BODDHICITTA & WELAS ASIH BY BHANTE SILA

      Ini sangat penting sekali boddhicitta untuk dipahami, ini hanya sekilas cukup jelas perlu kecermatan yang lebih. Boddhicitta yang populer di Indonesia dari Raja Sutasoma bentuk welas asih boddhicitta digambarkan dalam kitab Sutasoma, beliau memiliki mahayana bukan tradisi itu jalan yang tinggi raja sutasoma kehidupan sebelum buddha Gautama cerita ini jadi muncul bhinekka tunggal ika, boddhicitta itu welas asih terhadap diri sendiri, welas asih terhadap semua makhluk lain kalau kita melihat kehidupan buddha Gautama melihat 4 peristiwa batin pencerahan, ketergoyahan / tersadarkan diri kita mengalami penderitaan & makhluk lain juga menderita saya yang harus lakukan Pangeran Siddharta, dorongan perasaan ingin menggantikan penderitaan orang lain itu ada 11 poin itu juga disebut penderitaan samsara, sebuah tekad yang mulia itu kondisi ke nirvana tadi ada yang menapaki jalan praktik kesempurnaan aspirasi agung untuk sammasambuddha, kita sudah menerima ajaran jangan tinggalkan boddhicitta batin pencerahan.

       Akhirnya jadi nirvana aspirasi boddhicitta yang tinggi, diri sendiri ingin membantu mereka welas asih. Jadi tidak terjebak dalam satu kondisi jadi tidak paham dhamma jadi terkotak esensi pencerahan itu nutrisi batin kita jadi kita tahu mencapai apa keseimbangan batin melihat diri sendiri, karena diri sendiri masih telahir kembali batin pencerahan & welas asih supaya sempurna jadi 10 kesempurnaan ke semua ini memenuhi 10 kesempurnaan memiliki ciri memiliki tiga ciri tiada aku, tiada kesombongan praktik tiada melekat mencapai itu harus memiliki 10 kesempatan harus menyempurnakan 10 kesempurnaan kebajikan / kesempurnaan dalam kebajikan, batin boddhicitta tiada terliputi aku miliku kesombongan itu jadi kebajikan parami sangat tinggi sekali, karena tidak melekat jika sudah bebas dari rasa melekat.

       Saya masih luka tidak melekat itu usia panjang, itu bukan parami jadi kebajikan duniawi ajaran yang sangat tinggi dalam hal aspirasi. Pangeran soma bakal buddha raksasa ini bisa jadi anggulimala beliau mengalahkan dengan welas asih, ketika diakhir beliau membantu beliau hadir disana bukan dengan kekerasan tapi dengan ajaran, beliau benar benar rela untuk menginginkan raja sutasoma harus hadir, boleh memakan tubuhnya tapi raja raja itu dilepas ketika mahakala berubah jadi naga boddhisattva dengan welas asih yang tinggi tersentuh batin itu kesalahan yang dialami, beliau bersujud di kaki raja sutasoma kelahiran yang kelak menjadi buddha gautama, gangguan beliau menaklukan makhluk jahat.

     Beliau maha welas asih untuk kepentingan orang banyak tiada pemikiran dangkal ini penyempurnaan dari kebajikan, beliau tidak melekat apapun betul betul mendalam boddhicitta. Penting sekali & rutin kita latih setiap waktu, untuk diri sendiri pahami penderitaan itu kita tergugah untuk bebas / tidak melekat tergantung kita mau melakukan aspirasi seperti apa, Sravakha Buddha, Sammasam Buddha, Pacceka Buddha inilah salah satu hal yang kita pahami pada pali / sanskrit tiada salah satu sosok agar memiliki kualitas kebebasan banyak makhluk yang ingin mencapai pembebasan sama dalam Jataka & Mpu Tantular.

       Siapapun pakai nalar yang sehat vegetarian itu sangat baik, tapi bagi mereka yang tidak mampu tidak bisa jadi buddha sangat banyak tidak vegetarian. Vinaya tidak diharuskan untuk vegetarian secara vinaya tidak harus vege, tapi bagi yang mau itu tidak masalah vegetarian itu bebaskan makhluk dari yang tidak kita makan, itu makhluk itu jumlahnya sangat banyak sekali mau tidak mau akan bertemu kematian, maka lagi covid itu jadi harus cuci tangan banyak yang mati, itu bukan makhluk vegetarian tetap terimbas susah untuk tidak menyebabkan makhluk lain itu meninggal, sangat penting ingat welas asih pada pagi hari.

      Banyak itukan welas asih tantrayana, awal mewajibkan vegetarian dalam hal lanjut tiada keharusan mesti bijaksana. Kapan kita bisa terapkan baik sebagai samana memiliki aspirasi mencapai kebebasan, tiada keharusan tapi tidak masalah juga vegetarian, ketergugahan secara boddhicittamuncul ketika jadi pertapa sumedha, beliau bertemu dikehidupan itu bertemu buddha dipankara mereka berbuat untuk arahat, tapi jadi boddhicitta yang tinggi kehidupan sebagai Siddharta mengalami rasa gundah ditemani para penari tiada yang bahagia, apa ada jalan melihat pertapa & meninggalkan istana dorongan batin meninggalkan samsara, melepas penderitaan samsara untuk semua makhluk.

Komentar

Postingan Populer