SHARING TIM SUMALAKIRTI


Sebenarnya kenapa kita ke Vihara? Bagaimana cara kita senang kenapa rasa senang tidak stabil jadi hidup untuk apa ? apakah hidup sekedar mencari uang pasangan pengalaman kesuksesan dll. Kalau dikembangkan lagi, kenapa lahir sebagai manusia? Bukan kebetulan tapi karena karma, kalau sisi Buddhist penemuan seperti kiwi rasa strawberry itu seperti biasa saja karena siklus / fenomena / peristiwa / kejadian ada fenomena luar dan internal.
Fenomena internal yang ada didalm batin kita, kalau ragu berarti belum pernah dialami jika hukum karma tidak ada segala sesuatu yang ditanam pasti tidak ada jika tidak ada hukum karma semua sama. Seluruh Tuhan di jadikan satu semua sama rata bahagia. Tapi kita lihat bisa melihat segala sesuatu fenomena yang ada kalau belum yakin ada faktor lain jalan karma berbuah. Kenapa satu biji semangka kok bisa jadi semangka. Selama itu terjadi kita tidak bahagia selama tidak melihat internal maupun eksternal tidak ada bedanya. Pangeran Siddharta kaya banget 100 Raja Inggris tidak berbanding dengan kekayaan dia.
Tidak bisa dibandingkan kenapa tidak bagi harta ke seluruh alam jika bahagia eksternal seluruhnya diberikan. Kenapa tidak diberikan eksternal? Tapi satu fenomena seluruh kebijakan sempurna. Seorang bhiksu punya uang tidak? Tidak bagaimana cara bhikkhu berdana? Bagaimana bisa mencapai pencerahan? Sumber penderitaan bukan eksternal. Kalau eksternal potong saja kenapa rasanya masih ada. Satu fenomena kita dalam diri sendiri. Kenapa seorang yang  tidak memiliki apa apa bisa mencapai pencerahan. Kualitas kesucian didalam melepas berjuang terhadap diri mereka sendiri sumber penderitaan terbesar ada satu permintaan habisin waktu, nyari eksternal padahal dalam internal jika bisa megomentari diri sendiri itu lebih baik. Emosi negatif dunia adalah solusi punya banyak duit bukan masalah beban hidup, lebih banyak semakin kita dewasa semakin tidak senang.
Kita butuh lagi lebih dan lebih lagi, selalu mengkomparasi lebih dan lebih lagi. Caranya bagaimana benar benar mendedikasikan diri, ke dalam perjalanan seorang Buddha. Sumber penderitaan kita internal ada harapan itu. Harapan ketika kecil meminta tolong ke Orang Tua kita saat umur 8 tahun. Sama gaya hidup kita bisa ada diskon mati muda dll ada buah karmanya beda takdir dengan karma buah karma itu bisa reaksi, terhadap karma bisa ditentukan sekarang. Sadar penuh ada sensasi mental terjadi bisa dikendalikan difokuskan ke nafas lagi bisa hilangkan sensasi berubah lagi karena bentuk lain untuk di vippasana akhirnya kita merasa diri kita adalah kumpulan getaran, tidak ada diri yang solid siapa yang kita bela dan lindungi sekarang. Siapa yang kita bela siapa diri kita sebenarnya jika tidak di selami, siapa aku jika tidak bisa dijawab kita merasa diri kita adalah kita sebenarnya jika di bedah sedikit sedikit.
Udara, api, daging, darah, tanah, air, fisik kita sendiri selayaknya adalah elemen batin perasaan kesadaran ada terdiri dari 51 faktor mental yang bisa berubah ubah, rasanya seperti halilintar laki sepertinya logika saja ada kekuatan lain: sosial, keluarga, masyarakat, bangsa,  dan dunia semua bibit baik ada 9 faktor membantu bisa tumbuh dengan baik seperti air, matahari, tanah, pupuk, hama, asam, hara, lembap, dan kasih sayang yang nanam itu lebih baik pasti. Harus ada rasa kasih sayang yang nanam energi pancaran batin adalah rasa itu nyata logika selama tidak ada pencerahan logika boleh tapi ada secerca perasaan welas asih itu lebih penting. Kalau logika kita tidak ada itu pasti melawan alam 1 pot tanaman saja ada 9 faktor tambahan lebih kita manusia bisa lebih lagi teknologi di buat untuk kepastian bisa membuat aman nyaman, alarm dibuat untuk tepat waktu manusia dibuat menjadi robot. Jepang memiliki robot duluan bisa menjadi pembantu kita, robot logika terlalu besar robot jadi fenomena.
Tuhan menciptakan manusia dari tulang rusuk Adam dan Nafas, tapi tidak bisa buat robot manusia terlampau logika melampaui cenderung pemikiran kita, memiliki teman yang lebih baik itu sangat jarang dunia semakin mencari spiritual orang luar lebih objektif ketika orang belajar agama Buddha kita menghargai tradisi. Tradisi itu wadah kenapa Y.M. Rhinpoche 6 Praktik Pendahuluan karena terletak tradisi itu puja itu kontak dengan Guru kita  terhadap alam. Puja itu seperti cari sinyal dalam HP tanpa HP tidak bisa komunikasi, tradisi itu cara yang sudah ada sejak zaman Buddha orang luar bisa beradaptasi bisa memiliki fleksibel mereka, ingin Dharma saja tapi mereka lupa dengan puja semua datang dari realisasi jadi puja bukan sesuatu ritual kalau sensasi menurun itu butuh kebajikan kalau sulit.
Puja itu butuh purifikasi dijalankan dengan senang dan lebih baik untuk membuat dari menuntut awal itu praktik dhamma ke Buddha komunitas semuanya. Jika mau curhat umur 17 tahun itu pasti ke teman ketika beranjak dewasa curhat ke teman kita semua masalah akan selesai dengan cara ke uang, uang sangat besar sekali perannya jika tidak ada uang pasti merasa kurang uang adalah kertas bisa membuat emosi bisa membuang memori satu demi satu benda uang itu. Isu isu tentang kepercayaan komunikasi, kita lupa sama dua topik lamrim Karma dan Berlindung 3 hal harus langsung diblender, karma satu mangkuk, perlindungan satu mangkuk, semua digabung jadi reaksi kita hasil belajar.
Belajar teks dengan sehari hari ketika orang tua kita bilang hati hati banyak pencopet tergantung hubungan kita dengan orang tua nurut tidak terhadap orang tua hasil sepanjang waktu di uji kita pada kita mengikuti, seperti Dhamma perilaku kita bukan jadi pahlawan kesiangan. Kita merasa kosong kita bahkan tidak tahu dengan diri kita sendiri tidak bisa di komunikasikan dengan baik jadi semua tentang kita kalau seperti itu masih dari luar, butkinya kita bergabung dengan orang lain / membutuhkan orang lain. Seumur hidup butuh perlinungan terus menerus, Tisarana semua orang menginginkan kepuasaan tapi hidup kita terus menerus terlahir kembali meditasi bernafas saja.
Kita bergantung pada nafas bagimana melihat makna berlindung Buddha menunjukkan kebahagiaan ada didalam juga sumbernya batin kita ada 51 faktor mental bisa seluruhnya dikenali dulu pada diri sendiri sampai bisa mengendalikan diri kita, harus pertama manusa baru bisa menjad Boddhisatva perilaku kita semakin baik apakah kita bisa mengasihi orang lain tanpa syarat? Apakah kita bisa mengasihi orang lain tanpa syarat? Apakah bisa menyayangi orang tua kita? Melihat perspektif itu realistis dan optimis hasil baik pasti baik, berkembang dengan baik / berlipat ganda terus.
Bisa berbuat banyak pada tumbuhan / buah buahan berbuat baik tanpa marah akan terus tumbuh sama hal dengan yang buruk bisa saja jadi tidak enak jika berbuat buruk dan sangat menderita karma yang tidak perbuat bisa tidak terima? Karmaku dan karmamu itu benar sebab-musabab yang saling bergantungan kalau tidak bergantungan kita ada perasaan dan koneksi antara satu sama lain karma dan berlindung itu sangat penting karena buah karma kita. Tumbuh dari satu lingkungan bisa berbeda sendiri, karma dan takdir tipis kalau sudah dipetakan itu salah ada petanya berapa jangka waktu hidup sudah ada. Buah ada durasi waktu manusia hidup juga.

Komentar

Postingan Populer