RET RET SUHU RHINPOCHE TENTANG SILA
Sila sila yang dijalankan lakukanlah praktik
yoga dalam 1 pemikiran praktisi dalam semua hal yang kita lakukan untuk semua
makhluk apa yang dipikirkan / dikerjakan, untuk kepentingan semua makhluk kita
perlu penyokong kehidupan kita dengan kerja kita bisa sebagai penyokong,
hendaklah membuat motivasi praktik dhamma untuk lebih baik lagi tidak masalah
kerja, usaha, sekolah itu bisa buat aktivitas dhamma.
Untuk penyokong ke-Buddha-an kita kehidupan
sehari hari kita dipagi hari kita bisa menghindari pikiran buruk, tapi kita
akan untuk membuat ke-Buddha-an seperti ini untuk mengerjakan kita untuk semua
makhluk kita harus cek kadang larut kita harus mengecek apa masih untuk
menyokong. Kalau masih itu baik, tapi kalau lupa kita harus membuat motivasi lagi
motivasinya ada 7 poin latihan batin kita kadang masih mementingkan diri
sendiri atau mementingkan makhluk lain kita masih disini karena kita
masih mementingkan diri sendiri itu kita tidak akan sampai / bebas dari samsara
bedanya kita sama SamasamBuddha.
Buddha dulu manusia tapi Buddha sudah tidak
mementingkan diri sendiri, sementara Buddha juga sudah berada diatas sana
karena Buddha sudah bebas tapi kita masih disini karena keegoan kita jadi kita
masih bernamaskara disini, sabar tetap sabar dalam kondisi apapun kalau lagi
senang ingat baca tapi dalam kondisi tidak menyenangkan kita lupa jadi harus
semua kita harus praktik terus. Bagaimana melatih 6 paramita dana, sila,
shanti, viriya, dhyana, prajna 4 paramita awal dana : materi, dhamma, bebas
rasa takut.
Sila : niat, menjaga, menahan diri untuk
melakukan tindakan tidak bajik, kesabaran menahan diri untuk tidak marah jika
kita gagal kita telah membuat kesalahan besar cara kita menahan, untuk
kemarahan itu luapan emosi menimbulkan kepuasaan batin, kita timbul rasa benci
diungkapkan kemarahan tersebut mengumpat, lempar barang kita udah melakukan
karma buruk.
Marah dimana sudah terjadi berarti kita
memuaskan emosi marah menyirami kilesha marah kita kalau marah kita puas sama
aja menyirami pupuk kemarahan kita puaskan dia, setelah puas sama aja menyirami
pupuk kemarahan kita harus dilatih, dimana menekan dia marah beda diredam /
antidot kesabaran orang mukul kita pakai tongkat kita harus marah sama tongkat
itukan benda mati ternyata orang itu ada kilesha menyakiti orang bukan dari
orang itu sendiri.
Marah tidak ada guananya semua tidak mau marah,
iri hati, jengkel, pelit kalau ada apa dikit kita jadi sombong kalau kita lagi
tenang mikir pelit tidak mau, marah tidak mau, iri hati kita tidak mau, kita
dikendalikan oleh kilesha sejakc waktu tanpa awal kita pupuk kilesha kita,
masih terus saja siapa batin musuh kita karena tidak kenal dalam perang saja
kita tidak akan menang kalau dia muncul bisa kenali jangan kita lakukan marah,
pelit, muncul untuk semua makhluk pelitnya akan kita lihat kita harus kenali
dia, kita harus putuskan antidotnya dengan kesabaran.
Tidak keliru mengukapkan kemarahan kita pemicu
kemarahan tidak ada karena kilesha kemarahan kita menghabiskan karma baik kita
kenapa mesti marah? Siapa yang mesti dimarahi? Karena marah tidak ada point
sama sekali harus kita ingat bahwa tidak ada point sama sekali harus kita ingat
bahwa tidak penting marah kesabaran dengan orang yang menyakiti kita akan
mempunyai kesabaran dilatih untuk kesempatan kita harus terima kasih bisa
melatih kesabaran sama kita kalau didukung terus sabar malah dikembangkan baru
bisa mengalahkan kemarahan kita harus berterima kasih karena menguatkan praktik
paramita kesabaran apanya yang bersemangat apa beda dengan usaha terus semangat.
Untuk melakuan kebajikan kita antusiasnya untuk
belajar mengembangkan kebajikan semangatnya dari kehidupan masa lalu kita kalau
semangat dengan baik kita sudah biasakan sebelumnya, kalau kita tidak
kembangkan maka malasnya kita tidak bisa pupuk semangat kita, rasa malas itu
harus dilawan kalau kita tidak lawan malasnya akan menjadi bahaya kemalasan
seperti tidak melakukan apapun, kemelekatan aktivitas yang tidak tepat, merasa
putus asa.
Aktivitas yang tidak tepat seperti gosip, cocok
tanam itu hanya kerja keras, bagaimana kita tidak menerima kebahagiaan malas
itu tidak bermanfaat? Karena mengejar hal hal duniawi mencari keuntungan,
kehormatan, karena kategori itu juga kemalasan merasa putus asa karena kita
tidak mampu bekerja untuk makhluk lain kita renungkan tubuh manusia memiliki 18
permata kita harus capai kapasitas batin tertinggi sehingga kita tidak putus
asa seperti itu harus dihilangkan jauh jauh, harus semangat serta harus diatasi
dengan antusias demi mencapai tujuan kita, kita haarus memeriksa batin kita apa
ada kemalasan / tidak meditasi samantha & vipasanna kehidupan Boddhicitta
konvensional dan tertinggi semua pencapaian kita butuh makhluk lain jadi kita
harus memikirkan ke semua makhluk, karena rugi memikirkan diri sendiri malas
praktik, berkerja, memintal benang, gosip.
Kita terlalu larut kepentingan untuk kita beda
dengan motivasi untuk praktik dhamma, sikap batin tujuan akhirnya kita ke
nibanna kita harus adil untuk bisnis meski yakin kita melakukan kebajikan upaya
duniawi juga optimal yah kita harus seimbang motivasi yang baik untuk melayani
semua makhluk Boddhisattva menguji kesabaran kita harus waspada jangan sampai
ekstrim lebih monastik paramita sila Boddhisattva kita harus relevan umat awam
komunitas itu membantu mengingatkan supaya semangat, penyeimbang spiritual
dengan keduniawian kita meski tidak berbeda keseharian kita harus bisa
menjalaninya tetapi rohaninya juga jalan harus beriringan semuanya kita harus
praktik dhamma ada perubahan kita dengan belajar dhamma itu praktik yang benar
makan tetap kita harus stop kayak marah, supaya kita melatih dia untuk tidak
melakukan kesalahan konsep aku masih ada sampai siap baru dilakukan
ketidakakuan menghilangkan penghalang ketidakakuan itu yang harus benar benar
kita jalankan supaya tidak ada lagi kemarahan.
Komentar
Posting Komentar