BENCANA BY Y.M BHANTE ABHISENO

Cuaca tidak mendukung pada hari ini, pada kesempatan hari ini memberikan uraian dhamma yang bertema bencana, belum sebulan kita merayakan pergantian tahun apa yang jadi tujuan bagi kita, setahun ke depan planning awal tahun banyak yang batal banyak sekali bencana di Indonesia, pesawat SJ 182 lebih juga ada tanah longsor, banjir, erupsi, banjir Manado & Puncak, ini salah satu bencana bagi beberapa oknum membuat berita yang heboh pasti banyak korban, ada dampak dari bencana. Kita sudah tahu itu semua baik media cetak elektronik, sesungguhnya kita mengetahui bencana ini ada bentuk keseimbangan panca niyama ada yang berkata “Tuhan” murka, susah dibilangin sebenarnya itu ada hukum panca niyama tanah gempa bumi & longsor, air dimana bisa buat banjir angin / udara angin puting beliung, api gunung api yang meletus ini ada dalam siklus bumi supaya seimbang kita juga harus tenang seimbang, bumi juga tidak kekal bisa longsor gunung meletus lalu cara kita gimana harus menghadapinya, Sang Buddha menjelaskan di Anggutara Nikaya ada 5 macam bencana terlepas dari panca niyama, bencana kehilangan sanak keluarga tapi kita tidak melihat seperti bencana, kematian itu bencana juga menderita akan bencana juga bukan hanya orang yang kita cintai tapi teman / sahabat.

            Apa kita tidak sedih / menderita, sesungguhnya itu penderitaan banyak sekali rumah duka yang paling banyak dikunjungi, ini juga harus direnungkan hilangnya kekayaan rumah dari salah satu, ada kecurian / hilang harta benda itu bencana. Hilang pekerjaan itu bencana kalau pekerjaan hilang itu bisa habis juga timbunan tabungan, apa itu bukan bencana itu juga bencana karena memiliki tingkat keamanan yang baik, kehilangan harta benda itu salah satu bencana, lalu bencana yang disebabkan oleh penyakit batuk & pilek itu bencana batuk / flu aja sudah dibilang covid sekarang, stroke jantung itu bencana kalau dikursi roda itu semua penderitaan, lalu bencana kehilangan perilaku bermoral ini adalah bencana sesungguhnya orang tidak bermoral, tidak jalankan sila / melanggar dari 5 sila itu juga bencana melanggar sila pertama, padahal sudah tahu & bertekad untuk berlatih tidak membunuh makhluk hidup ada dbd jadi ada pembunuhan & berikutnya, banyak sekali sila itu kalau sudah terbiasa melanggar salah satu, dari lima sila buddhist itu ada dampak dikehidupan berikutnya sering membunuh akan berakibat umur pendek.

            Pandangan salah menganggap hal hal yang kita tahu itu salah, tidak dilanggar tapi dianggap benar, ini akibat tidak merasa takut berbuat jahat & tidak takut merasakan akibatnya ketika 1-3 itu tiada alam menderita, tapi jika kita bermasalah dengan 2 hal terakhir masih berada dalam diri kita, itu Sang Buddha berkata ada lahir dialam penderitaan. Karena tiada moral & pandangan salah, lebih dari itu ada 5 hal yang sebaliknya memiliki keberhasilan dalam sanak keluarga, keberhasilan dalam kekayaan keberhasilan dalam kesehatan keberhasilan dalam moral, keberhasilan dalam pandangan baik ini yang diinginkan oleh semua orang, pasti juga semua orang ingin 5 hal baik ini tidak terkecuali karena hal ini indah indah bagi semua yang mendambakan, tapi dalam praktik sehari hari apa lokal ini datang bersamaan jika ada bencana, itu juga bahagia semua orang ingin tapi ingat ini sudah diatur panca niyama & kamma niyama, semua sudah diatur karma kalau berlaku baik itu karma kita yang baik, begitu pula mengalami kebakaran / hilang harta benda & banjir itu ada hukum karma juga yang bermain.

            Terlepas dari itu juga sudah diatur oleh panca niyama, itu juga diatur oleh indikator suhu, ketika terjadi bencana di Indonesia ada banyak tangan yang dianggap tidak pas ada oknum yang memanfaatkan hal itu, kita sudah tahu itu. Ada panca niyama lalu bagaimana kalau bukan kita, apa itu jadi senang beruntung aman & jauh dari bencana saat ini kita aman tapi kita tidak tahu, bencana tahun lalu ada bencana banjir ketika orang lain kena bencana jadi mengeluarkan kata cinta kasih untuk ucapan, juga belas kasih uluran tangan kita agar tidak dapat penderitaan yang berlarut larut, bisa melalui bantuan materi, tenaga, makanan agar tidak kelaparan ia sudah tidak bekerja hancur, karena banjir itulah yang harus kita kembangkan terlebih sudah paham ajaran, selayaknya kita harus mengerti jika belum mengerti ada berita duka itu, apa patut malah dibuat judi itu tidak patut ketika mengalami bencana itu, kita mengalami kesedihan juga / membuat kata motivasi & beri perhatian ketika ada yang meninggal, bukan main judi bukan beban jadi menemani & motivasi orang itu harus punya kebijaksanaan, ketika sudah mengembangkan metta & karuna ketika kita mengalami bencana sama sifatnya buat kita, karena sudah memberikan hal yang baik ketika bencana kita dapat hal hal baik.

            Ketika kita dapat bencana itu juga, ada hal yang sama pasti dapat uluran tangan apa yang bisa dibantu, orang baik & bijaksana pasti berucap seperti itu. Kalau kita bersifat bodo amat pada sekitar yang mengalami itu, kalau berbuat baik pasti baik dia menutup diri kalau dibantu ia marah marah, kita harus mengetahui bencana sudah diatur panca niyama khususnya utu niyama, itu diluar diri kita lalu kalau dalam diri kita karma niyama itu bukan dari Tuhan, tapi itu semua KARENA PROSES KARENA PROSES & KARENA PROSES, lalu ada berucap yang baik dengan kata kata motivasi welas asih lebih menumbuhkan rasa, rasa yang mendukung selalu membantu memang kita tidak ingin bencana, tapi kita harus menerima dengan lapang dada bahwasanya kita tidak terlepas dari bencana, demikian yang bisa disampaikan semoga semua maju dalam ajaran menjadi berkah untuk kita semua, semoga segala bentuk bencana penyakit semua bisa berlalu & semoga semua makhluk selalu berbahagia bebas dari dukkha & segala bencana sadhu sadhu sadhu.

Komentar

Postingan Populer