METODE & MENGAJARKAN DHAMMA MEMILIKI 2 ATRIBUT KEAGUNGAN BY CI LIDIANTI
Sudah memiliki belum manusia yang berharga kita miliki kebebasan dari halangan kita, sakit pikiran juga jernih. Seluruh yang hadir disinipun semua benar benar senang jadi kita manfaatkan dengan yang sebaik mungkin, untuk mendengarkan ajaran mengapa perlu mendengar ajaran? Kenapa kita perlu belajar disini semuanya ingin belajar ingin mendapatkan kebahagiaan, yang tidak mungkin makanya banyak belajar merenung & meditasi ini tidak hanya semata tapi semua makhluk ingin karena semua makhluk demi mencapai kebahagiaan, jalan kebuddhaan ini demi diri kita & semua makhluk demi mencapai itu, kita butuh metode tahapn sang jalan menuju pencerahan dibagi 4 bab utama keagungan sumber ajaran, keagungan dhamma, metode mendengarkan ajaran, membimbing murid yang sesungguhnya, merenungkan manfaat dhamma membangkitkan rasa hormat merenungkan manfaat dhamma akan direview kembali.
Manfaat mendengarkan dhamma melalui mendengar nirvana bisa dicapai mendengar seperti pelita, mendengar bentuk kemakmuran tidak bisa dicuri. Harta benda bisa dicuri dhamma ada dibatin kita tidak bisa dicuri, bagaikan senjata untuk mengalahkan ketidaktahuan mendengar dhamma sebagai instruksi & teman sejati merupakan obat terbaik karena bisa menyembuhkan, ia merupakan obat terbaik karena bisa menyembuhkan ia merupakan prajurit harta kekayaan yang teragung, sehingga kita bisa bangkitkan keyakinan kita supaya benar benar yakin mendengarkan ajaran bangkitkan rasa hormat terhadap guru & dhamma disini yang harus ditekankan, dengarkan dhamma dengan batin bebas dari penganggu menjaga diri dari 5 pikiran yang tidak tepat, dibalik motivasi yang kita bangkitkan tadi kita belajar bisa mencapai kebuddhaan hal yang harus kita hindari & sikap yang kita hindari setiap saat setiap waktu dalam mendengarkan ajaran dengan perumpaan wadah yang cacat.
Menjelaskan 6 pemikiran sebagai sikap yang bermanfaat, meninggalkan 3 sifat / cacat yang harus kita hindari wadah yang terbalik. Tidak peduli yang kualitas baik ajarannya tidak akan masuk, sama halnya ada gelas tertutup kita tuang air lewat saja tidak cukup hanya tubuh kita yang ada / mendengarkan suara perhatian kita teralihkan tapi batin kita teralihkan tiada yang menyangkut, lebih baik tidak usah dengar sama saja kalau dengarpun hanya lewat saja, kita tidak akan dapat apa apa dengarkan dhamma semua perhatian tidak penting kita tunda dulu sehingga jadi manfaat untuk batin kita dirumah masing masing distraksi terjadi sesi retret kecil distraksi, kalau dirumah mudah sekali terdistraksi mau mendengarkan ajaran supaya dapat manfaat untuk bisa dikembangkan kita harus konsentrasi penuh, tidak mendengarkan separuh perhatian kita handphone selalu ditangan, tahu tahu ada chat itu distraksi muncul.
Separuh makan ada yang lain mudah sekali teralihkan seperti rusa sakin konsentrasi apa yang diburu sampai tidak sadar pemburu ada dibelakang, itu harus lebih baik cacat pertama lebih halus mungkin beresiko mungkin mendengar apa yang dibicarakan pikiran kita terpecah. Kita sudah mulai belajar ada teman yang tidak datang itu wadah terbalik kok bisa hadir bisa terjadi pas lagi dengarkan ajaran ada yang masuk / keluar itu sama bisa mengakibatkan wadah yang terbalik, pikiran ini sangat mudah muncul kita memiliki 2 perhatian pada saat yang sama itu jadi tidak jelas mau fokus ke mana mana yang harus kita konsen dulu, itu jadi terdistraksi ini juga wadah terbalik yang halus; pikiran mudah teralihkan pelan pelan itu wadah pertama, kalau bisa kita tanam batin kita kalau sudah pernah alami saat itu.
Kita lebih serius mendengarkan dhamma dengan baik bagaikan wadah yang kotor semua wadah bisa jadi racun, jadi tidak layak dikonsumsi nirvana untuk diri sendiri saja itu jadi wadah yang kotor. Disini cacat ini motivasi keinginan belajar ekstensif untuk diri sendiri / memperoleh 8 angin duniawi, itu juga wadah yang kotor motivasi kita upayakan demi semua makhluk belajar tidak hanya untuk diri sendiri, tapi semua makhluk mangkuknya kotor berdebu / berjamur jika kita tuang makanan ke sana itu akan menjadi racun ke tubuh kita ini hal hal yang harus kita terapkan demi mencapai kebuddhaan diri sendiri & semua makhluk, cacat yang ketiga ini bagai wadah yang bocor, kalau bocor tidak mungkin masuk cairan itu pun mungkin awalnya tertampung tidak lama 1-2 jam airnya habis orangnya seperti ini cara mendengar sudah baik & motivasi baik.
Tapi tidak mampu mengingat setiap kali pengajaran selesai itu mereview cacat yang ketiga sangat mudah terjadi, minggu ini kita mau lanjutkan pasti mudah terjerumus. Minggu lalu apa yang dijelaskan coba renungkan kembali, apakah sering terjadi dalam diri kita ini? Sangat mudah sekali terjadi ingin pertahankan ajaran & tidak mudah lupa paling tidak mengulang merenungkan, apa yang kita pelajari sampai suatu saat bisa sampai hafal itu butuh perjuangan sangat sulit ini kita harus meninjau kembali, meningat kembali, & merenungkan berulang kali metode lain itu mendiskusikan ajaran tersebut setelah sesi jaran review tidak mengingat kembali mungkin terlewat jadi bisa kita review menghindari 3 cacat wadah dengarkan baik & sungguh tanamkanlah dalam batin mendengar dengan baik untuk menghindari wadah cacat dengan sungguh sungguh untuk menghindari terbalik.
Tanamkan dalam batin untuk menghindari wadah yang bocor, poin kedua sifat yang bermanfaat dari enam pemikiran menganggap diri kita sebagai seorang sakit. Menganggap dhamma sebagai obat, guru spiritual yang mahir praktikan dhamma sungguh sungguh jadi sembuh, menganggap tahtagatha sebagai guru yang suci menganggap tahtagatha sebagai guru yang suci, menganggap diri kita sebagai orang sakit pemikiran ini sangat penting pemikiran lain mudah muncul kita sadari, kita saki, kita berusaha mencari obat sehingga sakit bisa sembuh jika dimeditasikan itu juga salah, kalau menderita sakit dari kilesha adalah sebuah kesalahan itu kita dicemari penyakit kronis 3 kilesha sering merasa hidup sehat tapi kita 3 sadari ada 3 kilesha racun ini mungkin kita berpikir sakit kok tidak terasa saya sehat sehat saja.
Maih aman aman saja demam tinggi mulai tingkah aneh bisa bicara sendiri, demam tinggi kita tidak sadar lagi demam kita sudah diikuti kilesha. Hingga kita tidak merasa itu penyakit mungkin kita berpikir saya sakit, kenapa tidak dapat merasakan sebenarnya ini adalah itu sakit dari kilesha bisa terlihat dari satu fenomena ada yang berhasil kok ada rasa ini dinamakan kilesha, kita merasa tidak suka dengan orang tersebut ini penderitaan, ini yang membuat kita tidak bahagia ini sangat hebat, ketidakbahagiaan yang tidak menonjol rasa melekat ada burung yang menarik tapi mahal, jadi kita belum bisa memiliki ini adalah hal kecil ketika kita melihat / mengingat sesuatu yang tidak nyaman rasanya.
Rasa sakit yang menusuk bicara suka menyidir kejelasan kita pokoknya ada sindiran muncul rasa tidak senang buat kita, marah kita sudah kesal. Ini harus kita deteksi kita lihat kenapa rasa sakititu menusuk itu yang membuat kita tidak bahagia rasa iri hati, sombong ini juga penyakit kronis sakitnya parah kita harus deteksi dia, apa yang membuat kita menderita? Itu karena kilesha itulah penyakit kronis bahwa saya sakit kenyataan kita sudah diserang berbagai penyakit, jika pikiran ada rasa sakit sadar menakuti kita, contoh covid-19 itu menakuti kita tapi dalam diri kita banyak penyakit yang lebih parah ini harus kita sadari betul betul, orang yang selalu dicemari oleh kemelekatan jika kita kena covid harus sadari kita juga sadari ini juga sakit parah, kita harus mendengarkan instruksi dari buddha supaya tiada sakit parah.
Jika kita hadapi penyakit 1-2 bulan itu sanga takut tiada pernah kesembuhan, karena kita lahir dialam samsara sudah tanpa awal. Kita harusnya berjuang dari siklus berulang kita harus sadari jika kita tidak sadari itu sangat bahaya, dhamma yang suci sebagai obat deteksi sakitnya darah tinggi, oh ya cara sembuhnya bagaimana? Harus cari obat seperti apa karena dhamma itu kita harus ambil obat satu satunya dhamma orang sakit butuh dokter, kalau kita tidak ke dokter pasti diagnosanya akan salah, karena obatnya itu tidak sembuh jika tidak tepat bukan menyembuhkan kalau tidak konsul efeknya nyawa jadi taruhan, maka dari itu kita harus bertumpu pada guru yang supaya kita selamat tanpa bimbingan spiritual kita tidak bisa sembuh, jadi dokter yang tahu ajaran sama halnya guru, mana yang harus kita jalani.
Bisa praktik sendiri tapi arahannya makin tidak jelas kita tidak cari dokter / guru lama lama batin kita membantu kita harus benar benar praktik dhamma, ikuti instruksi dari guru kalau tidak dijalani. Itu akan jadi salah kita pasti akan melakukan dengan hormat karena guru kita yang mendukung kalau tidak minum obat, saya dengan belajar / ikut prolam saja instruksinya tidak kita jalankan apakah itu jalan sebanrnya, apakah benar benar bisa menuntun tujuan akhir yang kita mau? Salah satu prolam instruksi guru kita sampai benar benar mahir ketika orang sakit bertemu dokter melakukan dengan hormat orang bijak mencapai kesembuhannya hargai guru spiritual tanpa kenal lelah hargai seorang dokter biar bisa sembuh itu pemikiran ketiga, tiga poin yang harus ditanamkan & praktikan dalam keseharian praktik dhamma dengan sungguh sungguh akan menyembuhkan penyakit kita, obat adalah agen penyembuhan langsung pasien jika tidak konsumsi itu obat manjur tapi tidak dimakan sama saja bohong tidak akan bisa sembuh kita kalau sudah menyadari kita sakit & resep sudah diberikan makan obat itu haru diminum, jangan melawan pantangan dokter kita, kalau main makan saja tidak akan bisa sembuh.
Jika perilaku seperti ini kesalahannya ada pasien, tapi obatnya kita minum larangan kita patuhi pasti bisa sembuh. Instruksi guru spiritual itu mahir & menghindari kilesha jika tidak dipraktikan tidak bisa salahakn ajaran & praktikan juga seorang bijaksana & terpelajar, dengna welas asih minumlah obat ini jika tidak dikonsumsi tidak boleh disalahkan doketer /obat, tapi pada pasien itu snediri kalau kita tidak jalankan / praktikan mana mungkin bisa capai sadar kita sakit, cari dokter yang mahir anjuran sudah diberi jika kita tidak jalankan mana mungkin sembuh kalau itu kita sendiri yang salah, sudah tertarik ajaran tapi tidak dijalankan mana bisa mencapai nirvana engkau bagaikan pasien yang megang keranjang obat mengumpulkan semua ilmu tapi tidak dipraktikan, bagaikan pengkoleksi obat kita tidak konsumsi mana bisa sembuh, apa manfaat belajar tentang obat obatan bagi orang yang sakit tidak sekedar punya obat kita harus konsumsi sesuai anjuran dokter, kita juga bisa menghindari itu yang bisa kita terapkan kita tidak terapkan disesi dhamma, apa bermanfaat mungkin manfaat tapi tidak penuh, kita harus praktikan arti istilah sungguh sungguh dengan dengar dhamma yang sungguh sungguh harus dengan upaya kita setiap orang berbeda menajalnkan dengan sungguh sungguh.
Beberapa orang belajar dengan ekstensif memperoleh sebanyak mungkin mereka menginginkan intisari dari tebu, tapi makan dari kulit tebu tiada rasa rasanya ada didalam. Sama halnya dengan kulit tebu sama halnya dengan intisari tebu kalau makan kulit tebu kita tidak tahu rasanya, yang dari dalam baru bisa ke rasa manis sama hal dengan aktor kesalahan, karena mengenangi kata kata jadi kita harus praktikan kalau tidak kita peka tapi cuman pernah dengan dismapaikan oleh si a tapi tidak masuk ke dalam batin sering mendengar, tapi tidak meditasi sama saja kalau tiada perenungan praktik positif akan semakin lemah dengan dhamma tiada manfaat, apapun jadi apa yang sudah dengan kita praktikan teorinya takut api tidak praktik, tidak seperti itu apa yang kita dapat / pelajari itu yang kita prakktikan orang yang kemabli setelah pergi.
Seekor serigala bebas dari perangkap, ketiganya hati palsu seorang guru kadampa, meski bisa mengalahkan tapi tidak bisa kalahkan seperti minyak melumerkan mentega. Tidak bisa itu karena kaku, jadi mungkin tidak bisa meski seseorang telah membantu masih bisa tapi jika tidak disiplin, apapun ajaran yang dipilih harus diteguhkan dalam batin, apa yang kita dengar renung, meditasi harus dipraktikan bersama merealisasi secara baik & sesuai tiada gunanya tangan kaki yang kusta, sudah diamputasi jika ada obat itu harus benar benar manjur kita praktikan secara terus menerus, apa gunanya sebagai penderita kusta yang tanpa kaki / tangan itu hanya memperpanjang umur saja kita butuh upaya yang sangat keras untuk sembuh, harus diulangi & tidak mudah putus asa harus dengan segera tidak boleh ditunda tunda.
Beliau melihat dirinya itu tidak boleh ada alas duduk kulit binatang, jika ditempat terpencil tiada masalah. Pemikiran kelima mengundang tahtagatha sebagai makhluk suci beliau sudah mencapai & tepat otoritas sempurna, bebas dari kesalahan pemikiran ini merupakan praktik mengingat buddha, jadi bisa merenungkan buddha, dhamma, & sangha ajaran buddha ini turun temurun dari buddha sakyamuni, dhamma yang dipelajari bebas dari kesalahan makhluk suci adalah guru kita, kita juga menganggap guru kita sebagai emanasi buddha sakyamuni berharap untuk waktu yang lama ajaran itu merenungkan dengan rasa tulus yang mendalam membantu praktik ajaran untuk waktu yang sangat lama, salah satu bagian pertahankan.
Ajaran mendengarkan ajaran untuk waktuyang lama, praktik meditasi merenungkan kebaikan meditasi untuk membalas kebaikan. Sangat penting kita mendengarkan ajaran langsung ke mental kita , jika masih terpisah tidak bisa ada rasa mendalam kita bisalihat ke cermin bersihkan corengan mendengar dhamma sebagai cermin memeriksa kesombongan mental kita, bangkitkan rasa sedih yang mendalam bahwa kita memiliki sifat buruk kita lakukan segala untuk menghapuskan keburukan, kita saja merasa terguncang & itu kita menyesali serta bersedih tapi bukan terlarut kita harus benar benar menyesali, Anda harus memutuskan yang terbaik bagi kita.
Komentar
Posting Komentar