JANGAN MELUKAI ORANG TIDAK BERSALAH BY BHANTE DHIRACITTO

             Pada hari ini, kita akan membahas dapat akibat buruk melukai orang yang tidak bersalah dalam hidup sehari hari, kita hidup juga bertemu orang tua teman sahabat masalahnya luput dari perhatian, melakukan hal hal buruk pada orang lain berkata kasar kita juga secara sengaja, kita melakukan hal hal buruk pada orang tua. Dengan membabi buta dibicarakan buruk dibelakang, tanpa cari tahu dulu langsung melabrak bertemu kemarahan dengan kata kasar, bisa juga tindakan langsung memukul orang itu dibelakang kit ajika tidak benar, itu jadi masalah buat kita maka ini jadi pembelajaran buat kita apakah dengan ucapan tindakan jasmani, dengan penuh kebrutalan kita tajam menusuk batin selain buat diri kita orang lain tiada salah seperti dibangunin tidak mau.

            Kita memarahi orang tua, ada berita dimedia social sudah jam sholat diminta orang tua untuk sholat, tidak senang diminta bisa dibunuh. Karena ketidakmampuan mencegah kita bisa juga marah ke orang tua, badan masih capek bisa marah pada orang tua bisa menendang sudah ada pasangan hidup, masak nasi masak sayur tidak enak bisa caci maki bisa dilempar padahal istri juga belum tentu salah, bisa lakukan hal hal buruk pada teman kerja boss maka agar kita tidak cepat bertindak, harus tahu akibat buruk ini perlu kita cegah jika orang itu tidak bersalah bisa menderita panjang, harus tumbuhkan akan takut akibat buruk maka disinilah pentingnya takut akibat buruk.

            Melukai orang yang tidak bersalah, sehingga ini mencegah berbuat buruk ada seorang pemburu Bersama anjing, lalu bertemu bhikkhu yang sedang pindapatta. Kalau pagi ketemu bhikkhu akan tidak untung bertemu bhikkhu, itu didasari melihat / mendengar dulu pernah ada ini saya akan tidak dapat keberuntungan, ada burung tertentu ketemu hal baik ada cicak membuang kotoran itu akan sial, baru masuk rumah sudah kena kotoran antara sial atau beruntung karena melihat sesuatu, kalau ada burung gagak akan hilang / datang tamu ketika dizaman Sang Buddha sudah melihat bhikkhu pindapatta, saya akan sial lalu bhikkhu itu berjalan waktu itu pemburu juga tiada hasil, akhirnya tidak dapat apapun ketika pulang si Koka bertemu bhikkhu itu, oh gara gara bhikkhu tersebut saya tidak dapat buruan mungkin jika tidak ketemu saya dapat, lalu anjing itu dilepas lalu ada pikiran agar bhikkhu itu dimangsa, lalu agar tidak mampu menjangkau dengan mengeluarkan panah lalu ditusuk pada kaki bhikkhu, itu tidak mampu lagi menahan rasa sakit jubah itu jatuh ke bawah mengenai Koka sehingga tanpa pikir panjang, anjing itu mengoyak.

            Untuk mengusir anjing itu sudah lari, oh ini bukan bhikkhu lari ke manapun ketika anjing itu lari bhikkhu itu turun, lalu si Koka itu meninggal. Ketika bhante ini sudah tahu meninggal si Koka karena saya ada disini, apa saya terlibat untuk tenangkan diri bhikkhu itu datang menemui Sang Buddha, itu tiada terlibat silanya masih murni dengan kisah itu ada syair didhammapada, keburukan akan balik menimpa si dungu apalagi sila sangat baik itu tidak akan merusak, ketika melakukan keburukan sebenarnya tidak melakukan keburukan itu bisa mengarahkan pada diri kita, maka kita harus takut pada berbuat hal buruk maka ketika dapat informasi, kita harus hati hati untuk menerima informasi itu jika menerima asal saja itu bisa mengarah pada diri kita, bisa melalui ucapan membohongi orang yang tiada salah memiliki moralitas luhur, berbohong pada orang itu ucapan buruk bisa keluar kata kasar itu juga termasuk ucapan buruk, kita iri hati memecah belah saling mengadu agar bertengkar gossip itu tidak benar, dalam dhamma juga bisa melalui jasmani itu juga sangat berbahaya sekali dalam melakukan hal buruk, itu akan kembali pada diri kita.

            Itu sangat baik meditasi setiap saat, setiap waktu makan / masak bisa meditasi memperhatikan, kalau ikut retret vipasanna. Itu diperhatikan semua pergi ke toilet itu juga harus diperhatikan setiap saat, ada meditasi kita tahu / tidak kalau tahu sudah ada perhatian kita tidak sadar, mengunci pintu itu juga bisa jadi perhatian kadang lupa pintu sudah saya kunci maka kita tidak tahu, seolah olah lupa kalau merujuk jalan mulia factor delapan samma samadhi memiliki perhatian benar, lebih baik jangan melihat ke depan saya pergi ke mall ada rasa serakah jika belum muncul, kita jangan pergi ke mall ini salah satu meditasi.

            Ketika melenyapkan itu, bisa kita ketahui kapan berlangsung sampai berakhir ini membuat pelenyapan, hal buruk jika dirumah ada altar. Maka cinta kasih muncul ketika Sang Buddha muncul, lalu Y.M Sariputta & Y.M Moggalana itu hal hal baik akan muncul maka hal hal baik muncul, damai welas asih muncul kembangkan terus menerus hal baik meditasi dikembangkan meditasi tidak harus retret saja, kondisi sekarang sulit retret kita bisa meditasi sendiri sangat baik untuk membuat jadwal, setiap saat sadarilah itu ada pengembangan cinta kasih itu meditasi.

            Bisa dilakukan kapanpun & dimanapun, selama seseorang belum mencapai sottapanna anagami sakadagami, arahat itu silanya masih bercak. Jika sudah mencapai sottapanna tidak akan melanggar sila, kita yang masih ada noda kotoran batin teori dhamma luar biasa sebelum mencapai, maka dari itu harus kita sering renungkan akibat buruk kalau sering kita renungkan, bisa membuat rem kita harus sering merenungkan ada sesuautu yang tidak menyenangkan, bisa melukai didalam dhamma ada sila yang lebih sempurna apalagi sudah capai tataran kesucian, itu sangat bahaya masalahnya kita tidak tahu kalau dizaman Sang Buddha bisa jadi orang bisa terkendali, hati hati juga bukan berarti bhikkhu muda tidak mencapai kesucian.

            Hati hati melakukan hal buruk, ketika sudah mencapai pencerahan baik kaki dua kaki empat kaki banyak, tidak ada kaki pertapa Gautama masih muda. Raja Pasenadhi beliau sudah mencapai Buddha, dibandingkan pertapa lain mereka saja belum mencapai arahat pada saat itu Sang Buddha memberikan 4 perumpamaan, ular yang masih kecil orang bijak tidak mengganggu ular itu, bisa balik melukai bisa mengubah dirinya jadi besar seseorang hendaknya hati hati terhadap api kecil, ini juga bisa membakar rumah percikan kecil bisa bakar gedung tetap hati hati, gedung besar bisa terbakar karena api kecil walau Sang Buddha masih muda sudah capai arahat, samanera Supaka tiada tutup kemungkinan silanya lebih tinggi jadi tidak selamanya kemurnian sila untuk orang tua.

            Bahkan bhikkhu muda bisa mencapai, samanera Revata samanera Supaka walau masih muda, bisa celaka semua bisa capai oleh perumah tangga. Juga dimungkinkan sila yang baik kalau sudah mampu melihat apa adanya, jika sudah mampu tembus itu bisa dengan benar kita harus renungkan lagi, dalam Anggutara Nikaya tiada yang pandai obsesi pikiran lelaki itu hanya tubuh wanita, ada yang tidak terobsesi arahat tapi bagi kita orang duniawi melihat hal indah, kita akan melekati harus renungkan berulang kali bentuk menarik rupa wanita itu akan mengalami perubahan, rupa menarik ada kenikmatan ada juga kesadaran mata sangat menikmati, ada kebahagiaan kenikmatan kalau tidak ada tidak mungkin dikejar maka kit acari objek yang senang, objek itu juga akan berubah bentuk jasmani wanita berubah rambut panjang dipotong tidak suka rambut pendek, itu jadi bahaya ketika lihat tv bagus gambar jernih, tapi bisa juga berubah tidak hidup mati lampu tadi masih bagus berubah ada kesedihan yang tidka bisa kita tahan.

            Ada kesedihan ratap tangis, awalnya senang tapi kebahagiaan itu bisa berubah jadi sedih apapun yang kita lihat, itu ada alami perubahan. Objek kesenangan itu bisa berubah suara lagu indah tidak bisa nyalakan tape, itu jadi menderita objeknya bisa berubah kita jadi sedih tidak mampu, agar sesuai yang kita inginkan tidak mampu sesuai keinginan kit aitu tidak milik kita, dalam diri kia juga berubah ini objek perenungan itu jadi manfaat jika direnungkan dalam diri kita, lutut lama duduk sakit perubahan itu jadi penderitaan batin jadi tidak senang, oh kaki jangan sakit karena semua bukan milikku kita renungkan dalam diri kita semua anicca mengalami perubahan, semua jadi ada anicca dukkha & anatta kita harus renungkan ini pun akan berlalu, suatu ketika akan berlalu bisa menghirup bau wangi juga bau tidak sedap, kalau ingin mencium wangi itu serakah muncul ketika makan itu juga berlalu kita akan minta lagi, tiada habisnya badan ini duduk ditempat yang nyaman.

            Itu akan berlalu bisa sakit, juga bisa terkena anicca dukkha & anatta meminta maaf pada diri sendiri, menyesal mengakui kesalahan. Agar tiada menyesal tidak langsung hilang saya lakukan pelanggaran ini, agar tidak melakukan kesalahan yang sama itu sudah berkembang dalam dhamma agar terkendali, ketika menyesal berlarut larut tiada selesai tapi menyesal untuk melakukan berikutnya, aman yang lalu sudah berlalu sekarang saya bertekad agar tidak melakukan kesalahan yang sama, setelah itu lakukan kebajikan daripada berfikir kamu berbuat hal hal baik lagi.

            Penyesalan penting, tapi lebih baik mencegah berbuat buruk dimasa berikutnya memiliki harapan bertemu buddha, maka itu harapan umat buddha. Intinya sama kalau sudah tembus kita tidak perlu khawatir, selama mencapai sottapanna lalu bagaimana mencapainya bhavana kuatkan moralitas, kalau sekarang belum tembus kesucian dengan praktik juga memiliki keyakinan semoga dengan praktik ini, bisa mengkondisikan bertemu buddha dhamma & sangha, kalau orang ini terlahir dialam dewa mengalami bahagia.

            Jika mampu itu diingat, oh saya pernah belajar bisa belajar mencapai tingkat kesucian asalkan praktiknya dijalankan terus, seperti Boddhisattva Sidharta Gautama berulang kali lahir tapi kebajikan itu, terus mengikuti. Praktik moralitas jadi Pangeran kecil sudah mencapai Jhana 1 karena parami dimasa lampau, terbawa sudah kembangkan meditasi kebajikan itu terbawa, mungkin jika lahir jadi manusia lagi bisa saja maka paling pasti usaha saat ini, praktik dhamma dengan sungguh sungguh harapan untuk mencapai Sammasambuddha kedermawanan, moralitas praktikan terus menerus.

            Ketika kita melakukan kesalahan, pada orang lain meminta maaf kalau orang itu sudah meminta maaf, itu harus memberikan maaf. Tentu tindakan terpuji itu tahu salah meminta maaf kita tidak lakukan hal yang salah, itu butuh kerendahan hati yang paling penting tidak melakukan kesalahan, tapi jika sudah meminta maaf minimal kesalahan tidak akan mengikuti, tidak banyak orang yang mengakui meminta maaf mencegah berbuat salah dimasa mendatang, menolak sesuatu yang tidak nyaman bisa buat sakit hati kalau memang itu hal buruk, kita pahami itu hal buruk menolak akan tersakiti jika bicara jujur lebih baik.

            Kalau memikirkan orang lain, itu akan sakit hati kalau kita terima itu tidak baik maka dalam Manggala sutta tidak bergaul dengan orang dungu, akan bawa manfaat bagi kita agar tidak berteman dengan orang buruk, maka harus berteman dengan orang bijaksana kalau dapat hal hal baik, itu akan hal baik. Jika diberikan hal buruk itu akan dapat penderitaan masa Panjang kalau bisa terpengaruh miras, itu lebih baik menghindar jika mampu silakan berteman dikasih tahu, juga dapat hal baik lebih baik jika kita terpengaruh mending hindari kalau buruk sayang pada diri kita, lebih baik menghindari karena hal hal buruk itu bisa buat penderitaan buat diri kita.

            Ada suatu ketika mengajarkan Sang Tahtagatha, walau hal itu benar Sang Buddha tahu untuk berbicara, kalau tidak tahu. Sang Buddha tahu waktu untuk bicara kalau saya menyatakan bermanfaat, jika tidak tepat tidak bisa kalau orang itu tidak menyenangi ketika bhante Devadatta memecah belah sangha, melukai kaki Sang Buddha tapi tahu akan masuk neraka Avicci, cepat diaktakan itu tidak disukai kalau Sang Buddha memberitahu tidak bisa jadi tidak asal bicara, walau ini baik tidak disenangi alangkah baiknya cari waktu & suasana yang tepat, agar tidak tambah kebencian agar mengubah hal hal jadi baik untuk pertama kali.

            Bhante Sariputta & bhante Moggalana itu berteman, intinya pada saat buddha muncul sama sama jadi sahabat, ada Buddha menyatakan bhante ini paling unggul dalam kesaktian paling bijaksana, saya deklarasikan saya juga ingin memiliki kesaktian terunggul menyatakan didpan Sang Buddha, ini paraminya cukup. Kalau cukup oh anda akan jadi siswa utama buddha Gautama, ada yang paling unggul dalam bijaksana & sakti jadi beradithana tapi lupa pada zaman buddha siapa, itu buruh waktu panjang lakukan kebajikan ingin jadi yang paling unggul, kira kia ini mampu tidak maka dinyatakan dimasa mendatang anda menjadi siswa utama itu disampaikan, begitu juga siswa lain mengapa Annakondana bisa paling awal itu paling awal juga, Sang Buddha menyatakan bhante Kondana bisa tembus 4 kebenaran mulia kenapa tabish lalu diminta arahat babarkan dhamma, kenapa diangkat jadi siswa utama belakangan kenapa, misalnya bhante Kondana & Mahanama kenapa bhante Sariputta juga bhante Moggalana ini beraspirasi, menjadi siswa utama ini semua berdasarkan aspirasi ini butuh parami juga.

            Kalau ada orang tidak bersalah tapi dicela, Sang Buddha pengetahuan sudah sempurna pernah difitnah, jika mampu dikasih tahu. Tapi tidak mau mendengarkan itu karma dia selama kita tidak salah, tidak buat karma buruk beritahu dengan cara yang tepat jika diberi nasihat tidak mau berubah, itu karma buruk dia kita melakukan karma buruk ketika mencela difitnah, tiada orang yang tidak dicela / difitnah yang penting kita juga tidak membuat salah, bukan berarti melukai orang bersalah boleh tapi orang yang tidak bersalah dilukai juga orang yang bersalah, jangan dilukai kalau bisa sama sama tidak melakukan hal hal yang bersalah & sama sama bersalah, terima kasih semoga semua makhluk selalu berbahagia bebas dari dukkha, semakin maju dalam dhamma semoga semua makhluk berbahagia semoga semua berbahagia, yang baik ini dapat bermanfaat untuk semua makhluk semoga yang sedang sakit cepat sembuh sadhu sadhu sadhu.

Komentar

Postingan Populer