MANFAAT BERTUMPU PADA SEORANG GURU SPIRITUAL BY KO ANDI
Minggu lalu sudah bahas kualitas seorang guru & murid, jika sudah menemukan guru kita berbakti dengan baik, jika belum bangkitkan harapan. Kalau kita jadi murid yang baik bisa ikut berbahagia, kalau belum maka berupayalah agar hari ini kita lihat manfaat bertumpu pada seorang guru spiritual, manfaat itu yang paling penting karena tujuan kita supaya dapat pembebasan ada 8 manfaat yang diperoleh, kita akan semakin dekat dengan pencapaian kebuddhaan segala tindakan yang kita lakukan, itu salah satu syarat mudah untuk mencapai kebuddhaan itu dengan ikuti aturan aturan, pertama jalankan sepenuh hati instruksi ajaran kalau jarang bertemu, instruksi apa pada guru kita kalau sudah ketemu instruksi dari guru kita laksanakan dengan baik kalau sudah dapat pr, masih lupa kita laksanakan instruksi itu dalam sehari hari, kita selalu waspada terhadap situasi yang biasa saja ibarat kewajiban tapi kita berupaya untuk praktik, bukan hanya menyenangkan beliau tapi biasakan batin kita kalau menganggap praktik itu luar biasa, jadi ketika kita menumukan hambatan dalam praktik bisa bertanya pada guru kita, sampai berinteraksi langsung bisa bertanya pada murid / bertanya langsung pada beliau.
Jangan sampai
terlalu percaya diri, bukan hanya persepsi kita apakah beliau mengakui saya
sebagai muridnya, bisa bertanya juga konsentrasi. Kalau kita punya guru yang
tidak bisa temui kurang ideal, karena butuh instruksi langsung seperti Y.M Suhu
Bhadra Ruci instruksi umum itu seperti ada pr, kalau langsung dari guru
instruksinya berbeda seperti ada instruksi tambahan walau ada beberapa bait
tambahan, tapi praktik itu yang luar biasa besar itu sangat berefek pada guru,
kalau berhubungan pada bertumpu ini karma ini juga berhubungan dengan guru lalu
banyak sekali hal yang kita hadapi, tapi guru dengan keahlian yang luar biasa
oh saya punya pr sebanyak ini, kok yang lain tidak seharusnya telah diatur guru
kita karena itu tidak bisa dibandingkan, kenapa butuh instruksi memang bisa
kita baca tapi kalau tiada guru bisa kita tidak peroleh langsung, seperti baca
novel karena itu instruksi guru itu bisa lebih baik maka jangan sepelekan
instruksi itu, ada yang sambil lewat / bercanda kita perlu paham seperti guru
kita, kalau sering bercanda jangan membawa sesuatu bukan instruksi karena bisa
berbeda persepsi, instruksi itu yang bisa kita tuju itu juga yang sulit
dibangun apalagi belum diverifikasi kita bisa lihat kekurangan apa, kalau belum
tahu kita akan semakin sulit.
Karena itulah
yang bisa membawa kita pada, jalan menuju pembebasan memuja juga menghormati
guru kita, itu kualitas luar biasa. Bagaimana bisa menghormati guru kita kalau
kita tidak yakin, akan menganggap remeh karena kita ekspetasi ajaran yang luar
biasa karena bisa jadi instruksi kecil itu sangat penting, karena hormati
beliau bisa kita terima sungguh sungguh ajaran, menghormati beliau luar biasa
sama hal pada orang tua semakin orang buat bajik yang besar, semakin kuat objek
karma itu ada pengaruh yang sangat besar karma bajik tidak bajik itu bisa
sangat besar, apalagi pada guru seorang yang hadir sama wujudnya dengan kita.
Seorang guru
itu adalah perantara seorang Buddha, kalau tiada guru maka semua ajaran itu
tidak bisa kita akses, dengan hormati beliau. Itu kebajikan tiada batas itu
yang paling penting hormati dengan hati kita & ucapan kita, karena betapa
luar biasanya kebajikan yang besar itu dapat dihimpun, sekejap halangan kita
untuk sungguh sungguh gagal melihat kebajikan beliau, kita harus mampu
menganggap guru kita seperti Buddha itu berkah dari Sang Buddha sama halnya
instruksi, bahkan memberikan makan pada anjing peliharaan itu luar biasa yang
lebih pada 33 buddha, karena tanpa guru kita tidak akan kenal dengan buddha.
Betapa luar
biasa praktik beliau, semua praktik itu sangat baik karena dari beliau semakin
dekat dengan pencapaian kebuddhaan, menyenangkan penakluk. Kalau itu kita bisa
olah batin kita pada spiritual kita, oh berarti guru kita itu wakil semua
penakluk kalau merasa seperti itu, kita tidak bisa menerima instruksi dari
penakluk kapanpun orang berbakti pada guru yang suci, itu bisa cepat cepat
bebas kita juga akan senangkan guru kita poin ini sangat mudah dipahami tapi
sangat sulit dilihat, untuk kita juga akan menyenangkan semua makhluk bisa
menerima persembahan, akan hilangkan halangan halangan karma kita berikan pada
para buddha itu hanya manfaat pemberian, berbeda dengan guru karena sudah
memberi lalu diterima persembahan kita pada buddha, kalau ada punya kekuatan
dari mana kebajikan itu dari seoerang guru, juga tidak mungkin tanpa sebab.
Membacapun
itu mulai dari guru tk, semua hal kebajikan itu bimbingan dari orang lain bukan
hanya seorang guru spiritual, makhluk halus tidak akan mengganggu kita bila
memiliki banyak sekali karma buruk, penghalang akan muncul. Kenapa saya tidak
bisa memberi karena jawaban itu, ada dalam diri kit aitu hal hal kecil kalau
banyak kebajikan semuanya akan mudah tercapai, ketika banyak kebajikan tidak
mudah diganggu kalau ada penghalang karma buruk, itu bisa mudah diganggu kalau
banyak hal bajik tidak akan mudah diganggu ada kebajikan yang besar, tidak akan
mudah mengganggu kita kalau ada teman yang jahat kita akan dibawa pada, hal hal
yang jahat itu jauh dari aktivitas spiritual kita halangan sangat banyak tidak
akan bisa menyenangkan, sangat sulit.
Mudah sekali
dipatahkan juga, jadi jauh dalam praktik kita kalau ada kebijaksanaan kita
tidak akan mungkin terbawa, saya tidak akan terpengaruh. Karena mereka tidak
praktik harian kelemahan manusia adalah kekuatan asosiasi, misalkan ada orang
yang menyakiti orang tapi dilingkungan yang pas, itu akan berubah jadi baik
kekuatan asosiasi itu bisa sangat tinggi semakin sering kumpul dengan orang
bajik, kalau itu tidak mudah dicapai itu sangat berbahaya kita harus lihat diri
kita sendiri, kalau seperti itu kita masih kurang kebajikan semua instruksi itu
penting untuk diri kita, meskipun kita bilang sangat kuat tapi batin kita
sebenarnya rapuh.
Pokoknya kita
berupaya, untuk melakukan kebajikan yang sangat besar ketika kita dirumah lagi
dengan orang tua kita, tidak mungkin melakukan kesalahan. Sama juga dengan guru
kit aitu bisa saling mengecek, kalau sendiri kilesha akan kuasai batin kita oh
tidak apa apalah kalau guru hadir, kita bisa secara langsung ada rambu itu
sangat penting kalau jarang ketemu mana bisa dilatih, akan sangat sulit
memantau batin kita kalau teman sangat berbeda tiada welas asih yang sangat
besar dari guru kita, bisa ingatkan dalam satu poin tapi yang lain tidak bisa
kalau teman spiritual hanya berjalan bersama, maka guru kita yang sangat bisa
menjadi pengawas kita.
Tanpa berbicara
buat kita lebih berhati hati, bagaimana saya bisa selalu merasakan ajaran
beliau, ingat praktik kita hadirkan guru. Kita semakin kuat kita hadirkan guru
kita tidak akan berani lakukan hal buruk, bukan merasa sendirian kalau
sendirian dia akan keluarkan taringnya, lihatlah pada sendirian kalau dikerumunan
itu akan normal kalau sendirian akan sikopat, kita tidak bisa lihat langsung
sama halnya kalau sendirian batin kita lebih banyak kilesha, kalau dekat dengan
guru apakah lebih waspada / tidak jika sama saja kita tidak akan hormati guru /
orang tua kita, ketika kita mengikuti instruksi guru maka kebajikan yang sangat
besar, juga pencapaian pencapaian yang baik saya dapat bisa realisasikan
seperti lampu yang menyala diruang gelap, bukan meditasi kalau interaksi dengan
guru kit aitu bisa lebih paham, kalau tidak bisa dekat dengan guru itu lebih
bahaya sama halnya guru Donthonpa bertanya pada guru Atisha, satu satunya hal itu
berbakti pada gurumu ia telah membuat hal baik, selama 19 tahun terhadap guru.
Kenapa bertumpu
kalau diTibet, belajar dhamma itu materi yang paling awal bukan yang lain, tapi
langsung dengan topik guru spiritual diIndonesia. Kecuali kita telah melanggar
itu seperti membelenggu saya, itu akan terus seperti tanpa batas kebajikan yang
luar biasa langsung mencapai kebuddhaan sih enak, jadi banyak kita terbiasa
belajar lamrim dengan logika kita banyak acuan, seperti praktisi handal tapi
batin kita sangat sedikit pengetahuan semua orang disini, pasti pernah belajar
bahwa tubuh manusia berharga pemahaman saya jauh lebih besar, tapi realisasi
tidak mudah setelah sadari kematian pemahaman sudah sangat jauh tapi realisasi
batin kita masih jauh, padahal semua itu berbeda sama halnya jeruk itu manis
tapi papaya lebih manis, setelah kita memakannya jeruk itu kita bisa kenal
rasanya papaya itu lebih keras dagingnya, saya memahami dhamma hanya sesuai deskripsi
rasa itu hanya bisa kita dapatkan dari guru kita, sampai kapanpun kalau ada cara
yang lebih mudahkan bisa pas sama halnya mau pergi ke bandung, tapi kita belum
pernah tapi teman kita sudah pernah kita bisa tanyakan, setelah cari
kebahagiaan kita akan lebih bahaya jika tidak baik itu hanya paham saja,
realisasi bukan logika saja.
Komentar
Posting Komentar