KARMA BAIK & BURUK BY SUHU BHADRA RUCI


Karma buruk jika kita berbuat buruk terus tidak ada kebaikan terus keburukan itu sampai akhir hayat ajaran mengajarkan kita kalau kita berbuat baik / buruk itu kita tidak akan hilang & selalu berbuah, dhamma perbuatan yang berlanjut semua terus baik perbuatan baik / buruk pastikan terus dapat perbuatan baik maupun buruk. Pengertian hukum karma kebanyakan motivasi adalah karma tanpa kita tidak arahkan, lempar benih itu aja dia tidak akan optimal manfaatnya untuk kita.
Ajaran itu banyak mengolah batin tidak ada habisnya persembahan dupa ke Triratna, memberi makan ke hewan itu juga kebajikan karma baik misalnya duduk 2 jam di ruangan dhammasala ini aktivitas itu 2 jam tindakannya mendengarkan ajaran itu durasinya panjang bermanfaat untuk kita itu kualitasnya besar, ada keyakinan itu juga kualitas besar juga yang baik tanpa didasari motivasi kita kehilangan kesempatan luar biasa, sebesar apapun dilakukan sehari hari itu kita buatlah motvasi, cara melihat hidup itu juga beda, kita percaya adanya Tuhan. Tuhan itu sang penguasa hidup kita ketika kita percaya ke Tuhan tapi kita santai santai saja.
Udah selesai tapi orang buddhist percaya segala sesuatu hukum alam / karma percaya berkesinambungan panjang pasti akan berbeda hidup mau dibawa ke mana kita tidak tau? Ada orang berfikir percaya hukum karma sebab akibat, setelah sebab ini akibatnya itu sebab akibat kalau tidak serius memikirkannya campur aduk akhirnya kita tidak tau mau ke mana kalau menghimpun sebab banyak lalu meninggal sisanya belum ke terima itulah yang kita bisa terlahir kembali itu akhirnya sebagian buddhist di Indonesia, percaya adanya Tuhan. Kalau percaya Tuhan maka Tuhan sang penguasa hidup sampai akhirnya mohon ampuni dosaku, sebab akibat yang kita lakukan tidak ada guna lagi pasti berbeda sebab akibat, perbedaan pandangan ini terjadi di India dulu, jikak kita tidak percaya kelahiran berikutnya maka santai santai aja, kita tidak memikirkan akibat dimasa datang baik / buruk kita tidak pernah bertanggung jawab pada kehidupan mendatang.
Kalau percaya sebab akibat itu tanggung jawab ke diri sendiri akibat akibatnya dia tidak mau menderita dikehidupan mendatang, kita memiliki kelahiran manusia berharga sekarang akhirnya merenung kita tidak percaya 100% padahal jika kita tau pasti akan serius memikirkan  itu. Kalau serius memikirkan hukum karma, pasti kita akan serisu & bertanggung jawab pada kehidupan mendatang, merenungkan langkanya kelahiran manusia ketika sebagian besar manusia tidak melakukan kebaikan akan terlahir dialam rendah kesempatan hewan terlahir ke alam manusia itu sangat sulit, kita mungkin berpikir jadi hewan selama 2 / 3 tahun tapi itu diibaraktan sama dengan malas malasan 3 hari pasti akan bingung apalagi jika kita lahir jadi sapi sebanyak 10 kali kelahiran, jadi sapi 10 tahun jadi hitungannya anggap kita lahir 2 kali menjadi sapi 2*10=20 tahun kalau kita hilang dari dunia ini selama 20 tahun kalau kemnali jadi manusia kalau turun lagi gimana ? maka dari itu 1+1 tidak sama dengan 2 kenapa hati kita tidak bergerak memikirkan? Anggap ada 150 orang dari situ kita lihat orangnya gimana pesan & kesannya.
Kualitas kita yang dilihat kita serius berfikir harus sering mengikuti teaching kita masih pikirkan ada hari besok contoh masih ada besok & pola pikir internasional masih ada besok pola pikir salah besok tidak ada lagi sama aja kita meletakan diri kita aja kita hanya mampu melihat diri kita sendiri, merenungkan  dhamma objeknya adalah diri kita sendiri setelah itu kita letakan diri kita dipiring itu kita hanya melihat lebih dari satu kita benar benar merasakan, semuanya diri kita tapi kita tidak melihat semua itu akan menderita pikiran kurang baik, itu ke diri sendiri semua kalau orang lain tidak melihat hal yang sama tidak ada boddhicitta.
Kelahiran manusia berharga harus menyadari diri kita sendiri baru kita aplikasikan ke orang lain maka mampu liat penderitaan orang lain itu bisa menolong semua makhluk tapi tidak memikrikan makhluk lain bebas sendiri saja. Zona nyaman saking nyamannya kita tidak mau pindah, saking nyaamannya bosan pergi cari samsara di Malang di Tanjung Pinang nyaman kita m           alas praktik dhamma kita ada di zona nyaman disaat ini, zona nyaman membuat kita malas sudah bahagianya setelah mati kita tidak tau kehidupan berikutnya, kita bayangkan naik bis dari kota A ke kota B kalau ke terminal banyak jurusan kita tinggal ke jurusan tersebut. Pertanyaannya? Kita tahu mau ke kota A ke kota B kita apa yakin bisa naik bis ke kota c tidak karena ada perencanaan di otak kita saja terjadi apa tidak kita belum tahu kita rencana sama saja kehidupan juga berorientasi teorinya seperti itu tapi suka berbeda kita tidak sadar jadi kia tidak perduli kita terus mensoalkan momen bahagia tersebut.
Misinya kita mengejar point kebahagiaan itu kita tidak tau kebahagiaan & penderitaan akhirnya keseluruhan itu kita terlalu sibuk pada penderitaan & kebahagiaan diri kita sendiri kita tidak memikirkan hal hal baik lainnya, hidup sangat singkat di manusia ini setelah kita dekat ajal karya apa yang telah kita buat? Praktis tidak ada yang berarti tidak ditinggalkan apakah barang bentuk materi abadi? Tidak jawabannya uang yang kita kumpulkan apakah abadi? Setelah mati tidak ada 20 tahun kemudian setelah meninggal apakah bangunan itu ada / tidak pasti akan berubah / tidak ada lagi, yang kita perjuangkan itu apa? Kalau bisa mendirikan vihara itu bisa dibilang berarti apa yang ditinggalkan barang kita bisa direbut, semua berubah apa artinya jerih payah itu tidak ada? Kalau kita mendidik itu masih ada setelah mati itu ada jika kita ajarkan ke banyak orang.

Komentar

Postingan Populer