KHUDDAKAPATHA 8 - NIDHIKAṆḌASUTTA BY UNKNOWN

             Nidhiṁ nidheti puriso gambhīre, odakantike atthe kicce samuppanne atthāya me bhavissati, orang memendam timbunan harta kekayaannya. Di dalam tanah dekat air sambil berpikir, ketika tiba waktunya dibutuhkan harta ini akan dapat menolongku rājato vā duruttassa, corato pīḷitassa vā iṇassa vā pamokkhāya dubbhikkhe āpadāsu vā etadatthāya lokasmiṁ nidhi nāma nidhīyati bebas dari gunjingan rāja, dari penganiayaan dari seorang pencurian atau dari hutang atau kekurangan pangan, atau musibah karena tujuan inilah harta kekayaan di dunia ditimbun tāva sunihito santo gambhīre odakantike, na sabbo sabbadā eva tassa taṁ upakappati, meskipun harta kekayaan tersebut disimpan aman di dalam tanah dekat air tetaplah, harta kekayaan tersebut tidak dapat menolongnya dalam setiap hal keperluan nidhi vā ṭhānā cavati, saññā vā ‘ssa vimuyhati nāgā vā apanāmenti yakkhā vā pi haranti naṁ kemungkinannya kekayaan tersebut dipindahkan dari tempat awalnya, atau ia lupa petunjuk tanda dimana harta kekayaan diletakkan, atau para nāga mengambilnya atau parayakkha merampasnya appiyā vā pi dāyādā uddharanti apassato, yadā puññakkhayo hoti sabbam-etaṁ vinassati atau ahli waris yang tidak disukainya memisahkannya diam diam, dan ketika jasanya sudah mulai menipis, semua harta kekayaan tersebut akan lenyap. 

Yassa dānena sīlena, saṁyamena damena ca, nidhī sunihito hoti itthiyā purisassa vā tetapi wanita atau pria, melalui dāna pemberian  pelepasan. Sīla kebajikan menahanan diri dan pengendalian diri yang ditimbunnya, sebagai harta kekayaan cetiyamhi va sanghe vā puggale atithīsu vā, mātari pitari vā pi, atho jeṭṭhamhi bhātari disimpannya di sebuah tempat suci, kepada saṅgha kepada seseorang seorang pengunjung kepada ibu atau ayahnya juga kepada saudara yang lebih tua, eso nidhi sunihito ajeyyo anugāmiko pahāya gamanīyesu etaṁ ādāya gacchati, harta kekayaan tersebut disimpan dengan aman harta kekayaan itu mengikutinya, tidak akan lenyap mereka yang memiliki kekayaan tersebut saat meninggalkan kehidupan ini, harta kekayaan tersebut akan tetap ikut serta bersamanya.

Asādhāraṇamaññesaṁ acorāharaṇo nidhi, kayirātha dhīro puññāni yo nidhi anugāmiko, harta kekayaan tersebut tidaklah dibagikan kepada orang lain. Tidak ada pencuri yang dapat mengambilnya, seorang bijaksana seharusnya melakukan jasa karena harta kekayaan tersebut mengikutinya, esa devamanussānaṁ sabbakāmadado nidhi yaṁ yadevābhipatthenti sabbametena labbhati, harta kekayaan tersebut memuaskan setiap keinginan para dewa dan manusia, apapun yang mereka inginkan dengan jasa tersebut mereka mendapatkannya suvaṇṇatā, sussaratā susaṇṭhānasurūpatā ādhipaccaparivāro sabbam etena labbhati, wajah rupawan suara merdu kondisi baik bentuk yang indah keistimewaan dan keturutan dengan jasa tersebut mereka mendapatkannya. 

Padesarajjaṁ issariyaṁ cakkavattisukhampiyaṁ, devarajjampi dibbesu, sabbametena labbhati, penguasa setempat supremasi dan kebahagiaan yang dimiliki. Cakkavatti penguasa dunia, juga penguasa kedewaan di surga dengan jasa tersebut mereka mendapatkannya mānusikā ca sampatti, devaloke ca yā ratiyā ca nibbānasampatti sabbametena labbhati manusia bernasib baik, senang di alam dewa bahkan pencapaian nibbāna dengan jasa tersebut mereka mendapatkannya, mittasampadamāgamma yoniso ca payuñjato vijjā vimutti vasībhāvo sabbametena labbhati, dengan memperoleh teman teman baik pikiran berbakti secara sistematis terdapat kekuatan vijja, mengetahui dan vimutti melepaskan dengan jasa tersebut mereka mendapatkannya. 

Paṭisambhidā1 vimokkhā ca, yā ca sāvakapāramī paccekabodhi buddha bhūmi sabbam etena labbhati, paṭisambhidā pengertian perbedaan. Antara hal satu dan yang lainnya vimokkhā kebebasan dari batasan pikiran, dan kesempurnaan apapun yang dimiliki siswa siswa sang buddha, paccekabodhi pencapaian kesadaran dengan sendirinya tahap kebuddhaan, dengan jasa tersebut mereka mendapatkannya evaṁ mahatthikā esā yadidaṁ puññasampadā, tasmā dhīrā pasaṁsanti paṇḍitā katapuññataṁ inilah manfaat besar yang disebut dengan pencapaian jasa, oleh karenanya seorang bijaksana dan pandai selalu memuliakan berbuat jasa. 

Tahukah anda? Di dalam suatu kesempatan yang lain, guru agung kita mengatakan jikalau engkau punya nasi satu sendok, hanya satu sendok. Tidak ada yang lain. Dimakan sendiri pun tidak akan kenyang, karena hanya satu sendok nasi saja namun engkau mengerti artinya berdana, satu sendok ini jangan dimakan semua engkau harus menyisihkan sedikit untuk berdana, di berikan kepada burung ikan atau binatang lainnya meskipun dia masih juga kekurangan, akan tetapi dia mengerti arti berdana sebenarnya dia menyisihkan sedikit untuk berdana namun, apabila ia berdana sedikit lalu mengharapkan agar besok bisa mendapatkan pahala yang membuahkan satu piring, maka berdana ini sudah menjadi sebuah dana keserakahan, memberi sedikit untuk mengharapkan satu piring ini benar-benar hati yang serakah. 

Komentar

Postingan Populer