MEMANFAATKAN HARTA DENGAN BIJAK BY BHIKKHU ADHICITTO

`Keseharian kita mencari nafkah untuk bertahan hidup, tentu perhatikan cara hidup berumah tangga dengna bijak, juga bermanfaat buar diri juga tidak merugikan siapapun ketika harta dikumpulkan, bisa digunakan dengna bijak. Ajaran buddha dulu sang buddha memberi nasihat kepada Sigalaka, ada di Digha Nikkaya Sigalaka sutta sebaiknya harta yang diperoleh dapat dibagi, kurang lebih 25% digunakan untuk kebutuhan sehari hari 50% digunakan untuk mengembangkan usaha / investasi, agar usaha maju kemudian 25% digunakan untuk ditabung, keperluan pada saat tidak terduga masa pandemi sekarang tabungan tidak diperhatikan, punya pekerjaan tapi pas pasan gaji tidak ditabung banyak kesulitan sekali, menjaga masa mendatang tabungan bisa digunakan penghasilan dikelola secara baik, jadi ada keseimbangan baik pemasukan & pengeluaran jadi pemasukan harus sesuai dengan pengeluaran, menabung untuk hal hal genting malah menabung hutang  walau semua masyarakat tidak bebas dari hutang, setelah ada penghasilan cara yang baik bisa digunakan untuk kebutuhan hidup / ditabung, pada waktu itu sang buddha memberikan nasihat seseorang yang memperoleh kekayaan, untuk kebahagiaan ia menggunakan harta untuk menyenangkan diri sendiri juga anggota keluarga, anak orang tua para saudara.

Anggota keluarga menyokong, papa mama anak istri saudra dimanggala sutta sudah ada kebahagiaan tidak dimiliki sendiri, bisa digunakan untuk membahagiakan karyawan naik gaji / bonus, tiket perjalanan liburan karyawan. Ikut bahagia & senang perolehan harta majikan tidak hanya diri sendiri, kekayaan menjamu untuk tamu hidangan makanan yang sesuai dengan tamunya, juga cocok kebiasaan ini menjamu tamu sudah tradisi yang cukup lama ada tamu datang ke rumah, menyuruh anaknya siapkan minuman itu menjamu tamu kerabat jauh berkunjung ke rumah, bahagia disambut dengan baik alangkah baik keluarga / kerabat, jadi menambah kebajikan disana tamu datang dari jauh mereka senang ketika sudah dikumpulkan dengan baik, ada persembahan pakaian kepada orang tua seuai dengan kemampuan masing masing, pada momen itu bahagia tidak perlu minder orang tua ulang tahun memberikan hadiah, secara batin orang tua bahagia.

Maka orang tua mendoakan untuk sukses / kepada istri / anak, ajak jalan jalan makan berikan angpau, anak anak senang bisa menabung disaat itu. Pasangan hidup yang diinginkan persembahan kepada istri, jadi istri akan bahagia bukan persembahan barang tapi pererat kekeluargaan, cara persembahkan kekayaan kepada sanak keluarga untuk menghindari ancaman dengan kekayaan tersebut, bisa digunakan rumah dikunci / pagar dikunci itu membutuhkan uang bisa untuk menjaga jaga dari ancaman, kalau di Amerika beli senapan untuk jaga jaga, tapi di kita tidak mungkin bahaya dari rampok pencuri bandit ada kereta kuda seratus gerobak dengan uang itu dijaga, supaya tiada rampok jadi bisa menghindari raja jadi menyita para hartawan, perlu uang “keamanan” upacara pattidana dengna materi yang dikumpulkan kepada sanak leluhur, sebagai bakti pada leluhur juga pelimpahan jasa yang sesuai tiada keterpaksaan, tradisi Tionghoa Imlek, Cengbeng, Chitgwee.

Ziarah kubur pesembahan kubur, itu simbolis kepada leluhur bukan benda benda itu tapi renungkan jasa leluhur kita, orang tua lahir dari kakek nenek. Lalu hadir didunia ini proses kelahiran juga pertarungan yang mendebarkan, masiha ada kita merawat jika sudah meninggal melakukan persembahan jasa, semoga leluhur berbahagia menggunakan harta untuk bayar pajak, tentunya diperhatikan bayar pajak tepat waktu persembahan kepada para dewa, seperti melakukan persembahan kepada altar sesuai tradisi masing masing dewa bumi dewa langit bisa dipercaya itu leluhur, dengan lilin bunga buah tapi juga bisa dilakukan kebajikan, dewa berbahagia juga turut melindungi biasa dalam usaha buat altar dewa rezeki membantu untuk kita sukses, ada kemiripan seperti itu 5 persembahan itu disesuaikan dengan dhamma yang tidak menyakiti / korban makhluk hidup tanpa darah.

Bagaimana cara derma yang baik dengan tidak menyakiti makhluk hidup, bisa dengan dana sosial, beras / makanan lainnya jadi tidak mengorbankan makhluk lain. Ketika memiliki kesempatan kepada pertapa / brahmana, praktik hidup luhur ada 4 kebutuhan pokok pakaian, jubah, tempat tinggal, persembahan, & obat obatan; juga makanan ada 4 kebutuhan pokok keperluan lain, bagi para pertapa / brahmana juga sekarang disebut tokoh agama kepada para bhikkhu / bhikkhuni, praktik sila yang baik ketika samanera itu menyokong menjadi bhikkhu itu ada 4 cara penggunaan harta kekayaaan, bisa sesuai dengan kondisinya masing masing berdana juga perlu memperhatikan, mengurangi sifat sombong / pamer itu jangan sampai pada kita berdana dengna tulus, jadi mendidik batin kita untuk tidak sombong / congkak tapi rendah hati, walau bisa beri yang banyak sesuai dengan dhamma itu cara memperoleh dengna jerih payah juga, dilakukan / dipakai dengan bijaksana bisa bahagia pada sekarang & mendatang, dalam materi dapat juga harus ada nilai spiritual hidupnya seimbang mencari kekayaan juga nilai luhur spiritual, ada kerja dari muda sampai tua juga latih batin ikut senam agar tetap sehat, ikut olah raga lari pagi mengembangkan batin melakukan meditasi.

Jika ada kesempatan lakukan meditasi, itu secara ideal hidup sebagai perumah tangga bisa praktik dhamma dengan baik, sang buddha membabarkan dhamma. Selama 45 tahun itu kebahagiaan makhluk hidup, jadi beruntung bisa dipraktikan dipelajari jadi tiada ragu kalau ada keraguan tiada maksimal tidak jarang jadi pindah, ajaran buddha perlu didalami bukan untuk membandingkan, untuk memperkuat keyakinan kita sehingga hidup bahagia ketika kematian datang bisa terlahir dialam bahagia, maka ada 4 hal pertama keyakinan pada buddha dhamma sangha, praktiksila seperti pancasila / upposattha sila itu menghindari lobha, dosha, moha, mencegah hal hal jelek memiliki sifat dermawan bahagia dalam memberi / menerima tapi jika tiada rasa kedermawanan, itu belum dipraktikan jika dipraktikan mampu memberi untuk hal hal kepentingan sosial, seperti hartawan Ananthapindikkha beri harta kepada Sangha dengan koin emas begitu luar biasa, sifat bakti pada sang buddha itu Ananthapindikkha , Visakha, Raja Pasenadhi, & raja raja yang banyak sekali dulu selaku perumah tangga, mengumpulkan harta kekayaan bisa dimanfaatkan untuk menabung, investasi, juga bantuan sosial hal bermanfaat untuk masyarakat dana kepada bhikkhu juga untuk keluarga, bukan materi juga kebajikan.

Komentar

Postingan Populer