BERSIKAP RAMAH MEMBAWA KEHARMONISAN BY BHANTE KUSALASARANO
Bersikap ramah tentu sudah tidak asing lagi, terutama pada umat buddha juga sikap ramah pada umumnya, sikap ramah sikap sikap yang baik melalui ucapan juga badan jasmani kemudian sikap yang ramah secara ucapan & tindakan, tentu membawa dampak yang baik untuk seseorang yang mempraktikan ini, sikap ramah dalam ucapan menggunakan ucapan lemah lembut, ucapan ucapan yang enak didengar. Sikap ramah melalui badan jasmani suka tersenyum ini sikap ramah, namun sikap ramah ini apakah bisa kita lihat dari tindakan secara ucapan juga badan jasmani, sebenarnya sikap ramah yang benar dalam ajaran buddha selain tindakan ramah melalui ucapan & tindakan, sikap ramah dalam pikiran mengapa demikian kita memahami bahwa, dalam ajaran buddha ada 3 pintu perbuatan ucapan tindakan pikiran orang orang yang tidak memahami, menilai sikap ramah melalui ucapan & tindakan sering kali tidak dilakukan dengan pengertian yang benar, sering kali menggunakan ucapan lemah lembut dengan paksaan karena perasaan malu, maka kemudian tentu ini yang menjadi sikap ramah yang sebenarnya, maka sangat penting sikap ramah ini kita mulai dengan pikiran kita masing masing ketika pikiran kita sudah baik, pikiran kita ini memiliki nilai nilai luhur maka ucapan yang baik ini juga dilakukan tanpa paksaan, karena kita sudah memiliki pengertian yang benar jadi ada salah satu cerita, dalam salah satu sutta dikisahkan ada majikan bernama putri Lika dikenal dengan ucapan lemah lembut, sehingga banyak yang menilai orang ini dengan baik lalu ada pembantu bernama Khali, ia menguji majikannya apakah memang benar dia ini orang yang baik karena pekerjaan saya sesuai dengan harapan, lalu Khali bangun terlambat hal ini diketahui majikan, lalu menjadi marah berkata pada pembantunya mengapa kamu bangun terlambat oh tidak apa apa, lalu kedua kalinya bangun terlambat selain dengan ucapan keras mencaci maki pembantu itu, ketiga kalinya bangun terlambat lalu memukul pembantunya oh ternyata majikan saya, hanya ingin pas hal hal yang tidak salah ia mencaci maki memukul hingga wanita itu berdarah, lalu dikenal dengan seorang yang jahat.
Jadi kita bisa memahami, sikap ramah itu tidak hanya dalam bentuk ucapan juga tindakan harus murni dari pikiran kita, kalau pikiran sudah tenang. Kita punya pengertian yang benar ucapan & tindakan kita akan disertai cinta kasih, kemudian kepada siapa kita harus bersikap ramah, dalam hal ini kita bersikap ramah terlebih dahulu pada diri kita sendiri oleh karena itu kita harus bersikap ramah pada diri sendiri, caranya dengan kita menjaga tindakan ucapan pikiran kita, ini sikap ramah dengan diri kita sendiri menjaga tindakan ucapan kita dengan baik, maka sebetulnya dalam praktik dhamma ini harus mengutamakan terlebih dulu diri kita, tapi bukan berarti kita tidak peduli dengan orang lain kalau kita menjaga tindakan ucapan kita, tentu kita tidak akan membuat ucapan kita menyakiti orang lain karena kita mengutamakan diri kita dulu, menjaga ucapan pikiran kita maka kemudian sikap sikap baik tidak merugikan orang lain, dalam dhammapada bagai hewan kumbang yang mencari madu ke bunga ia tidak merusak bunga itu, bahkan kumbang itu malah membantu bunga itu berkembang jadi harus seperti itu, ada kisah raja Pasenadhi bersama ratu Malika siapa yang kamu cintai didunia ini, orang yang saya cintai diri saya sendiri setelah raja melihat dunia siapa yang paling dicintai, orang yang saya cintai diri saya sendiri lalu bertemu kepada Sang Buddha mencintai diri sendiri menjaga pikiran ucapan kita, ini adalah menjaga juga mencintai diri kita sendiri.
Tentu dengan sikap ramah dengan diri kita sendiri, berkahnya juga akan melimpah sikap yang kita kembangkan akan menjadi berkah untuk orang lain, mengapa karena seseorang berdana membantu orang lain, dilihat seberapa besar kualitas yang dibantu. Bila seseorang bisa berdana kepada moralitas yang baik, itu karma baiknya sangat besar apalagi berdana pada makhluk Ariya, karma baiknya itu sangat besar sekali jadi sangat penting kita pahami sikap sikap ramah ucapan kita, supaya tidak tersakiti ini cara kita bersikap ramah bersikap jujur pada orang lain, ini bersikap ramah juga bersikap ramah terhadap lingkungan makhluk yang tidak tampak melakukan pattidana pada mereka, bersikap ramah dengan lingkungan tidak menebang hutan bahkan bagi seorang bhikkhu, ketika ingin buang air besar / air kecil meludah tidak boleh dirumput harus pada air yang mengalir, ini bersikap ramah terhadap lingkungan maka hendaknya tidak hanya dengan ucapan, karena bisa jadi ramah karena paksaan sikap malu kita harus mulai ramah pada diri sendiri, kepada makhluk lain kepada lingkungan kita.
Memang sikap ramah ini, harus kita mulai dengan pikiran kita masing masing karena kita bawa dari tindakan kita masing masing, ketika kita berbicara pada orang lain memberi perhatian pada orang lain, memahami bahwa saya tidak tulus bersikap baik bersikap ramah pada mereka, sehingga kalau kita sudah memahami. Tindakan saya tidak murni ada sesuatu dibelakangnya, maka yang perlu kita pahami bagaimana kita hendaknya ketika ingin mengucapkan kata kata apapun, dengan memiliki pengertian yang benar dalam ucapan tentu kata kata ucapan belum tentu diterima dengan baik oleh orang lain, dalam hal ini kita harus memiliki pengertian yang benar, ketika saya mengucapkan kata kata ini apakah dia menerima dengan baik, pertimbangan yang harus kita lihat dalam kondisi emosional yang kita lihat kalau sudah kita bisa bawa, saat ini tepat kondisi baik kemudian juga ucapan saya ini tidak merugikan diri saya juga orang lain, maka kita bisa mengkomunikasikan dengan baik bisa bergaul dengan baik dalam masyarakat, karena setiap ucapan yang kita lakukan itu.
Walaupun ucapan yang baik, tapi tidak semua orang menilainya dengan ucapan tindakan yang baik, mungkin saja orang yang bertengkar dengan kita. Ketika kita ucapan baik orang itu tidak bisa melihat dengan hal baik, karena mereka melihat siapa yang melakukan padahal hal baik, tapi orang yang tidak senang dengan kita ia melihat siapa yang melakukan tapi dengan orang yang bersahabat, ucapan yang kita lakukan itu hal baik ia akan melihat perbuatan yang baik, maka kemudian bagi orang yang tidak membenci kita ketika kita bersikap ramah pada mereka, tentu akan bersikap ramah kepada kita ketika memiliki masalah dengan kita disana butuh perhatian dari orang terdekat, ini menjadi waktu yang tepat membutuhkan orang lain memberi dukungan pada dirinya, sehingga dengan demikian bersikap ramah pada kita, memang tidak selamanya kita pada kondisi tenang damai memang sifat kotoran batin itu bisa muncul setiap saat, maka sesungguhnya praktik dhamma ini harus dilakukan setiap saat oleh karena tindakan kita ini, ucapan perbuatan kalau komunikasi dengan orang lain maka berhadapan dengan diri kita sendiri, muncul pikiran pada orang yang tidak baik pada kita pikiran ini muncul, hal ini sangat wajar oleh karena itu praktik dhamma ini setiap saat kita praktikan kalau tidak bersosial dengan orang lain, maka dengan diri kita sendiri pikiran kita ini selalu melompat ke manapun, maka kalau kita mengalami itu maka kita harus sadari pikiran itu.
Saat ini pikiran saya sedang gelisah, maka kemudian harus menenangkan diri kita kondisi saya sedang tidak baik, ini penting kita lakukan. Supaya pikiran gelisah ini tidak berkembang, mereka tidak memandang pikiran tapi lebih ke ucapan maka jadi sering kali membenci pikiran itu, menjadi gelisah pikiran marah jengkel mereka menolak mereka membenci pikiran pikiran marah itu, jadi membenci dirinya sendiri ketika tidak bisa mengendalikan pikiran itu, mereka bisa bunuh diri karena membenci dirinya sendiri oleh karena itu, kita kalau kondisi gelisah kita segera menyadari hal itu menjadi tidak berkembang kita bisa kuasai diri kita, ketika kita bersikap baik pada orang lain sering kali kita melakukan hal baik, ketika bersikap ramah memiliki ucapan baik kepada orang lain malah memanfaatkan kebaikan kita, maka yang harus kita pahami harus kita lihat pada siapa kita bersikap maka harus melihat dengan siapa kita bergaul / berteman, kalau ada yang bersikap baik pada kita tentunya mereka bukan menjadi teman kita yang baik, karena mereka hanya memanfaatkan saja tidak bersikap baik pada kita, ini jadi ciri ciri sahabat yang tidak baik dalam hal ini kita bisa melihat orang orang yang sebenarnya pantas jadi teman, namun perlu kita pahami juga walau bersikap baik pada mereka, kita tidak membenci mereka misalnya membicarakan keburukan mereka hendaknya tidak bersikap demikian, kalau kita dimanfaatkan kalau kita tahu caranya ingin menasehati mereka.
Bisa kita lakukan dengan melihat waktu yang sesuai, karena memang demikian kalau kita berbuat baik, kadang orang orang tidak melihat semua hal baik. Malah memanfaatkan kebaikan kita, tapi jika kita bersikap ramah itu memberikan dampak baik pada kita walau mereka tidak memberikan sikap baik, yang penting kita tidak membenci mereka untuk bisa menahan sikap mereka, agar tidak bersikap sama seperti itu tidak masalah untuk bergaul dengan mereka, supaya kita tidak bersikap sama dengan apa yang mereka lakukan jika sudah tahu itu hal baik, tidak menyesalinya kita sudah bisa berbuat baik bersikap ramah pada mereka tetap itu perbuatan yang baik, basa basi jadi memang kita harus memiliki pemahaman yang benar tentang ucapan yang benar, kalau misalnya ketika kita berkomunikasi pada orang lain untuk bersikap ramah pada mereka, mengucapkan ucapan tidak bermanfaat ucapan yang sekiranya yang sering dilakukan, ucapan basa basi jadi memang tentunya ucapan yang dikatakan tidak melanggar sila ini, tidak menyinggung perasaan orang lain sesuai kebenaran tentu itu kita mempraktikan sila dengan baik, tentunya mempraktikan ucapan yang benar basa basi supaya menjadi akrab, ucapan ucapan itu tidak merugikan orang lain sesuai kebenaran bukan menjadi pelanggaran sila, karena ucapan benar dilihat dari ucapan itu manfaat / tidak manfaat tidak masalah ada basa basi, untuk memulai pembicaraan asal bermanfaat bukan jadi penyebab kemarahan, keserakahan kekotoran batin kit aitu hal yang baik pula tidak masalah ada basa basi dalam percakapan, sesuai dengan kebenaran tidak merugikan diri sendiri juga orang lain tidak memunculkan hal hal negative, tentunya ketika kita mengucapkan sesuatu hal itu bermanfaat.
Itu adalah ucapan yang baik kita lakukan, namun kemudian orang orang sering kali ketika misalnya ingin niat baik pada orang lain, pada sahabatnya menanyakan hal hal pada sahabat kita, mengucapkan hal hal tidak sesuai. Menyembunyikan kesalahannya tentunya tidak baik untuk kita lakukan, kita memiliki niat baik pada orang lain ini tidak benar menutupi kesalahan orang lain, akan terus dilakukan maka hal yang perlu kita lakukan ketika seseorang bertanya tentang sahabat kita, harus menanyakan apa masalah yang telah dilakukan sahabat kita selain kita memperhatikan / melindungi, kita juga harus bersikap baik kepada orang yang bersangkutan, supaya tidak membawa dampak yang tidak baik kita harus melihat semuanya dengan baik, tidak memikirkan orang lain tapi harus juga memikirkan diri kita sendiri karena memahami dampak ucapan itu, walau melindungi teman kita itu berdampak pada kita juga sahabat kita.
Sang Buddha mengatakan pikiran pemimpin pembentuk, segala sesuatu ketika pikiran ucapan tindakan kita tidak baik, maka semuanya menjadi tidak baik. Lalu bagaimana ketika seseorang terbiasa, mengucapkan sesuatu tanpa control ketika marah marah kemudian bagaimana menyelaraskan pikiran ucapan kita, maka kita harus mau tidak mau bersikap tenang kita harus memahami apa dampak, dari bersikap marah tersebut ucapan kita melakukan ini menjadi manifestasi pikiran kita, kalau sering marah marah kita sering melihat pikiran saat ini munculnya seperti apa, pikiran kita seperti apa hal inilah yang sering kali berbicara semau kita saja, tanpa perhatikan pikiran kita saat itu hendaknya kita berfikir apakah ucapan ini bermanfaat / tidak, apakah merugikan diri sendiri orang lain / tidak kalau marah hal yang tidak baik maka hendaknya, kita harus memiliki pertimbangan dalam diri kita apakah ucapan ini bermanfaat / tidak, kalau tanpa pengendalian diri kita harus redakan pikiran kita kalau sudah tenang latih dengan baik, pikiran apa yang muncul harus segera kita sadari supaya pikiran yang tidak baik jadi berkembang, yang harus kita kembangkan pikiran pikiran yang baik maka pikiran tidak baik jadi tidak berkembang, maka ucapan penuh cinta kasih kalau pikiran tenang bisa bicara dengan baik, juga diri kita bisa menjadi lebih baik jika kita berbicara tentang sikap ramah pada diri sendiri, bagi orang orang yang tidak memahami bagaimana sikap ramah dengan diri sendiri ini, tidak mungkin bertindak tidak baik ketika seorang bersikap ramah dengan diri sendiri, memuaskan nafsu keinginan ini akan memberikan kerugian pada diri sendiri karena seorang yang dikuasai kesenangan indra, memuaskan indra jadi membuat tindakan tindakan tidak baik, menyakiti orang lain ia sudah menghina saya merampas milik saya jadi kesenangan kita terganggu, maka menjadi marah jengkel atas dasar apa karena saya mencintai diri saya sendiri, tidak ingin dirugikan.
Sehingga tidak menyakiti dirinya sendiri, kita harus bersikap ramah dengan diri kita menjaga ucapan kita, tindakan kita karena dikatakan dalam dhamma. Bisa membawa penderitaan kalau kesenangan indra, itu menjadi sebab / dasar jadi tindakan ucapan jasmani itu dengan tidak baik dalam tindakan, karena didasari kenikmatan indria seseorang yang kekurangan materi, karena diliputi kesenangan indrawi ia akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh kesenangan, mencuri korupsi mengambil barang yang tidak diberikan menguasai kekayaan, ketika seseorang dikuasai tindakan duniawi menjadi dampak tidak baik menderita ketika meninggal menuju kehidupan berikutnya tidak bahagia, bagaimana kita menjaga batin supaya tidak emosi ketika komunikasi dengan orang lain, apabila seseorang yang seringkali mendasari hal itu dilakukan, memunculkan keakuan ego menunjukkan saya paling benar dan kamu salah, jika kita menang hanya memberikan kepuasaan pada kita.
Orang lain menjadi marah tidak suka pada kita, bahkan Sang Buddha juga bahwa dhamma ini sesuatu kebenaran, maka kemudian ketika seseorang salah mengerti dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha, mereka mengambil secara teori. Tidak dipraktikan sehingga mencari orang lain, untuk berdebat memperlihatkan saya lebih banyak tahunya kamu tidak karena didasari kebencian, bahwa saya lebih pintar itu jadi sebuah kebencian praktik dhamma ini menurunkan ego kita, bukan mengembangkan keakuan kita melenyapkan ego ini menjadi tujuan dalam dhamma, bahwa dhamma ini seperti rakit untuk menyebrang kalau seseorang tidak memahami, rakit ini diangkat ia tidak mengetahui digunakan seperti apa rakit itu malah dibanggakan egonya menjadi berkembang, kalau memahami dhamma secara demikian jadi tidak memberikan manfaat apapun, tidak memberikan pengembangan batin kita malah memberikan kerugian diri sendiri, seperti aku yang benar akan membawa hal hal tidak baik jika kita tahu seperti ular, kalau kita grasa grusu ular itu akan menyerang tapi jika kita tenang dia akan menjadi tenang.
Yang paling penting kita lakukan bukan untuk berdebat, tapi kita harus praktik juga renungkan ajaran ini, menjadi konsekuensi orang tua terhadap anak. Orang tua memiliki kewajiban untuk memberitahu, mencegah anaknya untuk tidak berbuat jahat untuk berbuat baik kewajiban orang tua pada anak, seperti memberikan warisan pada saat yang sesuai memberikan pasangan yang sesuai, cara mendidik anak orang tua memiliki harapan supaya anaknya lebih baik dapat menerima, namun sering kali orang tua mencaci maki kadang anak tidak mau menerima maka orang tua mau tidak mau, ucapan dengan cara yang keras mendidik mereka agar anak itu pas, kalau dengan cara keras apa berkembang baik / tidak pada anaknya dianjurkan untuk tidak dengan kekerasan, tidak main fisik menyiksa memang harus lihat kondisi dari anak, bisa menerima pada mereka mendidik mereka karena memang anak tidak bergaul dengan orang tua saja, bergaul dengan anak anak lain jadi merubah sikap anak itu sendiri pendidikan untuk anak itu ada 3 cara, formal pendidikan disekolah informal dalam keluarga orang tua les, yang diharapkan anak ini lebih baik lagi harus melibatkan anak ini juga kepada orang tua, harus bisa mendidik walau dengan ucapan keras tidak masalah bukan didasari kebencian, karena cinta kasih orang tua pada anaknya.
Ada customer ingin bertemu bossnya, meminta karyawan menyampaikan pada customer supaya diri kita lebih baik, menanyakan pada boss apa sebabnya. Customer ingin bertemu dengan boss, supaya jadi tahu kita mengucapkan hal hal yang sesuai seperti apa yang diminta boss kita, kalau kita diminta menerima dengan mentah mentah dijalankan kemudian kita memberikan alasan apa benar tidaknya, kalau tidak sesuai ini pelanggaran sila maka kita supaya tidak memberikan indentitas diri, kita tidak merugikan customer kita harus menanyakan alasannya kita bisa menyampaikan pada boss kita, kalau bisa mengucapkan kebenaran tidak merugikan boss kita diri kita customer kita, itulah yang harus kita lakukan memang kadang kala ketika ada dalam kondisi tidak baik, misalnya malas sering kali kemudian menjadi tidak baik terhadap orang lain, memberikan kerugian kepada karyawan karyawan kita mesti cari tahu apa alasannya soal tidak ingin makan, kita harus mengucapkan hal itu yang penting mengucapkan sesuai dengan boss kita ucapkan.
Kita tidak merugikan diri sendiri, yang penting sesuai dengan apa yang boss kita minta kita sampaikan pada customer, kita tidak ingin dirugikan. Tentu boss kita ini akan menanyakan pada dirinya sendiri, jadi harus kita tanyakan mengingat bahwa apa sebagai manusia memiliki kesempatan yang baik, tidak mudah diperoleh kita lahir sebagai manusia meningkatkan kualitas kualitas spiritual kita, bersikap ramah memahami bahwa sikap ramah tidak hanya dalam ucapan juga tindakan saat ini, tapi dalam dhamma kita diajarkan untuk sikap ramah berasal dari pikiran kita masing masing, karena pikiran kita inu sumber dari ucapan yang kita lakukan jika pikiran tidak baik, ucapan perbuatan kita juga tidak baik kalau bersikap ramah menjaga ucapan pikiran tindakan kita, ketika mengembangkan ini bersikap ramah pada diri sendiri ketika bersikap ramah pada diri sendiri, tidak memberikan dampak pada orang lain karena sesungguhnya memperhatikan diri sendiri, ucapan dengan baik orang lain akan membawa manfaat dari ucapan pikiran tindakan kita, bukan melihat apa yang dilakukan orang lain karena praktik dhamma ini, mengkondisikan diri kita sendiri bukan untuk orang lain ucapan tindakan kita lebih baik orang lain, kita akan menjadi contoh buat orang lain bisa memberikan berkah untuk diri kita juga orang lain, bukan mengembangkan keegoan kita bukan hanya teori saja, kita harus praktikan sendiri jangan seperti sendok tidak bisa merasakan sayuran jadi bukan teori saja, tapi praktikan jadi seperti lidah yang merasakan makanan itu kalau praktik ajaran, kita bisa merasakan rasa dari dhamma itu pembebasan dari penderitaan itu membebaskan diri kita dari hal tidak baik.
Komentar
Posting Komentar