SHARING PODCAST BY SUHU BHADRARUCI KARMA BAIK


Karma baik akan menerima hasilnya sampai habis tapi selama berbuat karma baik walau menerima karma buruk tetap saja menerima tapi, jika membuat karma baik akan menerimanya setelah itu akan berbuat baik, perbuatan yang berkelanjutan tanpa putus akan mendapatkan karma baik yang tanpa putus jika dekat ke dhamma pasti akan mendapatkan dhammanya juga. Motivasi itu karma kita berbuat sesuatu tanpa diharapkan tumbuh bisa tumbuh atu tidak tumbuh itu manfaatnya tidak optimal jika tidak optimal, tanpa dhamma karma baik itu tetap dapat saja, contoh duduk 2 jam kalau bengong saja pasti tidak ada apa apa tindakan mendengarkan dhamma basisnya sudah baik mengubah diri menjadi baik, kualitas manfaatnya besar lagi jadi tanpa motivasi duduk begitu saja tidak akan mendapatkan apapun, membangkitkan motivasi niat baik kita yang terhubungdibatin kita. Dasar berbeda kita pernah melihat dasarnya berbeda, kita percaya saja pada sang Tuhan jadi kita santai saja kita tinggal minta ini itu udah selesai. Hukum karma baik mendapatkan hasil baik perbuatan buruk dapat karma buruknya, kita harus serius memikirkan hidup ini. Dia bertanya hukum karma sebab akibat kita menggunakan logika berbuat atau menanam karma baik hasilnya akan tetap ada terus karena itu kita bisa tumimbal lahir lagi.
Kalau tidak konsisten kita bingung akan kemana kita membuat semua kebajikan belum selesai, jadi membuat kita lahir kembali akhirnya sebagaian umat buddha akan meyakini adanya Tuhan. Jika orang percaya Tuhan maka beliau sang penguasa hidup jika di the end kita minta beliau mengurangi keburukan kita sebab akibat yang dilakukan tidak ada guna lagi, jika kita tidak percaya kehidupan mendatang, kita akan santai santai saja, kita tidak mau menderita masa yang akan datang, menderita kita setiap saat menerima akibatnya satu sama lain saling berkaitan kalau kita memikirkan hukum karma pasti kita akan serius membuat tanggung jawab saja, contoh dulu ajaran Buddhist di bawa ke Tibet sekarang orang Tibet wajib mengembalikan lagi ajaran ke Indonesia. Merenungkan kelahiran sebagai manusia ketika sebagian besar manusia tidak berbuat baik kita akan mendapatkan hasil yang buruk bisa bisa kita tidak mendapatkan lagi karena kita tidak dapat manusia sangat susah, banyak faktor contoh kita lahir jadi sapi, kalau 10 kali kalau kita tana ke sapi pasti tidak jadi jawab kalau 10 kali jadi sapi pikiran kita jadi tumpul legi, coba kita lupa / membuat kita istirahat 3 hari pasti kita akan lupa lagi, jadi sapi 10 tahun, sama saja seperti kita hilang dalam waktu 10 tahun pasti kita lupa lagi, makanya kalau di Buddhist 1+1 tidak sama dengan 2 bagi umat buddhist.
Kita harus berfikir akankah kita mendapatkan lagi jadi kita mesti bertanya lagi ke diri sendiri dapat tidak kita belajar ini lagi, kemana kita berpikir masih ada esok pola pikir linier bersok itu tidak ada pola pikir linier itu yang membuat kita berpikir besok masih ada, pola pikir jahat jika kita berpikir besok masih ada, besok tidak ada kalau mau sekarang jadi intinya lota supaya banyak berbuat bajik terus. Setelah ini kita meletakan pola pikir kita itu ada berapa alat untuk membuat diri kita sendiri sadar, jadi kita hanya mampu melihat diri kita jadi kita menemukan dhamma, jadi objek diri kita sendiri yang kita lihat diri kita sendiri hanya satu, kita tidak mampu melihat lebih dari satu merasakan penderitaan aku tapi kita tidak bisa melihat diri kita yang sebenarnya. Kalau kita mau melihat perspektifnya kita akan melihatnya menemukan diri kita, kalau kita tidak mampu kita akan cenderung menderita.
Kita sibuk dengan diri kita kacamata yang kita lihat aku menderita, hidup kacau objeknya semua diri sendiri kalau tidak adaorang lain kita tidak bisa memproyeksi welas asih tidak muncul, kalau kita tidak membuat praktik dhamma siapa yang akan dikasihani. Egonya keras seperti batu karang, kita harus menyadari pada diri kita sendiri harus memiliki pandangan yang sama, kalau itu kita melihat diri sendiri, maka kita akan membebaskan diri sendiri saja, lebih banyak yang terlahir dialam rendah dan mau menerima ajaran Budddha seperti melihat bintang disiang hari, maksudnya sulit bertemu dengan ajaran Buddha. Kita seperti ada di zona nyaman saking nyaman kita tidak bergerak atau tidak mau keluar dari zona nyaman.
Nyaman / zona nyaman saking nyamannya menghilang dan mencari samsara malam nyaman  kalau kita menjelaskan dhamma, kita malas praktik dhamma itu jadinya kita malas kita butuh apa apa ada ace hardware, setelah mati tidak ada kepastian kita bayangkan naik bus kita ke terminal dari Malang mau ke Surabaya ke terminal bus Purabaya banyak jurusan kita tinggal ambil jurusan tersebut, kita tahu destinasi ke Kediri, apa yakin kita bisa naik bus ke kediri tidak kenapa tidak itu perencanaan di dalam pikrian kita, terjadi atau tidak kenapa tidak itu perencanaan dipikiran kita terjadi / tidak belum ada yang tahu kita akan merencanakan belum tentu sama seperti kita sekarang, seperti sekarang kita akan pulang ke rumah tadinya mau pulang tidak jadi karena kita tidak menyadari buat rencana teori 10 % bisa terjadi, kalau kita tidak ada rencana pasti tidak akan terjadi seperti sekarang. Contoh pergi ke vihara tapi jika kita tidak menjalankan tidak akan sampai tujuan, menanamkan pandangan bahwa mengabaikan kematian itu adalah tumpukan kesalahan yang sangat besar. Topik ini tidak akan mampu jikakita tidak merasakan hasilnya jika kita tidak mau menjalaninya, jadi kita meninggalkan hasilnya yang berharga tetapi kita harus meyakini berbuat baik, supaya mendapatkan karma baiknya lagi, kita harus menyempurnakan karena kita tidak memiliki tujuan hidup karena sudah terlanjur dizona nyaman.
Kita itu tidak memiliki tujuan hidup kalau kita punya tujuan hidup pasti kita tidak akan mendapatkan kehidupan seperti ini semua orang bisa punya uang kekyaan tidak bisa membeli cinta, kita tidak memiliki paku kita tidak punya paku apa tujuan hidup contoh kita perjuangkan untuk keluarga kita mendapatkan apa itu berguna atau tidak, kalau kita bisa membuat mereka berguna itu sangat baik sesunguhnya kita tidak tahu apa yang kita cari setelah itu kita medapatkan apa kita melakukan sesuatu dalam sebuah, moment aktivitas bajik yang besar lalu kita bahagia dengan aktivitas itu kita merasakan satu momen bahagia dan pahit, kebahagiaan itu kita tidak tahu kehidupan itu kita seperti tidak tahu akhirnya ke mana karena kita terlalu sibuk hidup singkat dalam manusia, kita bertanya tanya apa yang berharga praktis tidak ada yang berarti, untuk ditinggalkan akan abadi setelah kita meninggal 20 tahun kemudian setelah meninggal memang bangunan itu masih ada, mungkin tidak ada lagi karena tidak kekal semua, itu bukan milik kita lagi jika kita meninggal.

Komentar

Postingan Populer