Q&A BY BHANTE KUSALSARANO
Melatih kewaspadaan apa yang dibenci, ada reaksi ingin membunuh jika kita senangi akan melekati, jadi kita waspada agar tidak benci pada hal yang tidak senang / menyenangkan apa kebencian marah / melekati maka waspada ini penting. Dengan lakukan hal hal berjasa itu ada yang tidak mudah, diperoleh usia panjang fisik rupawan lahir disurga terkenal itu yang tidak mudah diperoleh, memang pada zaman Sang Buddha yang sudah mencapai kesucian memperoleh buah praktik ajaran, ada yang parinibbana dengan cara jasmani terbakar & mengalami parinibbana, apa yang jadi alasan dari para Arahat ini agar jasmani terbakar ini oleh karena sudah waktunya, untuk beliau parinibbana namun hal itu bisa kita katakan bukan sebagai tindakan bunuh diri yang orang pahami, walau sudah lakukan hal itu tiada akibat apapun, batin beliau sudah bersih sempurna tiada kekotoran batin bukan lagi perbuatan bajik / perbuatan buruk, mengapa karena beliau praktik meditasi yang mencapai tingkatan tertentu api sebagai objek meditasi, lalu menyebabkan jasmani terbakar.
Tiada akibat apapun, bukan tindakan bunuh diri itu sebagai salah satu pencapaian dengan objek api, sehingga jasmani itu terbakar. Hingga parinibbana ingin menjadi seorang bhikkhu harus ada hal hal wajib, bukan hanya ada keinginan & niat tapia da proses sebelum saya jadi bhikkhu, bhante mengikuti pendidikan terlebih dahulu diSTAB dikota Batu Malang setelah dari SMK, tahun 2015 lalu saya muncul niat untuk jadi seorang bhikkhu namun harus ada persiapan baik samanera / jadi bhante, harus ada izin dari orang tua harus sehat ada bhante yang menjamin kita, setelah mengikuti pendidikan diBatu Malang Padepokan Dhammadipa ketika sudah lulus dari sana, harus mengabdi selama satu tahun mendapat tugas diMedan tidak lama, karena dari Sangha Theravada Indonesia jika ada niat jadi bhikkhu bisa bertemu bhante yang mengurus Uppasampada, divihara Batu Malang samanera & uppasampada diMedan 1 bulan setengah, lalu kembali ke Malang apa sudah dapat izin tiada penyakit kita harus ikut latihan meditasi, interview dari para bhante untuk jadi seorang bhikkhu setelah mendekati Uppasampada, menghafal kalimat pali lalu harus ada bhante senior jadi banyak persiapan, izin dari orang tua kalau tiada izin kenapa itu bisa sebabkan penderitaan untuk orang tua juga keluarga.
Karena ada kewajiban kebutuhan mereka tercukupi, kalau ingin jadi bhikkhu minta izin harus sehat juga, pengalaman bhante jadi bhikkhu. Kira kira hampir 2 thn pengalaman itu sangat banyak sekali, ketika bhante menjadi samanera ditanya misalkan ada buah apel seharga Rp 10.000 tapi ada 2 buah apel sama harganya, saya memilih 2 buah apel harga Rp 10.000 lalu beliau melanjutkan, demikianlah hidup yang kita jalankan bisa berikan manfaat untuk masyarakat banyak bukan secara materi, tapi karena pemahaman dhamma yang bisa diberikan manfaat pada dhamma, pengertian dhamma jauh lebih manfaat jadi bisa lebih optimal lagi dalam praktik dhamma, baik buat diri sendiri keluarga oleh masyarakat bisa menambah pengetahuan dalam seseorang praktik dhamma.
Maka harus perhatikan praktik dana yang kita latih, praktik dhamma yang tidak hormat, barang yang digunakan untuk praktik dhamma. Hasil penarikan berdana dengan niat baik tapi tidak hormati dana yang dirampas, bisa dengan segala cara untuk dana lalu mencuri manfaat kebajikan akan sedikit sekali, karena dilihat dari kualitas moral ini juga menentukan besar karma bajik kita, praktik dana dengna tiada hormat berdana makanan sisa pada bhikkhu seperti Raja Bimbisara sering berdana pada buddha, tapi dalam proses itu malah makan lebih dulu kemudian hal itu, memberikan dana makanan sisa oleh karena makanan itu diberikan sisa maka lahir dialam peta, sangat sulit bertemu Buddha dikelahiran Buddha Gautama selama 90 kappa.
Ketika pada zaman Buddha Gautama, lahir lagi sebagai Raja Bimbisara sering dana lupa berbagi jasa kerajaan itu jadi menakutkan, lampu juga nyala mati jadi memunculkan ketakutan, lalu bertanya pada Sang Buddha. Apa sebab itu karena para leluhurmu yang menunggu pelimpahan jasa kebajikan, tapi lupa dedikasi buat kekacauan lalu kamu harus berdana lagi limpahkan jasa kembali, berdana lagi lalu dedikasi pada makhluk yang tidak tampak bisa lahir dialam bahagia, boleh boleh saja tidak masalah berbuat bajik harus juga bijak sesuaikan diri dengan kenyataan, awalnya ingin berbuat bajik bahagia timbul rasa kecewa jadi tiada masalah dana itu dititipkan, bisa juga bertekad semoga dengan jasa kebajikan ini bisa diketahui para leluhur, semoga mereka berbahagia tidak masalah maka sesuaikan diri jika ada kesibukan, tapi jadi tidak pas walau bisa lakukan hal manfaat kebajikan & kewajiban, itu bisa langsung dapat 2 manfaat yang bisa diperoleh tentunya walaupun seseorang bisa sempurnakan dirinya, bisa bersihkan batin tapi ada orang yang tidak pandang dengan sempurna, karena tidak melihat apa yang dilakukan.
Kalau sudah melihat, apa yang dilakukan walau sudah berbuat bajik melekat tidak lihat apa yang dilakukan, tapi siapa yang melakukan. Diam dicela sedikit bicara dicela banyak bicara dicela, Sammasambuddha para arahat juga masih dicela kita tidak bisa mengatur orang lain, tapi kita bisa atur diri kita sendiri ini bisa mencapai pada kesempurnaan guru agung Sang Buddha menjelaskan, ada seorang brahmana berjalan bersama istrinya jatuh terpeleset lalu memuji Sang Buddha, tapi suaminya marah ingin mencaci maki beliau bertemu Sang Buddha, oh Sang Buddha dengan membunuh apakah bisa tidur dengan nyenyak jika pandangan negatif ada orang yang bersikap tidak baik, melukai dia juga dengan perbuatan itu akan ada bahagia, mengapa hal ini buat tidak bahagia karena marah dengan pujian Sang buddha membunuh kemarahan itu, akan bahagia tiada jaminan orang melihat dengan sempurna, itu hal yang dilatih secara pribadi bahkan Bhante Devadatta membenci Sang Buddha menggulingkan batu, ingin rebut Sangha yang dipimpin Sang Buddha Bhante Devadatta akan masuk Avicci, yang diperoleh dalam proses menuju kesempurnaan banyak sekali tantangan dalam proses kesempurnaan.
Banyak yang mencibir kita, namun jika ada kebajikan yang kita buat akan dapat hal bajik berbuat ketidakbajikkan, akan dapat hal ketidakbajikkan. Maka kita harus tetap berfikir yang baik bisa mencapai kesempurnaan, walau sudah suci tapi tidak bisa menghilangkan pembicaraan negatif terhadap kita, setelah Sang Buddha memberi jawaban jadi baik penilaian beliau terhadap Sang Buddha, lalu jadi bhikkhu juga mencapai kesucian arahat setelah brahmana jadi bhikkhu, diketahui teman brahmana yang lain marah pada Sang Buddha karena tidak terima.
Lalu mencela Sang Buddha lalu membalas lagi dengan pertanyaan, apakah ada tamu yang datang ke rumah, apakah hidangkan kudapan. Iya lalu tidak dimakan maka jadi milik siapa jadi milik saya, sama hinaan celaan itu akan kembali pada mereka yang dapatkan itu memperlihatkan kualitas diri mereka sendiri, lalu jadi tiada marah pada Sang Buddha lalu jadi bhikkhu capai kesucian, juga orang tua sering berdana ingin berikan pengertian yuk kapan kapan ikut ibu, kalau berdana ingin bantu orang hanya pengertian belum cukup jadi ada tolakan berbuat bajik, lalu nasihat & ajakan ditolak apa itu bentuk dana tidak hormat.
Sebelumnya ada pengertian terhadap anak kita, jadi beri pengertian yang benar tidak terima itu muncul kebencian, memukul anak itu lebih bahaya lagi. Itu dana yang tidak hormat karena tidak hormati dana kita, kalau tidak diterima nasihat itu tiada masalah selain melepas materi melepas ego kita, tidak bisa mengakui lagi barang itu kalau berdana pada bhante dana jubah dana sandal kok tidak dipakai, artinya melekat pada materi walau melepas materi ego kita yang belum dilepaskan, dengan bisa terima nasihat kita walau itu tidak diterima itu tapi respon dengan baik, ada kita respon tidak baik berarti tidak lepas tinggal serumah dengan kita kalau ada cinta kasih, akan mencontoh sikap kita bisa dengan cara kita bukan hanya ucapan.
Memiliki sifat kasih sayang akan jadi sadar, ini ada rasa peduli bisa bermanfaat untuk saya jadi harus bersabar, tidak setiap hari bertemu dengan anak. Ada baik & tidak baik bisa mempengaruhi harus merubah pada diri kita, harus ada yang lebih baik lagi dalam penyampaian kalau seorang bhikkhu, makanan yang dimakan apapun hasil pindapatta itulah yang dimakan Buddha, juga makan daging kita bisa makan daging tidak mendengar dari pembunuhan dicurigai untuk kita makan dibunuh, sebelumnya ada proses pembunuhan kalau tahu hal itu tidak dimakan, ada hal hal yang perlu direnungkan agar tiada rasa lapar / rasa sakit lampau ada kekenyangan, rasa sakit yang baru ada dipuja bakti pagi / sore dengan ada perenungan ini, jasmani akan sehat kalau tiada perenungan akan dipaksa maka tiada manfaat kesehatan fisik kita, kalau tidak direnungkan makan langsung sepuasnya tiada ingin berbagi jika dicari timbul kerugian, kalau ada hal yang baik itu akan aman semoga bisa terjawab dengan baik bisa dipraktikan dalam sehari hari, semoga semua berbahagia.
Komentar
Posting Komentar