MEMBERI BERARTI MENERIMA BY Y.M BHANTE NYANA SURYANADI MAHATHERA
Tentu memberikan pemahaman bagi kita semua apa karakter memberi, memberi itu melepaskan adalah bentuk rekatan walau kita sudah melepas berarti kita sudah mengkikis, mengalahkan / menaklukan. Keserakahan bagian dari mana kita melepas sesuatu & mengurangi jadi kepemilikan yang hilang wujudnya materi / objek bentuk yang nyata memberi terjadi ketidakmelekatan pada saat tertentu ini bentuk pencapaian kemakmuran baik pada diri kita / orang lain, tentu bicara memberi memberi itu aktivitas yang mudah untuk dilakukan siapapun dalam konteks ini, kita bisa berikan apapun seseorang yang memberikan sesuatu pasti tidak kekurangan materi, cara memberi dengan keyakinan kenapa harus yakin? Karena untuk menguatkan keyakinan pada diri kita ketika memberi harus penuh rasa hormat itu lebih bermanfaat waktunya tepat orang haus jangan dikasih makanan, orang lapar kasih makanan memberi dengan hati yang ramah dengan cara tanpa menyakiti siapapun jangan dilempar jika kita berikan dengan melempar itu tidak etis, senang sebelum memberi, saat memberi, & sesudah memberi ketika memberi dengan penuh hormat dari memberi dengan keyakinan bisa jadi kaya raya.
Tampan, menarik, anggun bagaimana penampilan menarik itu karena yakin itu memberi dapat menerima yang baik; ketika memberi dengan hormat kaya raya, kekayaan berlimpah: keluarga, bawahan, pekerja semua mendengarkan dengan patuh. Berikan dengan penuh hormat pada saat yang tetapt bisa kaya raya, kekayaan berlimpah, keuntungan berlimpah & datang tepat waktu mempertimbangkan saat yang tepat memberi dengan ramah itu juga kaya raya, kekayaan berlimpah serta dapat menikmati kekayaan tanpa menyakiti siapapun terhindar dari hal yang tidak baik memberi juga pasti akan diterima oleh kita ini adalah dasarnya, contoh memberi makanan serta menerima manfaat panjang umur, kecantikan, kebahagiaan, kekuatan, & kecerdasan dalam perjalanan tiada kekurangan makanan dengan memberikan kita tidak akan pernah merasa kekurangan mendorong kita untuk memberi dorongan hati, karena jengkel, kebodohan, takut, melanjutkan kebiasaan leluhur mengharapkan surga dapat rasa tenang, gembira, memperkaya, serta perlembut batin kita ini hal mendasar mengapa memberi pemberian yang baik sesuatu yang suci, barang baik / layak suatu yang bermanfaat juga tidak berbahaya diberikan & dibutuhkan tepat waktu.
Bijaksana penuh perhatian terus berulang beri dengan rasa ikhlas membawa ketentraman ini yang menjadi penting, bagimana berlatih untuk aktivitas memberi dengan cara demikian? Secara bertahap dilatih kepada siapa kita memberi. Memberi kepada perseorangan Sang Buddha, Pacekka Buddha, Arahat, jalan menuju realisasi arahat susah, anagami, semua susah untuk mengecek orang yang sottapanna itu susah diketemui bukan pemeluk agama buddha terbebas dari nafsu bisa kia berikan, dana pada yang bermoral, dana pada yang tidak bermoral / berdana pada binatang apapun yang kita lakukan pasti akan kita terima pemberian kepada binatang mendapatkan hasil 100 kehidupan, karena banyak mengasah batin kita untuk hal baik.
Orang tidak bermoral dapat hasil seribu kehidupan yang bermoral seratus ribu kehidupan, inilah luar biasa memberi mudah dilakukan. Pemberian kepada orang bukan pemeluk agama buddha tapi bebas dari nafsu sepuluh milliar, sottapanna itu tidak terbatas apalagi hasil pemberian individu yang tadi pasti tidak bisa dihitung lagi, kesempatan yang bisa dilakukan ini ada dialam manusia ini, kalau memberi dialam dewa sangat susah sekali karena sudah cukup dialam manusia inilah yang paling penting, kita sebagai umat buddha memberi menjadi penting kita bisa memberi setiap saat betapa penting melakukan kebajikan memberi dapat kita lakukan kapanpun.
Makanya memberi ada dipaling awal karena kita yang memberi kita yang menerima walau dilimpahkan, jasa kebajikan limpahkan jasa tidak akan mengurangi. Beda orang transfer ke bank lain rasa kemuliaan ini makhluk lain yang dapat merasakan kesenangan dimomen yang baik ini ada kathina dana dimanfaatkan hal yang baik untuk kebajikan diri kita & semua makhluk serta buddha dhamma, dalam rangka aktivitas ini untuk terus melakukan kebajikan dari waktu ke waktu dari sini kita menguatkan terus melakukan kebajikan dari waktu ke waktu, dari sini kita menguatkan terus menerus tidak hanya materi tapi bisa dari pengetahuan bukan monolog, jika bertemu hal sulit kita bisa bantu juga mengajarkan dhamma menemukan cara mengatasi penderitaan membuat orang melakukan jadi menguatkan untuk terus maju tidak selalu terputus, karena selalu dipupuk.
Celah kehidupan sangat pendek dibandingkan alam lain, umur manusia paling pendek karena paling pendek terus menerus melakukan kebaikan dengan cara memberi kita bisa lihat potensi kita untuk orang lain. Kita bisa belajar memberi ini hal mudah, tapi susah dilakukan faktor melekat didalam batin susah untuk dilepaskan tapi pelan pelan harus dilepaskan mengurangi sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu kebajikan bisa kita lakukan dari waktu ke waktu setiap saat masih bisa memberikan kebajikan pada momen saat baik ini kita menemukan spirit kehidupan demi melakukan kebajikan kita untuk semua makhluk, tidak mungkin hilang dari perubahan cuaca / ancaman lain terus tetap melekat dengan diri kita, kita belajar dhamma secara bertahap tetap aktif mari terus menerus melakukan kebajikan pada momen kathina ini.
Mengapa memberi tanpa moral sekalipun kok masih dapat kebajikan lebih, tapikan mendukung kok bisa? Ketika berdana itu semua bermanfaat. Ada yang terbawa arus ketidakbajikan bagaimana cara mereka berubah jadi baik, kita sebagai manusia pola pikir kalau kita berikan kepada orang lain dimakan / tidak kalau sudah lepas tapi kita tetap memegang justru memberi itu melepas jadi tidak usah dipusingkan lagi, apa yang diberi justru ingin kita atur ketika memberi ke siapapun yang membutuhkan itu pasti dapat hal baik kita atur ketika memberi ke siapapun yang membutuhkan itu pasti dapat hal baik, kita siapa tahu bisa mengubah cara pandang ketika memberikan sesuatu dimakan / tidak jangan jengkel kita memberikan makanan itu harus gembira, setelah itu kita harus melihat dari sisi hal yang baik justru kualitasnya menurun padahal harusnya kualitas cara keliru ketika melepas itu sudah menjadi hak penerima.
Ketika sudah diserahkan jangan serta merta berpikir negatif kita harus tetap senang hati, tidak mungkin makanan memberi untuk memberi secara bertahap kita belajar supaya tercerahkan. Pemahaman itu penting ketika sudah memberikan manfaat jika memberikan lagi itu bisa memberikan kebajikan ke orang lain lagi, hal yang kita lakukan sangat baik semua orang ingin menjadi hal yang baik kita bisa berikan hal hal yang baik, kita bisa berikan hal hal yang baik bukan materi makanan tapi bisa sehat, cara matematika tidak cukup memberi ini bukan hanya materi tapi beri ajaran bisa dalam bentuk dorongan, petunjuk, bukan ceramah saja, berdana tepat waktu memberikan sebagian kecil ke pengemis tidak harus memilih, memberi harus dengan kebijaksanaan itu dari kondisi diri kita sendiri,jika bisa lakukan hal keduanya itu jadi hal yang baik.
Jangan pernah berpikir lebih besar manfaat ke anggota sangha, momennya tepat niat yang lebih baik itu juga memberikan hal yang baik. Tidak secara tekstual itu semua kembali ke diri sendiri, jika kondisi batin berat manfaatnya rendah tapi jika kita dengan senang lebih baik lagi itu yang kita bawa dari kehidupan, kehidupan ini semua berkalpa kalpa seperti buddha sakyamuni kebajikan terus menerus sepanjang waktu kehidupan kita, perbuatan yang dilakukan saat ini tidak mengecilkan kita tidak tahu kapan kita selesai tapi kebajikan tiada akhir, selalu meningkatkan kemampuan kita serta kebajikan kita meningkat terus, bebrapa referensi kalau sudah capai kebebasan itu hal yang baik, tapi kebajikan tiada pernah hilang karena kita pupuk ibarat lampu terus menersu jalan kebajikan tidak pernah hilang.
Memberi yang paling mudah kita lakukan memberi dalam bentuk tenaga, materi berkaitan pengetahuan mengubah cara pandang & cara berpikir. Buddha Sakyamuni terus melakukan pemberian intinya perbuatan bajik bisa menolong / melepas, jadi dalam memberikan walau kepada binatang ini kebajikan kepada binatang terus dapat kekuatan selama seratus kehidupan, tanpa disadari ke binatang itu memberi yang sangat bermanfaat kebajikan tetap harus kita ulang terus menerus, merenungkan kebajikan yang telah kita lakukan tapi tidak mengungkit ungkit karena memberikan 100 kehidupan kepada kita cara yang kita lakukan tadi bagian kebajikan dari waktu ke waktu dengan hormat, tetpat waktu walau ke binatang sama harus dengan penuh rasa hormat.
Cara inilah kualitanya semakin meningkat, kita terkadang berpikir pada masa perjalanan buddha sangat luar biasa. Kualitas mereka walau mereka tidak belajar dhamma, tapi meyakini hanya ditext book kitab suci justru itu buat kita terbatas, pemahaman spiritual tidak paham konteks agama buddha bisa dicapai untuk praktik spiritual yang lebih maju, memahami pemahaman dhamma bahwa kebenaran itu bisa dimana mana buddha, fokus bagaimana pentingnya kualitas batin untuk mencapai kemajuan jika masih label itu masih buat masalah, jadi kita tidak bisa lakukan kebajikan demi menanam dari waktu ke waktu secara periodik itu susah kita temui, kapan mau ketemu samasambuddha yang paling mudah dilakukan itu memberi, apapun bisa memberi semua orang bisa memberi dengan rasa senyumpun sudah memberi rasa hormat, memberikan pengetahuan dhamma itu lebih besar & tidak mudah terkuatkan hanya sesama manusia.
Diterima / tidak terima bukan masalah itu kualitas bukan dari yang menerima tapi kualitas pemberi, jadi karena tidak bisa memberi jika kita menerima terus pasti akan lebih susah lagi. Kehidupan manusia tidak panjang pasti memberikan inspirasi yang berbeda perspektif, kita sendiri kualitas yang kita berikan itu perbaiki secara bertahap kita tidak akan melekat dari yang kita beri, jadi memberi pikiran yang baik justru bersyukur dapat karma walau kita bisa perpendek, bagaimana jika dana dititip sama langusng memberi tidak mengurangi tapi jika dititipkan juga dapat kebajikan tetap bisa melakukan kebaikan tapi mendorong orang lain, kebaikan tapi tidak mengurangi bagaimana kita beri makan binatang lalu menyembelih? Itu membunuh, membunuh tetap membunuh berbuat baik tetap baik itu tetap membunuh hal buruk ketika saat memberi pada saat memberi sesuatu senang / tidak.
Yang penting dilakukan tetap bajik kok, jangan berpikir tanpa pahala pada saat netral juga ada kebajikan ringan pun hal yang baik. Tiada ragu itu cara memberi yang mudah dari karakter melepaskan kualitas barang, dari hasil korupsi itu penting diperhatikan kualitas barang dengan tidak baik, mencuri tidak baik ada kebaikan tapi tidak bisa bilang korupsi itu baik, korupsi tetap korupsi berbuat baik tetap baik, hasil korupsi tidak diperoleh dengan tidak halal, tetap korupsi tidak di izinkan walau untuk berbuat baik semua berbeda, terkait kualitas barang itu kualitasnya lebih rendah setelah memberikan jangan berpikir itu dipakai untuk apa, berbeda kita pertimbangkan barang yang tidak bisa rugikan diri sendiri, tapi memberi jangan dipikrikan karena itu tidak bisa diberikan lagi.
Kita harus ikhlas melepas tapi tidak boleh mengorbankan diri sendiri, jangan terpaksa juga tapi harus pertimbangkan diri kita masing masing. Tapi pemahaman dhamma juga harus dengan tolak ukur tidak tepat waktu juga bahaya, jika sedang bingung jangan dikasih makan jadi muncul pemahaman diri kita berikan solusi, itu kebutuhan dia / penerima ketika ada orang sakit kok tidak ada yang bantu, tetap bisa kita lakukan kenapa bhantenya bangun vihara? Tahu untuk kepentingan orang banyak itu supaya untuk bantu orang yang tidak punya itu termasuk penguatan kepada masyarakat kecil, mulai murah juga fasilitas sarana juga untuk kepentingan umat sendiri cara memberi kita perhatikan jangan pernah berhenti melakukan kebajikan itulah buah karma.
Komentar
Posting Komentar