ANALISIS KEMARAHAN
Menganalisis kita kemarahan ga sengaja ngomong
kasar habis mara kita menganalisa egois ke diri sendiri kita meminta maaf;
menghilangkan kilesha cari sebab kenapa marah menganalisa ego kita dalam batin
itu sendiri intensitas berkurang evaluasi benih pemahaman evaluasi kenapa mesti
marah? Evaluasi semua dijawab suatu pengertian ternyata, tidak harus marah
untuk momen berikutnya tidak akan marah lagi, berbuat itu tidak terjadi
menyadari evaluasi pertanyaan dan jawaban dialog diantara kita berdua. Jadi
tidak harus marah batin kita sudah muncul marah tidak bisa diredam
intensitasnya kecil / besarnya.
Tapi kenapa kita sering marah karena evaluasi
diri kita dengan ego kita nah kita disini menyadari kemarahan kita. Momen
berikutnya kita tidak akan marah lagi berbuat itu tidak terjadi menyadari
evaluasi pertanyaan dan jawaban dialog diantara kita berdua jadi tidak harus marah
batin kita sudah muncul marah tidak bisa redam kemarahan kita. Tapi kita harus
menyadari siapa aku kita gak akan ada, siapa pun kita mencoba merenungkan
konsep keakuan.
Melihat 14 topik jejak karma yang berbuah, dari
karma tidak muncul purifikasi jejak karma tetap ada kondisi yang diatur untuk
keluarnya karma kita. Jejak karma yang berbuah dari karma tidak muncul
purifikasi jejak karma tetap ada kondii yang diatur. Agama Buddha menanyakan
kita kepercayaan tidak sepatutnya menjelaskan ke orang lain, dalam memberikan
jawaban tanpa membuat memandang indah / saling merendahkan.
Buddhism jalan kehidupan ajarannya sistematis
bagaimana kehidupan yang tidak berbuat jahat, tambahkan perbuatan baik dan
sucikan hati dan pikiran. Filosofi kehidupan cinta kasih menjelaskan global.
Ke-Tuhan-an dalam Buddhist seperti apa dan keyakinan kenapa tertarik? Semua
punya ketertarikan karakter sifat orang berbeda dari agama, mengatur menjadi
baik dengan agama ide masing masing dari agama itu.
Karma juga dari agama itu pasti karena ada
peraturan mungkin, tergantung agama membuat kontrol manusia. Perlu aturana
beberapa agama tergantung dengan karma perbedaan Mahayana dan Tantrayana itu
sulit dikatakan / dijelaskan. Vajrayana dan Mahayana mungkin sama dengan
pencapaian vajrayana mempelajari jalan cepat sangat menerima kedisiplinan
mencapai goal itu sangat cepat di Vajrayana, sangat sulit Vajrayana. Vajrayana
tidak mudah diterima karena jalur spesial, vajrayana melihat nafas masuk dan
nafas keluar dengan meditasi dan motivasi serta harus ada guru yang membimbing.
Karma hasil kelahiran berbeda semua orang baik
mau tidak mau masing masing orang memiliki kepasan seseorang. Cara berfikir
meningkat kapasitas kita, jadi kita bisa mengambil Buddhist, menganalisis
logika masing masing. Buddhist memakai penelitian ilmiah karena melalui penelitian
ilmiah itu menggunakan penelitian ilmiah tidak perlu, karena menganalisis alam.
Membuktikan sendiri dari Ke Buddhist, penelitian ilmiah menggunakan logika yang
berbeda kalau penelitian ilmiah.
Mendapatkan pemahaman dialog dan logika
beberapa investigasi permasalahan penelitian ilmiah melihat konektivitas
mengkomparasi antara agama sangat sulit untuk koneksi. Karma niat ada juga
faktor mental niat didefinisi karma itu tidak ada sulit dijelaskan, karma
hasilnya niat karma itu sudah ada pemula itu sangat sulit dengan karma niat aja
sudah ada jejak karma. Karma itu bukan hukum dan hadiah itu diliat satu persatu
berbuahnya. Melihat 4 sifat karma itu pasti, karma : niat dengan baik tindakan
dan ucapan buruk. Mentalnya sudah baik jalan karma harus dilandasi 4 landasan
supaya lengkap dan tidak lengkap. Niatnya bajik tapi karma tidak bajik.
Gimana kita tahu tindakan itu juga harus
diliat, karma itu bukan karma buruk saja tapi jika kebajikan tidak pernah dibilang
karma baik. Motivasi niat bajik / salah kita sadari itu karena ketidaktahuan.
Niat suatu karma baik mengatasi beberapa kilesha setiap saat harus dijaga
mengusahakan, supaya di ikutin dengan dengar dhamma kok tidak kita lawan
ngantuk itu kurang cukup membawa kebajikan kita. Lawan tidak godaaan kalau tidak
melawan itu tidak cukup harus dilawan tidak stress juga tapi mesti pelan pelan
jangan diikutin kalau kesal dll. Harus dimaintain motivasi bajik didepan
kalau tengah terganggu harus dengan baik.
Setiap saat awasi batin dan awasi ucapan kita
pengalih perhatian itu pasti ada harus kita awasi batin kalau lengah pasti kita
lengah, kalau contoh lain kita menonton bola kita tetap terjaga itu kenapa kok
baca / dengar Dhamma kita lengah. Hasil karma itu juga niat, karena karma itu
sulit jejak karma. Marah kilesha bukan jejak karma marah, jejak karma
menyatakan saja kalau mara itu hasilnya berbuah momen kemarahan itu kilesha.
Jejak karma itu berbuah momen berikutnya kemarahan itu menciptakan karma baru
kilehsa, momen jejak karma berbuah. Momen berikutnya berbuah kalau terima itu
stop tidak menciptakan karma baru kalau tidak marah kita membuat jejak karma baru
kalau tidak marah membuat karma baru jejak momen baru itu akan terus bergulir
jejak karma dan kilesha.
Jejak karma baru mengendalikan kilesha karma
memahami, itu udah berbuah langsung dan tidak buat karma baru. Karma itu suliat
akau yang berdiri sendiri karena kilesha, karma itu niat. Karma bersih kilesha
api jejak karma masih ada jadi menghilangkan kilesha, karma berkembang dengan
hasilnya motivasi dihentikan karma itu sulit dijawab. Karma itu berawal dari
niat dan kebajikan kita masing masing.
Komentar
Posting Komentar