KEKIKIRAN & KEMURAHAN HATI BY BHANTE DHIRASARANO
Hari ini kita kembali bersama, dalam rangkaian dhamma class yang tentu bisa menambah pengetahuan terhadap buddha dhamma, bisa didengarkan dengan baik kekikiran juga kemurahan hati, pada dasarnya ini bukan jauh dari pemikiran kita. Kekikiran kemurahan hati kita tahu, apa yang jadi pertanyaan apakah kita masih memiliki sifat kikir atau kedermawanan ini hal yang bersinggungan, namun tidak bisa dipisahkan kekikiran ini ada satu sikap tidak mau berbagi dengan orang lain, berupa benda / materi ketika seseorang ada sifat kikir cenderung digenggam, apabila ada sifat kikir terhadap orang terdekat juga sulit untuk memberi, ketika dalam sebuah kondisi betul betul membutuhkan itu sangat sulit karena satu hal orang yang kikir, peroleh keinginan lebih kalau tiada untung akan sulit dikeluarkan kita bisa refleksikan apa.
Tetapi berkurang itu salah satu kekotoran batin, serakah benci / kebodohan batin dapat bersumber dari 3 hal tadi, lebih dimaknai kikir dalam materi. Orang itu menggenggam orang lain itu ada kekikiran, tapi bukan hanya materi saja kekikiran ada beberapa jenis bisa melalui materi dalam, Anggutara Nikaya kekikiran tempat tinggal ada yang biasa saja menengah & mewah, ketika seseorang sudah ada tempat tinggal itu baik merawat & menjaga terhadang ketika seseorang muncul sifat kikir, karena saudaranya pengangguran tidak mau berikan kamar, ketika kasus demikian ada sifat kikir karena rasa benci tidak mau menyuguhkan makanan, itu sifat kikir ada juga kikir dalam keluarga hanya mementingkan keuntungan tidak mau melihat, apa yang dibutuhkan orang lain.
Ada hanya lihat keluarga inti, tidak peduli orang tua ada kala saat memberikan suatu bantuan tidak mau bantu, kekikiran sehubungan keuntungan ekonomi. Semua aspek ingin hal beruntung apa main kekikiran, dalam dapat untung dari keringat sendiri ia kekikiran saya tidak mau bantu orang lain, dengan perolehan ini karena hasil kerja keras sendiri itu kurang tepat terkadang keuntungan, ini ada sifat kikir dalam diri sendiri kekikiran hal kemashuran sudah banyak peroleh dukungan banyak orang, itu bentuk satu keinginan seperti jabatan yang tinggi apabila tidak mau melepas itu, bisa ada sifat kikir harusnya satu kesempatan untuk menggantikan tapi orang kikir itu tidak suka, ada dalam hal rupawan merasa tersaingi ini tidak tepat jika ada kesempatan, tidak mau mengalah kekikiran dalam pengetahuan orang yang tidak mau berbagi pengetahuan, takut kalau saya membagi takut merasa tersaingi pengetahuan hal baik, asumsi berbagi pada dasarnya poin kelima ini harus kita waspadai kekikiran bukandalam hal benda / materi, patut kita ingat waspadai sehingga bisa kita lihat dalam batin kita bisa kikis sedikit demi sedikit, tumbuhkan sifat kemurahan hati berbagi ini dilakukan secara berulang ulang.
Kalau hal kecil itu bisa jadi satu bukit, bisa dapat manfaat ada watak yang baik dalam diri kita, bukan harus mewah mewah. Kita sebagai orang yang memberi bukan dalam pujian dalam hal berbagi & memberi, bukan materi berupa uang sandang & pangan ada pengetahuan tenaga perhatian pemaafan, itu salah satu bentuk pemberian donor darah itu bisa berbagi jadi berbuat baik dalam memberi banyak peluang, ada beberapa ciri yang kita ketahui harus tulus ikhlas supa tiada harapan / imbalan, jika tidak dapat kita kecewa itu harus penuh pengertian juga perhatian, agar tiada rasa penyesalan harus memberi rasa damai & bahagia agar tiada rasa sesal pada saat awal terjadi & sesudah, harus penuh cinta kasih & kasih sayang supaya tidak memilih karena ada cinta kasih & kasih sayang, jadi mau membantu harus memberi dengan penuh rasa hormat, melakukan dengan penuh kebahagiaan memberi dengan hati hati kalau ada kurang baik, itu ada sudut pandang yang jelek upaya untuk terus harus berjuang dengan peroleh pengharapan, kita ingin peroleh bahagia kalau kikir itu kurang tepat kalau ingin berbagi kita sudah investasi kebajikan.
Punya pundi pundi harta tidak tampak, untuk menunjang spiritual jika ingin memberikan sesuatu yang mau berbagi, munculkan sifat ikut bahagia. Karena kecendrungan orang kikir, pasti akan mencegah kalau pada diri sendiri akan merasa senang jadi ini sebagaibentuk kemurahan hati & kekikiran, juga untuk menghalau praktikan dana / yang berbentuk kemurahan hati, bekernaan mengenai keingintahuan dalam ajaran buddhist jika membandingkan kurang minat, kalau ada yang tidak ingin terlalu tahu lalu bagaimana ada pemahaman mendalam itu dalam intelektual, penting buat siapapun sebelum praktik yang belum tahu dalam manfaat memberi, penting diperhatikan hendaknya yang ingin kita tahu hal yang baik, yang sudah diajarkan oleh beberapa keyakinan aturan kevinayaan apakah perumah tangga tidak boleh belajar vinaya, tapi boleh juga diketahui keingintahuan berlebihan pada hal hal yang baik, itu tepat jika hal tidak baik itu kurang pas lebih baik ke hal hal yang positif jika dalam hidup sendiri, sudah apa yang menjadi harta kekayaan dibagi dalam sekian persen buat keluarga keperluan mendadak, usaha buat bedana itu sekian persen.
Jika sudah dibuat sedemikian rupa, jika ada sebuah kesempatan bukan sulit untuk tidak digunakan, maka gunakan untuk berbuat baik. Dalam hidup tidak dapat dipungkiri gunakan waktu sebanyak mungkin, kerja keras untuk cari harta kekayaan apa sudah meninggal nanti akan kita bawa, kan tidak mungkin alangkah baiknya investasi berbuat bajik itu bisa menyelamatkan kita, harta yang dimiliki semasa hidup masih bisa dipakai tapi apa yang bisa kita peroleh dimasa mendatang, itu ada factor karma lahir diorang kaya itu sangat dermawan apa kikir / tidak mungkin, tidak bisa dipertimbangkan niat awal memberi tapi tidak jadi gunakan kesempatan yang baik untuk memberi, tentu kebanyakan orang ingin berikan pinjaman harus ada keyakinan, jika tiada keyakinan akan sangat sulit pada dasarnya kalau melihat orang lain, hanya ingin berfoya foya tidak mau berikan pinjaman kalau untuk ekonomi, supaya bisa berkembang baik lagi kalau ada hal tidak menyenangkan kalau ia buat hal baik kebutuhan mengembangkan ekonomi, pasti akan membantu.
Sudah ada bentuk kepercayaan, pasti akan mengembalikan apa yang ia pinjam kita melihat sisi apa, untuk dikembangkan dalam hal pinjam. Melihat juga kondisi yang ada jikalau buat hal manfaat, mengapa tidak kalau hal kurang tepat kita akan pertimbangkan lagi jika seumpama ingin berdana pada bhante, berupa daging ayam yang sudah diolah tidak masalah dalam hal dana baik ada tulang / tidak ada tulang, tiada ketentuan apa yang tidak boleh didanakan, ada beberapa daging tidak boleh dimakan daging manusia daging kuda karena dipelihara oleh raja, ada hewan berupa ajah itu tidak diperkenankan daging singa heina ada alasan tersendiri, pada dasarnya saat ini seperti daging sapi daging ayam daging babi tetapi pada umumnya bisa dimakan, jadi pengetahuan hal hal yang dimakan pada umumnya.
Pada dasarnya jikalau seseorang ingin memberi dengan, niat /tidak niat akan berbeda tapi ada desakan dari orang lain, padahal enggan dalam saat memberi. Niatnya tidak ada mungkin tidak bisa pas memberi, kalau niat hati tulus dengan hormat memberinya orang lain juga akan senang, juga turut berbahagia harus dengan niat / cetana semoga itu dapat diterima semoga semua makhluk selalu berbahagia, seperti yang dikatakan Sang Buddha kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati, supaya bisa mengalahkan noda dalam keikiran mengurangi hilangkan sifat kekikiran, mengulang terus dalam hal berdana semoga dapat memahami juga dapat dipraktikan, dalam hal bersama yang baik semoga semua berbahagia sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar