BELAJAR DENGAN BENAR BY FRANKY SUPRIYANTO
Pertanyaannya adalah apakah ajaran buddha mengajarkan kebencian?, apakah perlu umat buddha semakin mengembangkan kebencian? Menurut agama buddha, sifat benci adalah hal utama yang harus di hancurkan dalam diri. Dosa (kebencian) adalah akar dari kejahatan, keburukan, penderitaan dan bahkan penodaan terhadap diri sendiri maka dari itu hendaknya kita lahir sebagai manusia, yang memiliki nama & rupa yang lebih sempurna dibanding dg makhluk lain, harus mengutamakan kebersamaan, toleransi, dan persatuan antar sesama manusia baik mereka yang jauh maupun yang dekat, yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal, yang terlihat maupun yang tidak terlihat, mari pancarkan cinta kasih kita (metta) tanpa batas, tanpa ego dan tanpa pandang bulu kepada semuanya apa keuntungan kita saling membenci, apa hadiah yang kita dapatkan setelah membenci apakah setelah membenci kita menjadi hebat, dunia kita begitu pendek dan cepat akhir hidup kita memiliki tempat yg sama, yaitu kuburan yang di kremasi ditempatkan di guci kecil yang dikubur hanya menempati sejengkal tanah, apa yg kita banggakan setelah menjadi setumpuh tanah disana.
Anehnya, kita sering bahkan dengan sengaja memasukkan makanan-makanan beracun ke dalam pikiran kita, kita tak sadar bahwa inilah sumber penderitaan kita. Salah satu makanan yang paling berbahaya tersebut, bernama ketidakmauan kita untuk memaafkan orang lain ketidakmauan memaafkan, penyakit berbahaya yang menggerogoti kebahagiaan kita kita sering menyimpan amarah, kita marah karena dunia berjalan tak sesuai dengan kemauan kita, kita marah karena pasangan, anak, orang tua, atasan, bawahan, dan rekan kerja, tak melakukan apa yang kita inginkan lebih parah lagi kita memendam kemarahan ini berhari-hari, bertahun-tahun, bahkan sampai dibawa mati memang banyak sekali kejadian yang memancing emosi kita, kita mungkin berpikir bahwa orang-orang tak tahu diri ini sudah sepantasnya kita benci, tapi kita lupa bahwa kebencian yang kita simpan hanyalah merugikan kita sendiri.
Sudah menjadi tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman, walaupun demikian bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti malah sebaliknya, jika kita dizalimi maka doakanlah orang-orang yang menzalimi itu. Agar bertaubat dan menjadi orang saleh mampukah kita melakukannya? Orang-orang bijaksana adalah sosok yang hatinya bersih, dari sifat dendam walau ia dihina, dicacimaki, difitnah, bahkan hendak dibunuh, tak sedikit pun ia mendendam bahkan, ia mati-matian berbuat baik kepada orang-orang tersebut dan begitu ringannya ia memaafkan, kita harus terus berlatih untuk mengikis sifat dendam tersebut sebagai ilustrasi kita bisa belajar dari para karateka yang berhasil menghancurkan batubata dengan tangannya pertama kali memukulnya, bata tersebut tidak langsung hancur tapi dia tak patah semangat diulanginya terus usaha untuk menghancurkan bata tersebut, akhirnya pada pukulan kesekian, pada hari kesekian, bata tersebut berhasil dihancurkan memang tangannya bengkak-bengkak, tetapi dia mendapatkan hasil yang diinginkan.
Begitu pula dengan hati. Jika hati dibiarkan sensitif, maka hati ini akan mudah sekali terluka. Akan tetapi, jika hati sering dilatih, maka hati kita akan semakin siap menghadapi pukulan dari berbagai arah. Jika kita telah disakiti seseorang, kita jangan melihat orang tersebut, tetapi lihatlah dia sebagai sarana ujian dan ladang untuk mengembangkan sifat bajik kita akan semakin sakit, tatkala melihat dan mengingat orangnya untuk mencapai kebahagiaan, kita perlu mengubah cara pandang kita sumber kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, bukan di luar rela memaafkan adalah jalan terpendek menuju jalan benar itulah kunci kemuliaan diri.
Komentar
Posting Komentar