AKIBAT DARI PERBUATAN YANG BURUK BY Y.M DHIRASARANO

Tentunya dalam aktivitas yang kita lakukan, dalam sehari hari tidak terlepas dari 3 saluran perbuatan, yaitu ucapan badan jasmani & pikiran. Tentu perbuatan yang kita lakukan dari bangun tidur, itu ada 3 hal tadi tapi lebih pikiran yang akan dibahas mengenai pikiran kalau melakukan sesuatu, itu dari kehendak yang tidak lain pikiran kita tidak hanya perbuatan jasmani baik / buruk, tapi jika sebaliknya ada yang tidak baik secara perbuatan jasmani tentu ada seperti itu, ada sutta di Upali sutta dalam Majjhima Nikaya ada di zaman buddha ada seorang pertapa, ketika bertemu Sang Buddha ada diskusi yang saling tanya jawab mengenai 3 hal itu ditanyakan kepada Buddha; baik, ucapan, perbuatan jasmani mana yang tercela ada perbuatan jasmani, mana yang tercela ada perbuatan jasmani yang paling tercela kenapa seperti itu karena pikiran itu halus, jika dari badan jasmani itu sangat terlihat ada pandangan yang seperti itu perbuatan badan jasmani, itu tercela lalu Sang Buddha bertanya kembali tapi menurut Sang Buddha, dari 3 itu pikiranlah yang paling tercela tanpa didasari pikiran maka melalui fisik itu tiada satu tindakan, anggap orang pergi ke sebuah tempat jika tidak ada niat itu tidak mungkin, dalam dhammapada ada nasihat pikiran pelopor & pemimpin.

            Tapi Sang Buddha berkata, jika pikiran tidak baik tentu penderitaan tapi jika baik pasti akan bahagia, banyak kasus pikiran baik / buruk. Tapi pikiran buruk lebih mudah muncul baik kita sadari / tidak, kita sadari misalkan membunuh binatang itu tidak lain kebencian, ada senang senang rasa menyakiti itu banyak juga kasus lain tentu kemarahan bisa muncul oleh pikiran, pada saa itu berkatian pikiran ada 3 hal seseorang memiliki pikiran tidak baik dalam diri, kita sendiri ada beragam aspek ada yang kita senangi itu timbul rasa serakah ingin memiliki hal yang lebih, seseorang memiliki kecenderungan muncul serakah itu ada kemelekatan yang kuat dalam diri kita, sekalipun pencurian / korupsi itu juga bisa dari keserakahan, kebencian itu bisa melakukan tindakan tidak bermoral misalkan melakukan pembunuhan banyak aspek, dalam pikiran yang mudah berubah pandangan salah ketika seseorang memiliki pandangan keliru, ketika seseorang melakukan keburukan itu halnya akan ada hasil, jika baik pasti bahagia kalau buruk itu penderitaan.

            Kalau sudut pandang seperti tadi, itu ada pengaruh buat diri sendiri jika melakukan kebajikan tidak diluruskan, malah jadi bisa membuat hal negatif perlu sekali memahami hal tadi, jadi berkenaan 3 hal itu terjadi didalam pikiran kita sendiri. Serakah benci & pandangan salah itu didalam diri sendiri, akan ada efek yang tidak baik ada sebuah kisah Bhante Devadatta dalam masa hidup, karena Buddha dihormati semua orang jadi muncul hal tidak baik dalam Devadatta, ingin sekali Devadatta menggantikan pemimpin sangha karena Sang Buddha sudah berumur karena Sang Buddha menolak, lalu Devadattapun memiliki pikiran buruk untuk Sang Buddha, lalu Devadatta mencari siasat membunuh Sang Buddha seperti lemparan batu & gajah mengamuk, itu tiada hasil pemanah itu juga tidak jadi malah pemanah itu dapat hal yang baik mencapai Sottapanna, tidak berhasil lempar batu dari gunung karena melukai Sang Buddha lepas gajah mabuk, juga tiada hasil lalu Bhante Devadatta jadi hal hal tidak baik juga membuat rugi orang lain, menyebabkan raja Ajjata 1 membunuh ayahnya itu akibat perbuatan Bhante Devadatta, karena supaya dapat tahta itu jadi tiada hasil akibat serakah itu & kebencian itu tidak berhasil bertemu Sang Buddha.

            Bahkan ditengah perjalanan ada gempa bumi, jadi tidak tertolong kondisi pikiran tidak baik itu pasti akan muncul, kalau berbuat hal ke arah positif pasti tiada masalah jika suatu saat muncul pikiran tidak baik, harus kita musnahkan jika kejadian itu bahaya maka harus kita latih pikiran yang baik, ini kiranya yang bisa disampaikan. Semoga dipahami dengan baik & benar, lalu ada sesi tanya jawab kalau berkenaan karma apa raja Ajjata 1 membunuh ayahnya, itu tentu disana ada nilai positif yang bisa kita ambil mendidik anak karena raja Ajjata 1 bergaul dengan bhikkhu itu baik, tapi waktu itu bergaul dengan bhante Devadatta, ada memiliki kecendrungan tidak baik memecahbelah sangha juga membunuh Sang Buddha sendiri, karena ada niat itu dipengaruhi hal hal gaib yang ditimbulkan raja Ajjata 1, ketika bergaul dengan Bhante Devadatta ketika ada minta saran jadi tidak baik salah satu halnya, raja Bimbisara meninggalkita tidak terlalu melihat tapi lihat anaknya bergaul tidak baik jadi memengaruhi raja Ajjata 1, lalu bisa membuat raja Bimbisara meninggal penting kiranya membuat sang anak, pikiran yang baik banyak hal negatif yang bisa membunuh.

            Tiada yang bisa diketahui, itu meninggal oleh anaknya sangat bisa karena bergaul dengan hal tidak baik, tentu berkenaan pertanyaan tadi pikiran sangat sulit dikendalikan bertemu objek tidak baik atas dasar objek itu, bilamana pikiran tidak baik muncul itu harus diperhatikan, kalau tidak baik itu akan berkembang jika melepas itu / tidak melekati itu akan lebih aman, ketika disadari itu apa bisa tidak baik tentu tidak mungkin karena sudah melepas bertemu teman yang tidak baik, itu melepas pikiran yang berupa pikiran tidak baik saja tapi lepas dengan cinta kasih, jika menyadari itu jadi tidak akan terjadi itu bisa lepas termasuk pikiran yang berupa, kebencian keserakahan & pandangan salah. Tadi jika kita melepas aman jika ada perbuatan ucapan tidak baik, jika sadari & melepas ketika muncul pikiran tidak baik kondisi itu dianggap bahaya, jika kita sadari itu lepaskan & rilekskan wajah juga kening kita itu bisa perlahan menstop kondisi pikiran tidak baik, itu akan muncul dalam waktulama jika melepas tidak sampai akan menjadi karma buruk yang bahaya, lebih baik bisa ditinggalkan berkenaan pikiran & hati, itu konsep umum banyak kasus kadang sebenarnya jika melalui hati pikiran & hati.

            Kalau pikiran itu cenderung proses dalam hal berpikir, kalau hati cenderung dalam hal perasaan, apa sama / tidak sebenarnya belum bisa ditemukan secara jelas. Dalam konteks umum itu berbeda, berkenaan pikiran itu cenderung dalam hal berpikir seseorang mengalami hal tidak menyenangkan apa yang sakitnya, pikiran / hati bahasa umum sakit hati jadi bisa disinonimkan hati, kalau sedihitu hati saya sedang sakit terutama dala hal menyakiti perasaan saya sedang sakit, bukan pikiran yang sakit satu hal yang bisa jadi seseorang bermimpi itu dirasa nyata merasa betul pikiran terngiang, pada satu kesempatan itu benar benar terjadi bisa jadi seseorang melekat sekali dengan apa yang dialami, mimpi itu bisa memengaruhi pikiran ketika bangun dari tidurnya, tidak akan memikirkan hal itu tapi jika itu begitu nyata was was kondisi pikiran, ketika mimpi dirasa nyata ketika itu begitu melekat tapi jika itu hanya mimpi tiada pengaruhi pikiran, pada dasarnya kalau melekat berupa perbuatan jasmani itu tentu bisa pengaruh dalam pikiran, jadi teringat terus.

            Ada jangka panjang waktunya, jika melepas berupa mimpi / melakukan hal itu jika kita pikir itu hanya sebentar, tentu bisa kondisi pikiran membuat hal itu terjadi itu ada kondisi karma buruk yang berbuah, diwaktu kondisi ini ada beragam pikiran. Kita bisa saja kekuatan pikiran itu, jika ada masak waktu itu bisa terjadi walau dalam kondisi mimpi jika ada hal yang tidak baik, kondisi pikiran itu dari faktor yang berkondisi untuk pikiran itu apa yang dimaksud batin, itu ada nama rupa nama / batin ada 4 hal perasaan persepsi ingatan bentuk bentuk pikiran & kesadaran, itu yang dimaksud batin ketika ada yang bahagia / tidak bahagia itu kondisi batin, apakah batin ada dihati pundak kepala kita tidak bisa kita temukan tapi dasar batin itu sendiri, 4 hal berupa perasaan bentuk pikiran kesadaran itulah yang bisa kita pikirkan dalam baik menyenangkan & tidak menyenangkan, dimanakah batin kalau mencari difisik kita, tentu tidak akan kita bisa temukan apa dijantung kita mungkin tidak kita temukan mungkin dalam Abhidhamma bisa, tapi itu susah sekali jika dipelajari memang perlu untuk pengetahuan tapi praktik sulit, karena ada beragam kotoran batin.

            Terutama 4 hal tadi seperti hal yang dibahas sekarang, pikiran benci & serakah itu perlu kita sadari, seumpama anda kondisi yang tidak menyenangkan dalam waktu panjang memahami itu tidak menyenangkan, jika lepas untuk beberapa waktu bisa hilang kalau dalam abhidhamma, batin bisa dijawab tapi itu sangat sulit sekali banyak orang ingin mencapai satu hal yang diinginkan, dibutuhkan target banyak orang peroleh hasil maksimal perlu buat target seperti itu, ada bentuk dari keserakhan itu. Tidak karena target itu muncul dari keinginan perencanaan lanjutan dnengan batasan waktu dekat, target itu jadi berupa pikiran yang kondisi tidak baik, jika ujian ingin memiliki nilai bagus tapi batas waktu singkat memiliki tidak pas waktunya, jadi buat contekan seperti itu apa tahapan jika disertai hal baik itu bukan serakah, jadi selama buat perencanaan target dibelakang itu ingin hal baik tiada masalah apa itu boleh dilakukan kembali pada diri sendiri, selama hal yang kita lakukan bukan hal tidak baik, itu lakukan sebenarnya baik tapi ditahun ini ada mengundang tetangga / hadir di vihara tentu bisa menyesuaikan dengan situasi, tanpa ada pemikiran sepertinya harus hindari keramaian.

            Jika sesuai situasi bisa bahkan di viharapun, tetap bisa dilaksanakan melalui online biasnaya dulu banyak, karena hal ini jadi ada cara berbeda. Berkenaan imlek bisa melakukan dirumah, apalagi untuk hal positif bisa dilakukan seperti itu kalau bayi yang baru lahir kebanyakan kasus yang kia temukan, suatu pikiran bisa dilihat dari ucapan & badan jasmani ada kata kotor, bukan lihat secara langsung ada pikiran penuh kebencian tapi jika bayi tidak mungkin menggunakan kata itu, tindakan fisik membunuh mencuri melakukan asusila tidak mungkin, ini bukan jawaban pasti kalau melihat hal tadi sangat tidak mungkin seperti itu sangat lemah kondisinya, kecuali jika umur 2 tahun pikiran tidak baik bisa tertuang secara kasar, seseorang sudah remaja menuangkan kondisi pikiran kebencian sangat jarang kecuali harus dilakukan, apalagi kondisi marah pasti bisa muncul hal tidak baik apalagi yang tidak baik bisa mengumpat, kalau bayi kecendrungan pikiran tidak baik apa kadarnya berapa persen tidak bisa kita ketahui, tentu kia mengetahui bersama baik jasmani & ucapan itu dari pikiran kita sendiri, secara praktik diri kita hal yang baik jika tidak baik lakukan kondisi kondisi yang baik.

            Muncul serakah tentu secara aktif, dermawan berbagi pada orang lain jika tiada materi berikan waktu, pikiran, tenaga, walau itu hal sepele. Jika lakukan tiap hari secara berulang bukan barang itu bisa jadi penguat batin, kita itu sangat patut dilakukan baik perbuatan kita hal baik, jika muncul pikiran pikiran tidak baik jika itu muncul jengkel lakukan pikiran cinta kasih, dalam kondisi apapun ada 6 indera kita ketemu objek bisa muncul pikiran baik / buruk walau objek tidak baik muncul pikiran tidak baik, kalau tidak disertai pikiran yang kuat tidak bisa berkelanjutan, patut kiranya mengarahkan diri pada hal yang positif kalau diarahkan itu cenderung jadi lebih baik lagi, kalau dizaman Sang Buddha apa yang mencapai kesucian yang meninggalkan duniawi, bukan para bhikkhu saja banyak perumah tangga bisa seperti Ananthapindhika itu bisa saja, bukan berdana saja tapi lakukan hidup yang sesuai moralitas selain itu juga lakukan meditasi, kalau secara praktik & moralitas hanya membatasi badan jasmani kalau pikiran itu belum bisa perlu latihan lain seperti praktik.

            Bhavana jika pikiran kacau, kondisi tidak menyenangkan pikiran kita akan tidak baik ada rasa jengkel, selama kita ada keyakinan kesempatan pasti bisa mencapai realisasi yakin & tekun pasti bisa mencapai, walau ada kesibukan diperumah tangga terus mengawasi hal itu pasti bisa, apakah kondisi yang ditanyakan itu karma. Tentu tidak ada beragam faktor penjemputan jenazah bisa salah satunya, dari beragam kondisi peraturan ini muncul bisa melalui beragam pertimbangan, bukan hanya karma saja tapi ada beragam kondisi itu salah satu kondisinya saja, jadi beragam akbibat kondisi yang tidak baik berupa dari lingkungan / media massa, tentu ada kondisi tidak baik melalui pikiran / fisik terjadinya pembunuhan ujaran kebencian / ucapan tidak baik, itu didasari oleh pikiran oleh karena hal itu didalam kehidupan kita baik, semenjak awal bangun sampai tidur mengusahakan konsentrasi pikirannya jika lalai itu akan muncul hal tidak baik, tapi jika kita waspadai itu tidak mungkin hal hal buruk muncul rasa tegang, pikiran tidak baik itu bisa diberikan pijatan pijatan yang baik, semoga semua makhluk berbahagia sadhu sadhu sadhu.

Komentar

Postingan Populer