JASMANI SAKIT BATIN TIDAK SAKIT BY BHANTE DHIRACITTO
Selamat pagi, ketika sudah terlahir sebagai manusia ada yang tidak bisa kita hindari yaitu penyakit mudah sekali terserang penyakit, misalkan makan sambal banyak sakit perut ada juga sakit mata telinga & hidung, banyak penyakit ditubuh kita. Tubuh ini sama seperti taman apa dia seorang anak dewasa / orang tua, semua bisa terkena penyakit kitabisa jaga penyakit dengan pola makan yang pas, harusnya kita ketahui makan setengah piring bisa mengangkat barang, jalan itu cukup jika berlebih akan ada penyakit jaga tubuh dengan istirahat yang cukup, seorang perumah tangga istirahat itu ada malam dijaga jam 6-10 jaga 1 jam 10-2 jaga ke 2 untuk beristirahat, jam 2-6 jaga ke 3 nah dijaga ke 2 itu dirasa cukup untuk istirahat 4 jam, tapi jika bekerja agar aman dari penyakit kita bisa tahu pola tidur kita menjaga tubuh dari penyakit.
Ada 2 penyakit jasmani & batin, 5-100 tahun tidak pernah sakit selain noda batin yang belum dihancurkan, ada orang kedua sudah tiada keserakahan kebodohan & kebencian walau jasmani sehat, tapi mentalnya sakit. Para arahat jasmani sakit batin tidak sakit karena itu tidak ada itu tiada rasa lebih sakit, tapi bagi kita sering sekali hadapi penyakit batin jasmani boleh sakit, tapi batin jangan sakit / kita juga pernah memberikan nasihat mungkin kita pernah mendengar, memang ada penyakit tapi sulit untuk lepas penyakit batin maka kita harus memiliki pedoman yang kita gunakan, minimal kita tahu sedikit demi sedikit inilah pengetahuan yag kita miliki, sehingga batin tidak sakit memang tiada jaminan yang tidak tunduk / bebas penyakit; wajar mengalami penyakit walaupun ia seorang arahat.
Tidak bebas dari jasmani, penyakitnya ada Anurudha sutta Y.A Anurudha sakit bagaimana supaya penyakit tidak ke batin, karena sudah kokoh dalam perhatian. 4 landasan ini walau sudah bebas, tapi masih ada penyakit dalam Bojjhangga Sutta Y.A Moggalana juga Y.A Kassapa mengalami sakit, ketika ada yang sakit dibacakan Bojjhangga Paritta mengulang 7 faktor pencerahan, penyakit itu sembuh semoga bisa sembuh ini yang terjadi dalam masyarakat, Sang Buddha ingin dibunuh oleh bhante Devadatta ketika buddha masih ada didunia selalu dicari oleh perumah tangga, jarang ada yang menanyakan bhante Devadatta beliau iri, karena perumah tangga selalu mencari Y.A Moggalana & Y.A Sariputta bhante Devadatta, ini saya harus menyingkirkannya kalau seperti itu saya dapat menggantikan Sang Buddha.
Beliau ingin membunuh Sang Buddha, sebagai perumah tangga bisa dapat perolehan yang kurang, kenapa dia dapat lebih besar. Saya harus menyingkirkan dia hati hati dengan perolehan sama dalam hal penghormatan, bisa sangat mengerikan seperti pengurus vihara bisa dihancurkan ini berbahaya, saya ingin mencela kenapa yang selalu dipanggil ketua vihara ketua dayaka, saya mengurus semua tapi tiada yang mencari saya kamu tidak usah datang ke vihara.
Kenapa selalu dia yang dipuji, dengan perolehan penghormatan ini yang bisa saling membunuh bhante Devadatta, ingin membunuh Sang Buddha. Tapi Buddha hanya terluka bukan baca paritta, tapi Sang Buddha mencari tabib kaki yang terluka ada tabib Jivaka beliau mencari maka ada kalanya, harus cari obat agar bisa sembuh bukan mencari romo / pandita untuk baca paritta memang berguna, tapi bukan hal utama tubuh Sang Buddha bisa sakit karena tubuh jasmani, tunduk pada penyakit baik penyakit ringan / sakit paraha itu termasuk penyakit yang begitu parah, tidur diatas kotoran sendiri oh jasmani saya juga rapuh ada yang sedang dirawat dirumah sakit, oh jasmani ini akan terkena penyakit kita bisa lakukan 2 hal kemurnian moralitas jasmani, bukan milikku kalau tiada moralitas itu bisa bahaya maka alangkah baiknya menjaga 5 sila, karena ada kaitan penyesalan akibat buruk tidak diterima pada saat kematian, ketika kita membunuh lalu berjalan dengan sahabat ada rasa gelisah menyesal itu pernah dirasakan, oleh raja Ajjata 1.
Penyesalan kegelisahan datang, api neraka sudah terlihat masih memiliki orang tua masih bisa membunuh ayah, pintu kesucian tertutup. Karena orang tua begitu berjasa telah tumbuh berikan kehidupan kita, kalau tiada waspada gelisah ini bisa menghantui paling merugikan tidak bisa dapat kesucian, penyesalan kegelisahan itu ada 2 kehidupan saat ini gelisah saat berikutnya gelisah, ketika lahir dineraka itu akibat dari membunuh orang tua maka kira harus menjaga 5 sila, dari 5 hal ini kita juga patut menjaga ucapan selama 10 hari tidak boleh berbicara, mungkin kita mudah menghindari membunuh mencuri asusila & miras kita bisa hindari, tapi mulut ini bisa mengurangi / menambah kalau banyak berbicara kita ada kemungkinan banyak berbohong, kalau ada saat berdiam kita lebih baik berdiam.
Selain ucapan minum minuman keras, itu juga bahaya semua bisa didasari 4 sila tadi bisa dilanggar, karena kesadaran yang lemah. Semua bisa membunuh ibu / bapak kita betapa sangat berbahaya miras, itu ada seorang bhikkhu bernama bhante Sanggata beliau sakti mampu mengalahkan naga, ketika umat awam tahu beliau dipuji oleh perumah tangga oh bhante makanan apa yang disukai, karena rasa kagum makanan apa yang sulit didapatkan kami sangat sulit mendapatkan, minum minuman berwarna merah ketika bhante Sanggata datang terus minum sedikit, beliau mabuk ketika Sang Buddha lihat diangkat & dibawa.
Ditidurkan kepalanya pada Sang Buddha, kakinya diputar menghadap Sang Buddha oh para bhikkhu, beliau ada penghormatan pada Sang Tahtagataha sekarang tiada penghormatan kaki tidak boleh,hadapan kaki ke depan. Bhante Sagatha tidak sopan betapa bahaya minum minuman keras, Sang Bhikkhu tidak boleh minum minuman keras maka harus jaga 5 sila, agar dapat kedamaian terbebas dari penyesalan tujuan perilaku bermoral kalau kita bangun rumah, samanera pegang 5 / 10 moralitas itu kalau tidak tegak moralitas itu sulit sekali, bisa mencapai pencapaian luhur memiliki kemurnian moralitas sama.
Dalam Dhammapada syair 16, pembuat kebajikan akan bahagia dimasa ini & masa mendatang, ingat jasmani bukan milikku. Ada seorang perumah tangga beliau ada diusia lanjut memang kalau ia bahagia, sesaat noda batin itu orang yang dungu lalu bhante Sariputta menjelaskan kembali pada perumah tangga, Nakulapitta beliau bergembira wajah bahagia juga ceria, apa sudah dapat dhamma dari Sang Buddha jasmani sakit batin tidak sakit siapakah yang dapat / tidak dapat, beliau lupa lalu bhante Sariputta menjelaskan ia tidak termasuk orang mulia, jasmani adalah aku ketika jasmani berubah ia sedih menangis itu ciri ciri orang yang menderita secara batin, ada yang sakit jasmani tapi tidak sakit batin itu aman tiada lagi kesedihan, ratap tangis ini ada satu kisah menghadap Sang Buddha saya ingin menetap didaerah barat, apakah sudah izin pada Sariputta sejumlah bhikkhu menemui & memberi penghormatan pada bhante Sariputta, lalu beliau tanyakan lagi oh para bhikkhu banyak orang yang bijaksana, kalau kalian ditanya ajaran apa yang diberikan oleh guru kalian.
Belum memahami lalu dijelaskan kembali, maka bhante Sariputta menjelaskan ketika bijaksana bertanya pada para bhikkhu, oh guru kami membuat lenyapnya nafsu & keinginan sehubungan apa, oh sahabat guru kami mengajarkan. Melenyapkan pada jasmani bentuk kesadaran kita ajaran Sang Buddha, mengajar untuk lepas / lenyapnya jasmani & batin keinginan jika seseorang masih ada nafsu, perasaan persepsi ketika semua berubah itu akan mengalami penderitaan, keputusasaan maka kalian tidak dikritik oleh orang lain mungkin bertanya lagi, apakah guru kalian mengajarkan melenyapkan semua jika tiada nafsu keinginan batin & jasmani, ia tidak sakit menderita disinilah kita harus mengulang apapun yang ada, perubahan bisa milikku itu tidak berubah, karena kita tidak bisa minta agar tidak berubah maka ini bukan milikku jasmani & batin, mengalami perubahan artinya ini bukan milikku minimal moralitas yang baik, menimbulkan kedamaian ini agar bisa membebaskan diri kita dari penyakit, sering merenungkan tubuh yang tidak kekal itu berubah tiada lagi lobha dosha & moha, terbebas dari penyakit batin semoga semua berbahagia bebas dari dukkha sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar