MEMBENCI PARA PEMBENCI BY UNKNOWN

Aku membenci mereka yang selalu menebar kebencian dengan mengatasnamakan sebuah keyakinan, aku membenci mereka selalu menebar kebencian dengan menyudutkan salah satu golongan, untuk sebuah kepentingan. Aku membenci mereka para pembenci kedamaian, membenci pembenci kesetaraan membenci pembenci kebersamaan membenci para pembenci sepertinya hal ini baik, tetapi membenci disalah satu yang kita anggap buruk perbuatannya, sebenarnya membenci pembencian tersebut tiada beda sama sama meluapkan perasaan ketidaksukaan dengan cara membenci, masing masing punya alasan sendiri pembenaran atas pandangan mereka, masing masing punya sudut pandang sendiri & dipandang telah membuat sebuah kesalahan, oleh pihak yang berseberangan pendapat lalu bagaimanakah seharusnya bersikap menghadapi para pembenci, jika kita menunjukkan sikap yang sama dengan cara membenci, maka sesungguhnya kitapun tiada beda.

Ibarat sebuah pintu terkunci yang kau gedor, dengan memaksa dan sangat kerasnya mungkin saja akan terbuka tapi hal tersebut, bukan sukarela dari hati penghuninya terdobrak rusak malah kedua belah pihak, hatinya akan saling terluka dan melukai. Membaca tulisan ranggawarsita membuatku mengerti, membenci para pembenci sama saja dengan melanggengkan dan meluaskan kebencian, apakah kita ikut andil dalam melebarkan lingkaran kebencian yang sudah ada, akan sangat bagus dan baik bila kita dapat mengendalikan diri sendiri, bila kita hidup diantara para pembenci tapi pikiran kita sendiri harus bisa kita kendalikan dan bebas dari rasa kebencian.

Jangan dimasukkan hal hal yang dapat mengotori, dengan kebiasaan jelek itu ke dalam memory kita, menjadi kebiasaan yang akhirnya menjadikan pembenaran sifat membenci tersebut, belajar melepaskan dan meninggalkan semua cara yang salah. Cukup tahu ada sesuatu lalu biarkan berlalu, harus diketahui pahami dan menyadari bahwa sesungguhnya masalah itu terjadi, menjadi masalah bila kita mepermasalahkan masalah itu tapi sebaliknya bila pikiran kita tidak kecemplung kedalam masalah tersebut, yang berarti pikiran kita tidak mempermasalahkan masalah itu.

Disinilah kita belajar terus untuk membebaskan, dari permainan pikiran yang suka mempermasalah masalah kecil, menjadi besar. Masalah besar menjadi sangat besar dan sekedar tahu aja, mencari solusi tetapi jangan terikat kuat dalam permasalahan tersebut lalu biarlah lepaslah jangan digenggam erat, baru kita bebas dalam lingkaran saling membenci agar dapat terbebas dari lingkaran samsara, kebahagiaan yang sempurna kita latih kebiasaan baik dan cara yang bijaksana, selalu bersyukur memperlakukan setiap mahluk dengan istimewa.

Yang terjadi adalah akibat masa lampau kita, sekarang adalah momentum untuk memperbaiki setiap kesalahan dan perbuatan buruk tersebut, biarlah lepas agar lingkaran samsara ini berakhir.

Komentar

Postingan Populer