BAHAGIANYA PERUMAH TANGGA BY BHANTE ABHISENO

            Sungguh kesempatan yang baik, bisa bertemu lagi bagaimana memperoleh kebahagiaan perumah tangga, karena semua pasti ingin bahagia. Sang Buddha pernah menjelaskan 4 jenis kebahagiaan perumah tangga, pada Ananthapindika penyokong perumah tangga laki laki pada zaman Sang Buddha, namanya sering muncul disutta bahagia karena memiliki harta kita, pasti bahagia harta bergerak kendaraan bermotor harta tidak bergerak keuangan cukup, jadi itu kebahagiaan karena memiliki bahagia jika bisa menggunakan barang yang dimiliki itu nyaman, tinggal disana karena ketika bisa memiliki tempat yang baik kebahagiaan tersendiri untuk perumah tangga, bahagia tidak memiliki hutang itu bahagia yang masuk dirumah tangga, orang tidak bahagia karena memiliki bahagia jika bisa mengunakan barang yang dimiliki, itu nyaman tinggal disana karena ketika bisa memiliki tempat yang baik, kebahagiaan tersendiri untuk perumah tangga bahagia tidak memiliki hutang itu bahagia yang masuk dirumah tangga, orang tidak bahagia karena memiliki hutang benar / tidak, apakah anda didalam dompet tiada kartu kredit itu dibayar sebulan sekali kalau tidak bayar kredit, sudah capai limit bagaimana ditagih oleh kartu kredit ada memakai 25.000.000 pemasukkan ternyata kurang dari, Rp 25.000.000 kita pusing bagaimana cara mengembalikan uang itu, bahagia karena tidak memiliki hutang itu hanya contoh tidak nunggak pasti ada yang bisa melunasi, dana & sila bisa selaras dijalan dengan baik orang terpuji hidupnya, tidak tercela tidak suka membunuh mencuri asusila berbohong serta tidak minum minuman keras.

            Lalu walau ia perumah tangga, ia punya watak yang baik Sang Buddha datang ke Savatthi selalu mengundang Sang Buddha, praktik meditasi dengan baik bisa mencapai sottapanna, Ananthapindikha & Visakha sama sama orang terpuji. Hidup tanpa cela keempat hal ini sesungguhnya bisa melakukan & mempraktikan itu, bisa bahagia sesungguhnya saya bahagia karena memiliki harta benda, lalu bisa saya gunakan saya sebagai manusia memiliki hutang / kartu kredit, hidup tanpa cela menjalankan dana sila samadhi lalu bagaimana 4 kriteria itu, ada 1 hal yang belum bisa dicapai apa memperoleh kebahagiaan apabila bisa memiliki hidup, tanpa cela masih terlilit banyak hutang lalu bagaimana cara hendaklah harta kekayaan itu disisihkan hutang, kewajiban untuk melunasi hutang maka saat itulah kebahagiaan itu bisa kita peroleh, walau berkurang tidak apa apa harta berkurang tidak akan menderita hutang lunas, hidup kita bahagia kebahagiaan perumah tangga sementara harta bisa hilang / berpindah tempat oleh para pelaku kejahatan, itu sifatnya sementara seumpama kita meninggal itu kita bagi rata, bisa memiliki hidup tanpa hutang / tanpa cela ada kebahagiaan tertinggi, kalau para bhikkhu tidak perduli karena itu kebahagiaan perumah tangga kalau para bhikkhu, kebahagiaan mengikis kilesha ketika kita sebagai anak masa kecil kita merawat membimbing kita, berapa banyak harta yang dikeluarkan oleh kita.

            Anakku harus bayar uang yang sudah, saya lunaskan selagi memiliki orang tua masih sehat meminta uang pada kita, tanpa berharap kembalikan jasa dari orang tua itu tidak bisa diukur dengan materi, menjadi milliarder Rp 100.000.000 apa itu bisa terbalaskan ketika diberikan ke orang tua, itu tidak rugi. Coba dirubah pola pikir kita berikan pada orang tua mau jajan mau beli makanan, kalau tiada uang sulit makan kalau dia berjuang peduli pada saya memberikan bahagia pada saya, tidak ada orang tua meminjam uang anak tapi kita yang harus berbalas budi, jika dilihat hidup tanpa hutang / cela ia berbaring dirumah sakit ia tidak bahagia dilihat secara dhamma, walau medis ia sakit apabila praktik sila samadhi panna bahagia batinnya, ia dikatakan beliau digigit kakinya oleh binatang buas bagi orang awam digigit binatang buas menderita, walau fisik hancur batin tetap tneang mungkin kita lihat ia biasa saja, tapia da kebijaksanaan baik ia tidak sakit tapi secara perumah tangga ia menderita materi ini akan susut, harta akan habis dalam kurun waktu lama rumah kendaraan dijual tentu akan menderita, bagi perumah tangga kalau hubungan karma masa lalu bisa saja memukul binatang jadi menderita.

            Maka kita sebagai umat buddha, ada orang orang menderita pasti kita alami itu kehidupan saat ini, kita memetic karma lampau. Kalau suka menyakiti kita bisa dapat lagi sesungguhnya sebagai umat buddha, tentu kita tahu hokum tabur tuai dalam paritta brahma vihara semua makhluk pemilik karma sendiri, pewaris karma sendiri kita akan terima perbuatan baik & buruk, mengurangi karma buruk tidak ada selalu kembangkan kebajikan karma orang sering berhutang, disatu sisi terlepas sebelum membuat hutang tidak dibayar ia meninggal masih ada hutang cukup banyak, lalu respon kita bagaimana meminta dengan baik bisa merelakan itu, kita mau bagaimana kalau tidak lahir dimanusia ia akan lahir dialam rendah bisa masuk surga melakukan sila dana & samadhi, dalam dhamma sudah dikatakan dengan merawat sila, bisa lahir dialam surga selain sila berlatih meditasi bisa lebih dari alam surga bisa lahir dialam atasnya, ada jhana 1-4 lalu apabila berlatih vippasana bisa mencapai suddhavassa dibawah nibbana, kalau lebih tinggi bisa capai nibbana apabila orang peminjam hutang sudah meninggal, kita relakan orang yang meminjam itu sudah terbebas dari hutang.

            Janganlah kita berharap, kita dengan penuh bahagia tidak semua orang rela kalau bisa terbebas dari hal meminjam materi, itu jauh lebih baik lagi. Inipun ada contoh ada umat yang bertanya pada saya setiap hari, selalu berbuat baik berdana berlatih sila meditasi tapi tidak bahagia, sesungguhnya apabila kita didasari pengertian baik kita bisa peroleh bahagia tapi tidak tahu kapan berbuah, jika ditempat panas jagung itu berbuah di 3 bulan ke depan lalu jika ditempat dingin 6-9 bulan, kalau masa ini kita sudah tanam ia masih proses kita tidak tahu kapan muncul / kita panen, misal kita kena covid upaya yang kita lakukan dengan baik akan sia sia karena petani tidak sabar, maka tanaman itu tiap hari siram kasih pupuk biar bagus tapi tumbuhan itu akan mati, begitu pula watak baik satu sisi kita menerima karma buruk oh saya terserang penyakit, kembangkan perbuatan baik itu tidak bisa dana materi tapi bisa dengan meditasi pengembangan batin, harusnya ia tanam ditempat panas 3 bulan ditempat dingin 6-9 bulan, jangan menebang pohon itu kalau tidak bijak itu rugi meditasi  pengembangan batin juga itu perbuatan baik, apabila kembangkan sila & dana merawat sila bisa lahir dialam surga, alam para dewa apabila merawat sila dengan sungguh sungguh itu bisa lahir dialam surga & bisa mencapai nibbana, dalam dhamma ada 2 pelindung dunia hiri ottapa.

            Rasa malu untuk melakukan perbuatan buruk, takut akan akibat perbuatan buruk itu ini adalah 2 hal yang harus dikembangkan oleh semua orang, agar dunia lebih aman inilah perlunya kita mengenal ajaran buddha, fenomena batin banyak. Sering kita jumpai ketika dirundung derita, saat ini saya sedang menghadapi masalah hidup kita terdiri dari 2 batin & jasmani, perlu peranan meditasi / pandangan kebijaksanaan kita semua sama sama punya waktu 24 jam, ketika kita tidak bijaksana batin menolak penderitaan yang datang walau saat ini kita dirundung masalah, kita bisa dengan bijaksana juga batin kita menjadi baik terlepas mau berbuat atthasila, sebulan penuh itu hak kita itu cara melatih mengupgrade menjadi lebih baik ini susah, dijalankan pekerja hanya tiga kali saja itu tidak masalah masih perbuatan baik masih beruntung 3x / 1x, itu masih baik daripada tidak sama sekali dari beragam pertanyaan tentang kebahagiaan perumahtangga, apabila dalam proses kehidupan itu pasti akan mengalami derita, dapat keempat hal ini perlu banyak perjuangan dengan seutuhnya itu tiada masalah kita sebagai manusia, semua butuh proses kecuali dialam dewa tapi kita dialam manusia tidak secara instan, awal bekerja sebagai buruh etos kerja baik promosi gaji naik terus bahagia karena memiliki harta.

            Memiliki apa yang kita gunakan, belum bisa membeli mobil peroleh harta banyak bisa beli mobil, kita harus berproses tiada yang instan. Kita jangan putus asa ya jangan mudah menyerah, kita bisa dapat lebih dari itu ketika perumah tangga memiliki 4 hal ini memiliki kebahagiaan secara utuh, dipemahaman umum harta tahta itu cara yang dicari untuk perumah tangga memiliki 4 hal ini, memiliki kebahagiaan secara utuh dipemahaman umum harta tahta itu cara yang dicari, untuk perumah tangga memiliki keistimewaan mengenal dhamma sudah menjelaskan tentang kebahagiaan, secara khususnya diperoleh dalam Anggutara Nikaya 4;62, kebahagiaan memiliki kebahagiaan tiada hutang sebagai perumah tangga anda sudah memutuskan untuk berkeluarga, ketika dalam keluarga ada cekcok saling beragumen inilah peranan kita, saya ingin jadi perumah tangga yang menikah.

            Hendaklah bisa melalui jangan sampai hubungan rumah tangga, jadi hancur api yang ada dalam rumah biarkan, didalam rumah ketika mengalami pertikaian. Itu ibarat api diluar rumah, ya diluar ini peran kebijaksanaan kenapa api bisa muncul pemadam kebakaran mencari sumber api, sama hubungan rumah tangga darimana api bisa tersulut besar kita juga yang harus memadamkan, introspeksi dalam diri apakah ada yang lain / karena kita hendaklah berkomunikasi, jadikan sebagai sahabat itulah perumah tangga yang harmonis komunikasi ucapan tutur kata yang baik, agar komunikasi berjalan dengan baik ada dalam satu ekonomi buddhist soal gaji, 50% untuk hidup kita 25% tabungan 10% perbuatan baik 15% keuangan tidak terduga, walau satu sisi perumah tangga maka 100% perbuatan baik itu tidak masalah ada umat jujur, pada bhikkhu si A sudah meninggal saya ingin balas bayar hutang dengan pelimpahan jasa itu bisa sekali.   

            Apabila sebagai kepala keluarga, itu menyuruh berbuat baik kalau itu tidak masalah kalau belum sempurna, tidak masalah bimbing lebih giat. Kalau mau dapat bahagia harus nanam bagaimana ia ingin naik mobil, tiada mobil itu baiknya harus punya mobil pada saat itu dia bilang hutangnya, mengembalikan yang dipinjam saat itu lalu bertanya para bhikkhu yang tahu diri ktia sendiri, gimana cara mengembalikan hutang dengan pelimpahan jasa kalau bisa sesuai kembalikan hutang, agar ia bahagia dialam sana itu salah satu hal yang baik agar bahagia dialam sana, orang tua dapat mewakili orang tua dapat perbuatan melalui dana itu dapat mau dana ke vihara, untuk mewakilkan itu perbuatan baik niatnya sudah dapat hal hal bajik sama juga dapat perbuatan bajik, bagi yang memberi & kita yang jalankan juga dapat semua kebajikan.

Komentar

Postingan Populer