akan mengalami karma yang tidak kita perbuat tidak pernah meleset pasti sesuai tujuan, saat melakukan karma saja pemahaman karma & tujuan berlindung mengikuti instruksi yang benar, dikehidupan mendatang pasti tidak akan jatuh dialam rendah kehidupan mendatang bukan jawaban yang memuaskan, kilesha kita belum dibersihkan selalu ada kemungkinan buat karma tidak bajik, tapi minimal kita memiliki itu dulu supaya memiliki kehidupan yang baik.

            Kehidupan yang baik, meski kita lahir dikeluarga kaya tidak ada kondisi yang baik tidak praktik dhamma, minimal secara fisik baik. Jadi kehidupan mendatang sangat baik perbaiki karma kita, bagaimana kita praktik dhamma itu membuat fokus untuk jalan menuju pembebasan dengan pandangan yang luas, eksistensi ala mini selalu naik turun.

            Selama kita memiliki potensi berputar disamsara, kebahagiaan itu ada dikehidupan mendatang belum tentu ada jaminan, maka gagal praktik dhamma. Tiada jaminan kehidupan mendatang baik saja, tidak mendukung tapi bukan tidak bermanfaat dalam batin kita memiliki tanggung jawab, perbaiki motivasi kita untuk praktik kalau motivasi menengah bagaimana kehidupan disamsara.

            Bagaimana kita bisa hadir, saat ini dialam ini juga tidak bahagia bahagia amat kalau benar kebahagiaan tidak berkurang, kalau dialam manusia ini bukan kebahagiaan sejati oh ini teman kita, tapi kita bisa jadi musuh. Jadi itu hanya kamuflase kita salah mempersepsikan itu karena kilesha ketidaktahuan kita, sampai tidak mampu melihat kondisi itu kita sudah familiar dengan kilesha, kita melihat secara spontan semua berdiri sendiri ia memang eksis dari sana, kalau merenung renung yang eksis itu apa dari mana siapa yang benar benar eksis padahal itu fenomena, yang slaing berhubungan hanya komponen sudah familiar dengan eksistensi.

            Barang itu milikku, merasa sedih jika rusak jadi seperti itu kita sudah cenderung harus mendorong diri kita, samsara itu harus terbebaskan dari siklus itu. Mengalami penderitaan kita bisa membangkitkan rasa, perenungan disamsara tiada yang pasti tidak memiliki teman sejati kelahiran, penuaan usia tua bayi dari kecil tahu tahu sudah dewasa diri kita sakit gimana rasa sakit, kita melihat fenomena fenomena yang ada orang meninggal juga kita sudah melihatnya.

Komentar

Postingan Populer