MENUMBUHKAN RASA TERIMA KASIH BY BHANTE DHIRACITTO
Pada hari ini kita bertemu kembali, untuk membahas dhamma khususnya hari ini ikut mengucapkan terima kasih & bersyukur, karena hari ini merupakan hari yang special karena telah bebas dari penjajah, terbebas dari aturan negara lain. Itu merdeka & berdaulat sudah mampu mengelola oleh negara sendiri, ini patut kita syukuri bangsa Indonesia ini didapatkan tidak mudah, kita tidak alami momen bangsa diatur negara lain kita patut tumbuhkan rasa terima kasih sudah membebaskan diri dari cengkraman bangsa lain, kita tidak mengalami itu kita saja diatur oleh saudara sendiri aja sulit, apalagi jika bukan saudara kita tapi negara kita sudah merdeka bisa mengatur warga negaranya, kita tidak terlalu berlebihan kita bisa pergi ke mall sekarang lagi pandemi, sekarang tidak bisa memanjakan mat aitu tidak terlalu berlebihan kita sekarang lebih nyaman, dibanding 80 tahun yang lalu kita sekarang sudah mudah jalankan hidup kita layak mengucapkan terima kasih kita, bisa bayangkan dulu saudara anak istri itu berpisah, tapi sekarang sudah nyaman bahagia semudah untuk akses dimasa sekarang ucapan terima kasih, harus diwujudkan ada raja Pasenadhi menemui Sang Buddha pada saat itu raja Pasenadhi, menghormat Sang Buddha kakinya Sang Buddha membersihkannya kenapa baginda mau membersihkan kaki saya.
Beliau raja inikan ada hal yang mendorong, Raja Pasenadhi berkata ada rasa berterima kasih, ada 10 hal karena raja Pasenadhi memiliki pemahaman demi kebahagiaan banyak orang, bahkan banyak makhluk. Itulah yang mendasari saya menghormat karena ada perilaku yang sempurna, ini ladang untuk tanam jasa tiada taranya ladang yang sangat subur karena moralitas ini, raja Pasenadhi bersujud didepan Sang Buddha ketika kita dating ke altar bernamaskara walau bentuk altar, apa asal ikut tiada alasan apakah itu tentu namaskara ada manfaat yang begitu besar, karena ada rasa berterima kasih kalau saya menjalankan ajaran saya bisa bebas dari penderitaan, ini dasar ungkapan terima kasih ada yang layak juga memberi penghormatan pada ayah & ibu.
Sebesar apapun kebajikan kita, tiada ibu & ayah kita tidak bisa walau ada juga yang tidak lahir dari kandungan seorang ibu, dibesarkan orang tua. Kalau tiada orang tua mana bisa hidup damai & bahagia, kita layak untuk berterima kasih pada orang tua misalnya hari waisak basuh kaki orang tua, apakah ini baik pasti baik seperti raja Pasenadhi pada Sang Buddha sama halnya kita, bisa basuh kaki orang tua saya sudah dikasih makan & minum pendidikan diperhatikan orang sekolah minggu, pengajarannya juga diajarkan basuh kaki pada orang tua melakukan hal hal bajik pada orang tua, ada 5 hal yang harus dilakukan orang tua sudah tidak cukup materi kita, harus sokong ibu & ayah kalau tidak dikasih makan / minum seorang anak yang baik & terpuji, tetap harus ingat ibu & ayah sekaranglah orang tua kalau orang tua sulit bekerja dirumah.
Kalau ibunya sudah tua, harus menggantikan orang tua yang bekerja idealnya menggantikan tradisi baik dikeluarga, tetap dilanjutkan. Kalau tiada anak mana bisa berlanjut juga menjaga warisan, kalau materi secara benda kalau orang tua sudah berikan benda itu harus tetap menjaga, baru 1 tahun tanah sudah dijual tidak melihat untuk dapat tanah itu bercucuran keringat, malam dijadikan siang kalau tidak renungkan seperti itu wajar dihabiskan kalau sudah tahu, dapat beli rumah dihina maka saya harus menjaganya bukan dijual buat beli motor / mobil, tanah hilang mobil rusak bahaya sekali maka saya harus jaga warisan ini, ketika orang tua sudah meninggal kewajiban anak berbakti sesudah meninggal ada yang melakukan kebajikan, untuk orang tua tetap lakukan kebajikan atas nama orang tua kalau orang tua sudah meninggal, saya tidak lakukan kebajikan pada orang tua itu salah seberapa banyak yang sudah lakukan, itu masih belum ada yang buat rasa terima kasih & mau menolong kita, harus punya rasa terima kasih ingat hal baik dari ayah & ibu kita sulit ditemukan untuk yang berbuat bajik.
Komentar
Posting Komentar