QUESTION & ANSWER BY BHANTE ABHISENO

 Kita yang muda, walau belum bisa beri penghormatan yang layak beliau guru guru yang pas dalam ajaran, bukan dari orang tapi pengalaman. Pengalaman beliau dalam hal menumbuh kembangkan, penghormatan yang lebih tua rasa ingin tahunya yang besar tentu rasa ingin tahu pada ajaran, dengan praktik ajaran bisa mendapatkan hasil dalam dhammanusatti datang lihat & buktikan, ehipassiko ajaran ini saya bagikan pada murid murid saya agar bebas dari kilesha, dengan praktik jalannya ini untuk dipraktikan seluruh manusia karena disuruh seperti itu, maka timbul rasa ingin tahu kita artinya datang mengetahui lihat itu kita bisa langsung, kalau tiada pengertian benar akan timbul pandangan salah.

            Contoh lakukan perjalanan, kalau dari toll ambil arah kemayoran / sunter malah menuju arah pelabuhan, memang bisa sampai tapi waktu tempuh lebih jauh memang semua orang ada rasa ingin tahu, tapi didasari dengan kebijaksanaan. Keluar sunter & bisa juga dari kemayoran, akhirnya sampai vihara Jakarta Dhammacakka Jaya pengembangan metta yang dialami guru saya, beliau sempat cerita ketika sedang berlatih beliau ada diSrilanka untuk belajar, ketika libur beliau masuk vihara hutan didalam hutan itu masih banyak binatang buas karena praktik metta, tiba tiba ada ular lewat udah pasti ada bisa saat jarak dekat kita pasti kabur tapi beliau kembangkan metta, akhirnya hanya lewat.

            Di Thailand vihara Udhonthani, tinggalnya dalam kuti berjauhan tidak bersebelahan kalau sekarang kalajengking, itu juga binatang buas. Tapi dengan praktik metta Beliau tidak digigit, tapi jika ada gelisah pasti akan digigit saya belum pernah merasakan tinggal dihutan saringan itu seperti saringan air, dulu pada zaman Buddha murid buddha mandi dari air sungai . air hujan, diperlukan untuk menyaring dalam air pasti ada binatang ada filter seperti air kotor, biar air jernih filter itu dengan sederhana tidak seperti sekarang yang ada dirumah sebelum mengetahui Sammasambuddha & Sravakabuddha sammasambuddha penghormatan pada Sang Buddha orang berkah, dengan praktik dalam usaha sendiri dapat mengajar langsung, Sravakabuddha orang yang mencapai penerangan sempurna dari Sang Buddha langsung praktik dalam vinaya, kenapa bhikkhu menerima persembahan dari upasika untuk menghindari hal hal tidak diinginkan, karena bhikkhu itu tidak mau difitnah takut ada bhikkhu / umat tahu, itu pelanggaran dalam vinaya karena latihan para bhikkhu kurang etis kuti para bhikkhu, tidak boleh dikunjungi seperti kisah fitnah Cinca.

            Ini jadi para bhikkhu, untuk bersihkan kamar sendiri memang baik tapi alangkah baiknya membantu dengan cara yang lain, karena ada pelanggaran dari bhikkhu itu apalagi jika ke kuti itu sendiri, karena praduga orang berbeda beda. Ketika kita ada niat baik mengujarkan metta, pelimpahan jasa tentu makhluk itu melindungi kita sebagai berterima kasih makhluk itu pada kita, membantu kita dalam kesusahan makhluk juga tahu mana yang baik tulus membantunya, dilindungi secara langsung awal awal sebelum saya menjadi samanera saya takut, viharanya besar sekali kalau belum ada pemahaman pola pikir buruk nanti makhluk menampakan diri, itu pikiran yang berlebihan divihara Jakarta Dhammacakka Jaya tentu ada makhluk, selama kita tidak ganggu ngapain takut sejatinya makhluk suka vihara karena sangat butuh, seperti bakar dupa makhluk makhluk suka ujaran pairtta yang banyak makhluk biasa saja, tidak pernah diusir karena ada pikiran cinta kasih sehingga pikiran buruk tidak juga merasa jagoan.

             Menantang itu jug tidak baik, dengarkan khutbah dhamma online kalau dekat rumah dengan vihara, bisa lakukan hal bajik. Berdana makanan para bhikkhu dalam jumlah 7 orang kami bisa menerima, waktu siang hari bisa juga pada sore hari semua ada aktivitas kecuali senin, semua bisa ikut dalam lakukan aktivitas bajik ada juga sekolah minggu online kita umat buddha dirumah saja, tidak takut lakukan kebajikan lebih banyak buat diri sendiri sebelum pandemi, Tangerang ke Sunter 2 jam kesempatan kita terbuang diperjalanan karena ada pandemi ini, harusnya ada perjalanan tapi bisa buat aktivitas bajik umat Buddha jangan putus asa, dengan kesabaran menahan diri bukan dengan pasif tapi aktif dalam hal kesabaran setiap hari banyak yang nganterin, maka jangan putus asa masih bisa lakukan hal hal bajik bedanya jubah berbeda, kenapa bhikkhu Theravada boleh makan daging sementara bhikkhu Mahayana tidak boleh makan daging, itu dari budaya saat buddha mencapai penerangan sempurna ada 60 murid utama, untuk keliling dalam menyebarkan agama buddha semua dari Sang Buddha, ketika setelah diutus ada yang tinggal diTiongkok.

            Karena budaya / kultur yang berbeda, bisa nanti datang ke India & Tiongkok jadi supaya bisa diterima, dengan penyesuaian diri agar bisa diterima oleh masyarakat lalu setelah Buddha parinibbana, dalam konsili 2 sudah ada perpecahan. Dalam cikal bakal Mahayana Theravada lalu, ada juga hinayana ini ajaran yang benar benar kecil diseluruh dunia yang terkenal Theravada & Mahayana, ada dalam perenungan kerap kali yang direnungkan kita harus bisa memahami, kita tidak bisa lepas yang dari namanya sakit jasmani yang kita banggakan, dibalik itu banyak hal menjijikan pala puyeng sakit kepala itu gimana ada penolakan / tidak, bisa juga terima bukan diam saja kita bisa terima karena kondisi kurang fit datang ke dokter, harusnya mau pergi tidak jadi pergi marah marah kita menerima tentang sakit ini kita juga harus pergi ke dokter, harus ada kebijaksanaan bukan perumah tangga para bhikkhu juga sama, agar mengetahui pasti bisa sakit alami penuaan & meninggal kita harus siap dengan penuh pengertian, terlepas dari ada Chitgwee pelimpahan jasa pada leluhur tentu bisa saja, selagi mampu lakukan pelimpahan jasa kenapa tidak kalau belum 3 tahun harus pisah meja.

            Dalam pemahaman tradisi, kalau mampu terserah kita kalau tidak mampu dalam jumlah banyak, 1 saja bisa karena tujuan melakukan pelimpahan jasa menghormat untuk yang patut dihormat, itu tidak masalah. Kalau makhluk itu adalah leluhur berarti leluhur dalam masa kesulitan, kalau itu benar peta kalau itu family yang dulu segera lakukan pelimpahan jasa, karena pelimpahan jasa bisa menolong makhluk dialam peta lakukan pelimpahan jasa yang paling penting, terlepas dari melanggar / tidak melanggar itu adalah pilihan dia diThailand, ketika berkunjung banyak dsekali orang yang seperti itu gendernya sampai belasan, berarti mereka semua melanggar sila ketiga berzinah tujuan mereka seperti itu apa memang kebutuhan seksualitas / rubah gender saja.

            Pada dasarnya itu kembali pada diri sendiri, tidak membenci tapi bersikap netral dalam hal hal seperti ini, kita ingat semua itu. Sudah ada karmanya sendiri kalau pesan buruk jangan dilakukan, kalau pesan baik lakukan terlepas dari mimpi hidup sejahtera Bahagia lahir & batin harus tetap dilakukan, dalam hal bajik yang penting buat hal hal bajik dari pertanyaan ini ada kaitan dalam bakti / budi pekerti, menghormat yang masih hidup / orang yang sudah meninggal tetap melakukan bakti, menghormat pada yang patut dihormat memang sangat baik ketika diluar rumah, gunakan masker jaga jarak mencuci tangan mengurangi mobilitas tidak keluar rumah, agar bisa bebas covid-19 agar semua aman semoga semakin maju dalam dhamma semoga semua berbahagia sadhu sadhu sadhu.

Komentar

Postingan Populer