6 BARIS PENGALAMAN & EGO BATIN
6 pp baris baris pengalaman tidak ada yang
salah dengan keinginan & kesenangan yang terus menerus batin kita mesti
siap kalau misakan kita melekat karena, sifatnya tidak kekal fenomena jika
berubah menjadi tidak senang. Kita dikendalikan oleh tubuh jasmani kita mudah
terdikstrasi, contoh tiba tiba ac mati kita langsung tidak nyaman batin kita
maunya nyaman terus. Apa sih yang dapat membuat kita sensitif? Di balik
sensitif itu terdapat ego, kita yang bermain terhadap dari nyaman menjadi tidak
aman. Tembok ini keras dengan kita lempar bola dan akan memantulkan ke kita
lagi dengan keras / sama, jika busa lunak dalam tembok itu pasti kekuatannya
akan turun.
Sebenarnya ini adalah batin kita bagaimana
membuat spritiual kita meningkat, terus batin mana dan bagaimana kita
kembangkan batin kita untuk dikembangkan, kita mesti ukur dengan bagaimana perkembangan
batin kita? Masing masing yang mesti diukur untuk meningkatkan kualitas
spriritual, harus melatih batin kita. Marah itu berasal dari dalam batin kita,
sebenarnya datang dari kita sendiri sebetulnya ada dibatin.
Mana yang direnungkan batin kita, bagaimana
batin kita yang tidak bisa diterima? Kita terkadang tidak terima statement
buruk ke kita, apakah menolak / menerima dengan terima perkataan buruk? Berarti
jika anda marah anda tidak kenal, dengan batin kita. Kita tidak juga menyadari,
batin kita bagaimana mau dikenal batin negatif / dominan? Cenderung kita
menolak mengapa tidak maju karena spiritual itu karena kita tidak menerima.
Semua kilesha mengenai aku terus itulah sumber
kilesha, ini dengan mesti dikikis kilesha kita sendiri. Kilesha pelit kenapa
kita tidak pula menyumbang banyak pendapat kita untuk mementingkan diri
sendiri, tapi para boddhisatta mengembangkan kebaikan untuk semua makhluk. Jika
rela berkoban terus berarti akunya sudah tidak ada, kilesha menjadi sumber
utama kita, bagaimana kita memiliki cara yang harus kita kuranginnya kita harus
perlahan mengurangi aku.
Kilesha : kekotoran batin, bentuk bentuk
pikiran negatif ngiri jadi tidak bahagia.Keyakinan itu adalah jembatan yang mengantarkan
ke tujuan kita, kalau kita tidak yakin kita tidak akan sampai. Kalau tidak ragu
pasti kita bisa, persembahan kepada Buddha, namun rasa respect kita yang
dilihat pada saat membuat persembahan kepada Buddha. Hati kita yang menentukan
kita dalam membentuk persembahan kepada Buddha maka maknanya lebih besar.
6 pp baris baris pengalaman tidak ada yang
salah dengan keinginan & kesenangan yang terus menerus batin kita mesti
siap kalau misakan kita melekat karena, sifatnya tidak kekal fenomena jika
berubah menjadi tidak senang. Kita dikendalikan oleh tubuh jasmani kita mudah
terdikstrasi, contoh tiba tiba ac mati kita langsung tidak nyaman batin kita
maunya nyaman terus.
Apa sih yang dapat membuat kita sensitif? Di balik sensitif itu terdapat
ego, kita yang bermain terhadap dari nyaman menjadi tidak aman. Tembok ini
keras dengan kita lempar bola dan akan memantulkan ke kita lagi dengan keras /
sama, jika busa lunak dalam tembok itu pasti kekuatannya akan turun. Sebenarnya
ini adalah batin kita bagaimana membuat spritiual kita meningkat, terus batin
mana dan bagaimana kita kembangkan batin kita untuk dikembangkan, kita mesti
ukur dengan bagaimana perkembangan batin kita? Masing masing yang mesti diukur
untuk meningkatkan kualitas spriritual, harus melatih batin kita.
Marah itu berasal dari dalam batin kita,
sebenarnya datang dari kita sendiri sebetulnya ada dibatin.Mana yang
direnungkan batin kita, bagaimana batin kita yang tidak bisa diterima? Kita
terkadang tidak terima statement buruk ke kita, apakah menolak / menerima
dengan terima perkataan buruk? Berarti jika anda marah anda tidak kenal, dengan
batin kita. Kita tidak juga menyadari, batin kita bagaimana mau dikenal batin negatif
/ dominan? Cenderung kita menolak mengapa tidak maju karena spiritual itu
karena kita tidak menerima.
Semua kilesha mengenai aku terus itulah sumber
kilesha, ini dengan mesti dikikis kilesha kita sendiri. Kilesha pelit kenapa
kita tidak pula menyumbang banyak pendapat kita untuk mementingkan diri
sendiri, tapi para boddhisatta mengembangkan kebaikan untuk semua makhluk. Jika
rela berkoban terus berarti akunya sudah tidak ada, kilesha menjadi sumber
utama kita, bagaimana kita memiliki cara yang harus kita kuranginnya kita harus
perlahan mengurangi aku. Kilesha : kekotoran batin, bentuk bentuk pikiran
negatif ngiri jadi tidak bahagia.
Keyakinan itu adalah jembatan yang mengantarkan
ke tujuan kita, kalau kita tidak yakin kita tidak akan sampai. Kalau tidak ragu
pasti kita bisa, persembahan kepada Buddha, namun rasa respect kita yang
dilihat pada saat membuat persembahan kepada Buddha. Hati kita yang menentukan
kita dalam membentuk persembahan kepada Buddha maka maknanya lebih besar.
Tunjukkan dengan hati yang baik serta respect
hati kita ; lewat persembahan yang dibuat cara kita memberi kita harus tulus
tanpa ego walaupun ada ego energinya Buddha yang positif akan mengeliminasi ego
kita. Rasa respect kita tidak ada ego lagi, jika kita memberikan kepada objek
yang level tinggi bisa mengeliminasi ego kita. Suatu objek kan bisa membuat kita
respect terhadap Buddha kita bisa membuat ego kita turun, ada suatu aksi dengan
baik objek tersebut akan memantulkan kembali.
Jika banyak sekali objek kepada Buddha pasti akan
sama, jika kita melakukan tak hingga maka objek tersebut bisa membangkitkan /
memantulkan energi positif yang lebih tinggi ke kita. Karena tak hingga
banyaknya maka akan mendapatkan objek yang baik ke kita. Energi kekuatan kita
bisa memantulkan energi potisif, jika kita memberi objek kita yang lebih tinggi
bisa memberi dengan sopan. Jika kita bisa memberikan objek kita, yang bisa
baik.
Jangan memisahkan Duniawi dengan Dhamma jadi
kita tidak boleh membuat perumpamaan air dengan minyak tetapi harusnya menjadi
sabun sebenarnya bisa bersatu Duniawi dengan Dhamma jadi melarutkan sabun dengan
air, spiritual itu bisa sejalan kita tidak harus pergi ke gunung itu bukan
meninggalkan duniawi tapi lebih melihat sudut pandangnya ke kita bagaimana bisa
membuang rasa pengen memiliki kita? Yah kita, harus bisa membuang dengan cara
melawan ego kita / dengan kata lain kita tidak mencengkram.
Jangan melekat dengan makanan enak, ruangan
berac , dll, bukan menolak membuat batin kita terbebas dari
duniawi.Meningkatkan cara berpikir kita harus merenungkan semua perbedaan kita,
harus disatukan. Bagaimana cara kita harus bisa mempersatukan duniawi dan rohani,
cara berpikir / cara pandang kita yang harus menyertakana duniawi dan rohani.
Seluruh tahun kita harus bisa merubah, mindset / sudut pandang bisa melihat
eksistensi kehidupan kita. Tergantung dengan memahami pikiran kita, tidak salah
dengan itu semua.
Bagaiamana cara berpikir kita mengejar karir
kita harus balance memaksimalkan finance / pendukung uang, dll. Jan – Des ’17 ini
harus bisa merubah praktik dhamma kita. Kita hidup dengan kualitas dhamma kita,
jadi kita ingin memiliki karma, yang bisa menjadi mendukung bisa bertemu dan
belajar lagi dan lebih maju, harus ke tahap berikutnya. Kita harus meneruskan
apa yang kita capai dengan melanjutkan lagi. Kita harus paham dengan pikiran /
batin kita itu harus di renungkan, dengan baik kita harus melihat bagaimana
dengan topik kematian itu harus bisa melihat dengan baik / memahami waktu
kematian dengan memeditasikan kembali.
Semua penolakan yang timbul batin kita yang
menolak, kenapa kita merenungkan lagi akhirnya batin bisa menerima nah itu kita
bisa terealisasi, kehidupan rapuh tapi kematian pasti tapi batin belum bisa
menerima.Kita harus mengalahkan batin kita ; apa yang jamin kita bisa tidak meninggal
? kita harus meernungkan dengan pikiran dan batin, spontan kita bisa meningat
kematian, indikator bisa dengan spontan terhadap 1 topik, mati bisa muncul
setiap saat itu sudah realisasi di kamma. Realisasi dengan dibangkitkan kembali
bisa turun kembali, jadi kita harus benar benar membangkitkan dengan spontan kita.
Bisa bagaimana kita harus mempersembahkan dengan baik terhadap Buddha,
agar tidak jika kita air bisa menguap itu bisa mengurangi rejeki kita.
Komentar
Posting Komentar