INTISARI PANCASILA BY BHIKKHUNI BHADRASATYANI
Ada beberapa hal yang harus kita ketahui tentang pancasila, mengambil nilai nilai sila dalam pancasila buddhist apa makna pancasila kita ini. Sila sila dalam pancasila di dhammapada 9;116 kalau membahas tentang sila biasa kita, kalau melanggar tiada rasa takut / merasa takut ada 1 bahasa peraturan dibuat untuk dilanggar kalau merasa aturan itu dilanggar jadi itu untuk pembenaran diri kita saja, boleh kita survei apakah hal ini benaran untuk senangkan pikiran kita, apa sih yang akan disampaikan & berguna kepada kita tapi justru kita harus lebih ketahui lagi maknanya, pancasila terdiri dari 2 kata panca kita sudah tahu lima, sila menurut KBBI & Pali membahas moralitas tentang moral yang dimiliki oleh seseorang, pancasila itu awalnya buddha sudah memberikan kepada perumah tangga hidup untuk perumah tangga yang baik itu tahap awal, ambil pancasila buddha memberikan pancasila, ada yang tisarana saja / pancasila rutin kebaktian divihara manapun Pancasila & Tisarana juga itu sebenarnya bersatu tapi kalau ditasbihkan oleh bhikkhu tekad kita semakin kuat pancasila kedisiplinan dalam latihan, bukan hanya perumahtangga, bhikkhu, bhikkhuni juga ada pancasila / atthasila semua orang sering menanyakan dijaman Buddha sila diberikan buddha kepada 5 pertapa itu, kenapa diberikan pertama kali? Cattur ariya saccani sila, samadhi, & prajna.
Setelah lima pertapa ini anggap saja murid buddha yang ke enam Yasha bertemu dengan buddha, bagaimana supaya bisa bahagia? Pasti awalnya sila membuka pikiran kita, karena ada debu yang tertutup. Boddhicitta kita setelah pikiran terbuka kalau mengajarkan catur ariya saccani, setelah bhante Yasha menjadi bhikkhu ada lagi 4 orang temannya menjadi bhikkhu ada 49 teman lalu sampai menjadi 50 orang selalu mengajarkan sila supaya memahami agar mudah mencerap catur ariya saccani, cara ini untuk jadi bhikkhu benihnya sudah matang untuk menerima ajaran dari buddha ini fungsi dari sila sebagai pengingat kesalahan, peningkatan batin yang luhur sila kalau jadi pengingat kita tidak akan melanggar lebih jauh lagi karena ada pengingat ke kita, peningkatan batin yang luhur keterlibatan & ketenangan, memperbaiki perilaku yang tidak tepat kenapa ada sila? Pendukung utama Hiri & Ottapa secara jujur dari kecil sampai kemarin hiri & ottapa; hiri: malu, ottapa takut namun jika lebih jauh lagi malu lebih ke konotasi jelek.
Hiri ada 3 makna perasaan yang segan, sungkan, & malu, perasaan malu memiliki sifat pemalu. Hati nurani benih kebuddhaan akan menahan kita untuk tidak melakukan kesalahan / yang merugikan diri sendiri, ottapa itu menahan, menyusut / munduh suatu hal yang salah tidak bisa lagi, bukan karena dia takut itu tidak sesuai ada rasa takut akan dihindari / dikucilkan, jadi tidak mau melakukan perbuatan yang salah jadi bisa lebih sempurna ottapa itu benar benar takut aturan yang tidak boleh dikutak katik, ada rasa takut jadi tidak tinggalkan kesalahan, benar benar mengetahui sila itu manfaatnya terlahir dialam manusia yang disegani / disurga orang itu melanggar sila ini menghancurkan perbuatan baik sebelumnya harusnya kita terima jadi mengikis / hilang sila pertama jika dibahas akan memakan waktu 1-2 jam, lalu sila ketiga bukan hanya hubungan suami / istri yang tidak sah itu masih banyak sekali setiap pembahasaan berbeda beda intinya dari lima sila ini sila pertama sampai lima ada faktor sila.
Pertama ada makhluk hidup, mengetahui, memiliki niat, usaha, & kematian; pencurian milik orang lain, ada pemilik, niat, usaha, & berhasil mengambil. Sila ketiga bukan pasanga sah, niat menyetubuhi, usaha, & berhasil menyetubuhi sesuatu yang tidak benar; niat, usaha, & berhasil menyesatkan lalu makanan / obat yang melemahkan, niat, menggunakan, timbul ketagihan contoh sila pertama ada 5 faktor kita mengetahui ada makhluk hidup itu, kita selalu bilang tiada niat membuat hati kita senang faktornya tidak mendukung & tidak komplit tiada niat apakah itu tiada niat, kalau ada faktor faktornya kita tidak meyakinkan diri kita padahal kita memiliki sila kalau akan terjadi yang penting faktornya tidak komplit, makhluk hidup 2 faktor tidak terpenuhi sebenarnya sudah melanggar, bagaimana mungkin akan dibahas lain waktu, ada faktor niat & usaha begitu pelanggaran saya tiada sengaja, tiada niat, ceroboh, & lalai.
Apakah kita masuk ke sila kelima bukan makanan / minuman saja, selalu waspada apa sila itu dilanggar, sila kelima ini apakah bisa menyempurnakan pancasila. Dhammapada 2;24 jika seorang sadar penuh dengan pertimbangan kesadaran kita sangat lemah, karena tidak menyadari hal itu susah, ribet, dll maunya hal yang mudah saja jadi kesabaran itu buat kita lemah nilai nilai dari pancasila; bahagia, melatih diri, pasif, & aktif bahagia semua ingin tenang, damai, & sejahtera tidak ingin ada sengsara tidak aman, kita semua ingin bahagia jika demikian tidak mengusik kebahagiaan orang lain, pancasila jika ingin manfaat baca sejarah buddha dengan perumah tangga mereka menjalankan sila oleh buddha hidup tanpa penyakit, keserakahan kalau mau nibbana itu jalankan pancasila, sangha juga ada pancasila.
I undertake, i berarti saya hanya satu orang tidak ada hubungan orang lain. Semua dijalankan oleh kita semua ada di saya mengingatkan kita kembali, tiada pengaruh orang lain undertake menjalankan / berusaha pasti dijalankan dulu kita yang usaha menjalankannya melatih diri, usaha mengembangkan diri, kita semua mengembangkan diri menjadi lebih baik jauh dari sebelumnya, melatih diri kita berusaha menghindari hal hal yang buruk tiada kewajiban semua tergantung diri kita sendiri kalau mau lebih bahagia, pasif bukan berarti lemah aktif penunjang, pancasila membuat jadi pasif / takut jadi tidak akan lebih lanjut lagi tiada rasa optimis saja kelima aturan moralitas berusaha & menghindari; menghindar bukan berarti pasif usaha tidak diam, tapi justru menjalankan pasif menyenangkan pikiran kita supaya tidak main curang, itu aktif pasif disini apalagi pikiran adalah nomor satu usaha dilakukan memang tidak sempurna, niat itu menjalankan manfaat itu akan berbagi jadi selalu menjalankan aktif & pasif.
Kita mutar pasif kalau aktif bisa jalan dari samping / lompat, buddha memberikan ajaran ini hindari perbuatan jahat, perkuat kesadaran. Jadi kita akan menerima nibbana berbohong sengaja / tidak sengaja, langsung / tidak langsung, apapun yang kita lakukan jangan takut menerima risiko itu melanggar dengan sukarela, terima akibatnya sehingga tidak memunculkan hal itu pasti ada akibatnya paling tidak kita lakukan hal yang baik, ada tipex yang dirapihkan akan lebih hati hati supaya tidak parah lagi, berani menerima risiko jadi lebih baik supaya makan pasti akan terima akibatnya, jadi bisa perbaiki saja niatnya tidak menghancurkan orang lain, kita punya kebiasaan ini ada mouse direceptionist saya ambil mouse saya pakai lalu saya kembalikan itu melanggar, misalnya kita mau minjam barang juga harus ada jawaban dari kita dulu test psikologi itu jujur / tidak ada sebab kita ambil lalu ke kotak dana uang itu tidak salah.
Apakah kita mau menerima konsekuensi, kalau tidak merugikan kenapa tidak tetap saja melanggar. Kita ambil bukan hak / milik kita sifat diri kita diajarkan cinta kasih, kita jangan takut akibatnya terima konsekuensinya, begitu buddha memiliki 60 orang + buddha disaat berjalan itu supaya menyebar jadi buddha memiliki niat untuk yang sudah dibentuk sila dalam sangha, mengetahui melanggar sila jadi mengingatkan tiga kali, kalau sudah ketiga kasih kualitas orang yang menegur belum tentu menerima hal indah indah lebih baik memberitahu jangan berpatokan orang itu menerima / tidak harus diberitahu walau itu ada ancaman keselamatan diri, itu harus di ingatkan kembali budaya orang mukul itu tidak ikut campur, kalau diluar negeri itu penganiayaan harus dilurskan tidak itu mendidik anak urusan dalam keluarga, itu urusan saya kecuali membahayakan dirinya otomatis orang lain terlibat, jangan pikirkan hasilnya seperti apa, hiri ottapa pelindung dunia kalau tiada rasa penahan diri.
Apa itu benar benar menjaga sila hiri ottapa, karakter diri kita sudah ada sebenarnya ada benih yang belum kita kembangkan mana yang hiri & mana yang ottapa. Tradisi mahayana ada beberapa hal khususnya di Taiwan, Singapura, Tiongkok, itu memang harus minta air persembahan itu yang berhak, bahkan sangha yang ingin pun ulambana di Ekyana mengatur sesuatu pasti akan bicara dulu kecuali ada yang boleh ambil / sudah ada persetujuan jadi ada izinnya, sejauh ini sudah sangat jelas taruh air mau ambil silahkan tanpa harus bicara lagi, tapi minta kepada buddha & para dewa pelindung dhamma silahkan mengambil mana yang boleh, mana yang tidak boleh diambil; kalau disaat kita miliki niat disaat kita mabuk, kita sudah tidak tahu, niat / minumnya sudah ada tiba tiba mukulin orang, kita tahu akibatnya kenapa harus mengetahu niat untuk menggunakan jadi timbul ketagihan sudahtahu itu mabuk lalu ada niat, ada 3 faktor pikiran sudah ada, hasilnya mabuk, ucapan tidak baik.
Komentar
Posting Komentar