BERDANA BY BHANTE ABHISENO

 Bagaimana cara kita mengajak keluarga kita berdana, ada beberapa umat pergi berdana datang sendiri, jarang bersama anggota keluarga kita. Jarang berbuat baik sebenarnya bagi perumah tangga, perbuatan baik melalui berdana adalah hal menjadi dasar bagi anda untuk berbuat baik, dipertemuan sebelum sebelumnya membahas sila samadhi & panna dana ini sudah menjadi watak yang baik, bisa dikembangkan juga dana ini karena jarang sekali bhante melihat datang sekeluarga, untuk melakukan kebajikan melalui berdana ini minimal ketika sabtu / minggu bisa mengenalkan ini, ini adalah salah satu budaya buddhist berdana adalah budaya buddhist, dari zaman Sang Buddha kita sering melihat banyak sekali khotbah Buddha berdana ini banyak sekali, seperti Anathapindika yang mengundang Sang Buddha & para muridnya menerima dana makan.

Salah satu perbuatan baik ini sudah mencapai tingkat kesucian Sottapatti, karena apa dapat ini karena pengertian benar pemahaman benar dalam berdana melalui dana juga memiliki keyakinan yang baik, kita tahu manfaat dari berdana apa satu sisi kita melepas, satu sisi kita mendapatkan manfaat, karena sudah ada contohnya. Seperti Ananthapindika lalu ada 5 hal yang bisa diperoleh, ketika melakukan berdana kehidupan dana makan untuk bhikkhu, ada kehidupan minimal kurun waktu sehari memperoleh kehidupan karena para bhikkhu tidak bisa nimbun makanan terlalu lama, para bhikkhu tidak bisa simpan makanan itu, ada jenis jenis makanan yang bisa disimpan 3 -7 hari bahkan ada yang sehari walau expired lama, bhante tidak boleh timbun makanan karena ada keserakahan kita tidak tahu apa yang didanakan umat, kita makan yang ada dimeja karena diserahkan pada umat lalu memberi keindahan, karena kita berbuat baik berdana memiliki keindahan seperti Pertapa Siddharta bertapa selama 6 tahun, kalau orang terlalu kurus tidak baik yang pas saja memberi keindahan, bhantenya sehat bisa bahagia itulah keindahan ketika bhante memiliki keindahan ini umat umatpun sama, sama sama saling menguntungkan satu sisi umat berdana.

            Umat umat juga diharapkan seperti itu, ketika bhantenya menerima satu kehidupan memperoleh kebahagiaan kenapa, karena bhikkhunya bisa berlatih meditasi. Belajar dhamma berdiskusi pelayanan terhadap umat, karena bhikkhu bahagia umatpun ikut bahagia bhikkhunya bahagia, karena mendapatkan kebahagiaan dari kita seperti latihan meditasi dhammadesana karena dana bhikkhu tidak sakit, tidak kelaparan karena setiap chanting pagi ada perenungan hal hal yang digunakan, jubah ini dipakai untuk menghindari kepanasan & kedinginan makanan hanya kelangsungan hidup, makan tidak boleh terlalu kenyang karena kalau ada kekenyangan timbul keserakahan, walau sudah menerima harus sesuai komposisi makanannya.

            Harus bahagia dari keduanya, tapi makanan tidak makan anda merasa marah kenapa bhante tidak mau makan, bhantenya punya takaran masing masing. Kalau makan gorengan terus kolestrol naik, harus seimbang bhikkhu harus memilah makan makanan instant juga dipilih juga bhante ingin sehat, bhantenya ingin umur panjang karena ada sokongan umat juga serta kebijaksanaan, ketika bhante sudah makan memiliki kekuatan untuk berbuat baik belajar dhamma berlatih meditasi melakukan pembinaan, memberi pelayanan pagi hari bhantenya sudah meditasi pukul 5, pukul 6 mulai chanting dana makan pagi bersih diri meditasi belajar dikuti, mempersiapkan materi materi juga mempelajari ajaran ajaran lagi bhantenya memiliki kekuatan, semangat terus membuat hal hal baik dari dana makan ini.

            Hendaklah ketika sudah mengetahui manfaat, dari dana ini karena berdana bisa memiliki kekhidupan memiliki kekuatan, memiliki keindahan juga memiliki kebijaksanaan kenapa bijaksana, karena bhikkhunya memilih makanan yang seharus dimakan. Hari ini sudah berdana itu hak bhikkhu mau makan apa, yang penting sudah melakukan perbuatan baik bhante sudah menerima dengan suka cita, dengan semua yang kita danakan sebenarnya masalah dana tidak usah diragukan, sudah sering melakukan berbuat baik ini bukan hanya dilakukan saja terlebih bisa bersama sama, maka timbunan kebajikan bisa sama sama ada kisah pada zaman buddha, Sang Buddha menerima dana makan dari umat setelah itu Sang Buddha mempersilahkan umat bertanya untuk diskusi, suatu hari ini buddha setelah makan beliau diam saja, biasanya setelah bertemu umat biasa berbicara menyapa.

            Umat umat yang biasa sering berdana, kenapa kok Sang Buddha diam saja tidak menyapa tidak menegur, karena beliau punya kekuatan batin. Sering melakukan perbuatan baik pada saat itu sapi yang digembalakan satu ekor hilang, maka gembala sapi ini mencari dulu hingga sapi ketemu, setelah ketemu dikembalikan lalu bergegas untuk bertemu Sang Buddha setelah ketemu, Sang Buddha tahu ia sangat lapar lalu menanyakan makanan itu masih ada tidak, lalu Sang Buddha meminta beri dana makanan ini lalu berdiskusi dhamma setelah selesai dari khotbah, si penggembala sapi ini mencapai tingkat kesucian pertama dengan kemampuannya beliau melihat, mana orang orang yang bisa mencapai beliau akan bantu untuk membantu orang mencapai, dari dana ini walaupun dana kepada bhikkhu tertinggi tapi pada perumah tanggapun, didasari kesungguhan hati tidak tahu kualitas batin seseorang bahkan pada saat mendengar dhamma itu sangat baik, apalagi bisa pada keluarga ini gambaran singkat.

            Kita umat buddha bisa melakukan kebajikan melalui dana ini, banyak hal ketika bisa melakukan dana tertinggi, seperti dana dhamma itu sangat baik. Sebenarnya kalau secara konteks ajaran seperti dana pemaafan bisa juga, mendonorkan salah satu organ tubuh itu sudah masuk dana, kalau dikatakan dana / pemberian salah satu perbuatan baik bisa dilakukan oleh perumah tangga, walaupun tidak bisa melakukan itu semua pergi ke vihara melihat altar kotor seperti kotoran dupa, itu membersihkan juga termasuk dana tenaga apa saja itu kalau dikerjakan sungguh sungguh, itu adalah dana terlepas dari dana materi umat umat buddha memiliki keberagaman, ada yang mampu ada yang tidak mampu bisa melakukan dana tenaga jika tidak mampu, mumpung masih melakukan perbuatan baik melalui dana itu memang banyak terutama bagi kita kita, orang orang keturunan belum tahu dhamma peran keluarga, melakukan satu perbuatan baik berdana bersama sama adalah perbuatan baik orang tuanya mau meninggal, anak anak tidak tahu bhikkhu itu siapa memang bisa ketika sudah memahami dana, kenal para bhikkhu bisa melakukan pelimpahan jasa karena ini adalah pesan dari mendiang sebelum wafat.

            Mendiang ini berdana kepada sangha, tapi waktu itu saya belum mengenal ajaran lalu para bhikkhu bisa membantu, anda limpahkan agar mendiang bisa mengetahui banyak juga umat umat seperti itu, suruh mengkondisikan perbuatan baik ini untuk beliau dikondisikan agar perbuatan baik ini bisa diketahui oleh mendiang, secara umum beliau sudah meninggal dalam ikatan batin masih ada, apalagi orang tua dengan anak. Bahkan contoh lainnya suatu malam pernah bermimpi satu anggota keluarga meninggal, itu ikatan batin dari orang tua terhadap anak anaknya, kalau mau berdana tapi orangnya masih hidup bukan pelimpahan jasa tapi memberitahukan, kita bicara kepada orang yang diwakilkan karena sudah tua kita kondisikan aku sudah pergi ke vihara, berdana makan pada bhante aku kondisikan untuk mama papa walau mama papa tidak datang langsung, turut ikut berbahagia dengan perbuatan baik yang dilakukan.

            Oh anak saya ada perduli dengan saya, moha ini kebodohan batin bukan tidak bisa menghitung tidak bisa baca itu intelektual, tidak bisa memilih mana yang baik mana yang tidak baik seperti membunuh perbuatan baik, anda menganggap membunuh hal yang baik dengan senang melakukan pembunuhan, menganggap hal yang bukan ajaran itu dianggap ajaran / sebaliknya yang ajaran dianggap bukan ajaran, itu kebodohan batin sesungguhnya ketika bisa melakukan perbuatan baik, itu hal yang bagus. Terlebih dari itu sudah melakukan perbuatan baik, sesungguhnya perbuatan baik untuk apa untuk pamer / sudah menjadi watak untuk melakukan perbuatan baik, tidak dipersalahkan ketika orang lain tahu dengan dana ini memiliki tujuan dulu apakah memberitahukan, tidak perlu memberitahukan intinya keikhlasan kerelaan oh saya dana kepada vihara, dana 10 juta tapi tidak ikhlas sama saja bohong itu konsepnya harus ikhlas, kakek tua berdana segenggam itu dengan hal hal yang ikhlas sudah mencapai tingkat kesucian, kita bisa kondisikan perbuatan baik dengan tujuan yang benar.

            Kerelaan itu sendiri karena masih ada aku, menampakan diri kita menggembar gemborkan oh aku sudah berdana, tapi sudah punya kerelaan. Bhante saya ingin berdana semoga bhante sehat memiliki kerendahan hati, itu paling penting Sang Buddha mengkondisikan bahwasanya penggembala sapi, ingin bertemu Sang Buddha bisa mengkondisikan untuk berdana, sudah memiliki parami yang cukup dengan perasaan bahagia parami cukup jadi bisa mencapai, manfaat untuk umat apa jadi penggembala sapi tidak lapar ingin melakukan latihan, melepas semua ketika sudah ada punya masalah apa bisa dengan konsentrasi tidak bisa, apa kita karena lapar menggerutu bhante kapan selesai kita bisa kondisikan banyak hal rintangan rintangan diri kita, bahkan yang berdana saat itu memperoleh kebahagiaan menerima dhamma dengan baik, itu satu perbuatan yang baik.

            Itu adalah sifat dari manusia, kita ini sebagai makhluk yang masih berjuang saat ini masih bisa belajar dhamma tentang ini, kita bisa lupa sewaktu waktu saat ini sudah memaafkan kita kesal lagi, bagaimana cara kita untuk memaafkan. Butuh kebijaksanaan dalam diri kita kalau kekotoran batin masih banyak, sulit bagi kita untuk memaafkan tapi jika sudah bijaksana mengetahui, bisa memaafkan dengan penuh keikhlasan ketika sudah memaafkan orang lain, pasti orang orang memaafkan dengan apa yang sudah kita maafkan sesungguhnya bisa tidak 100%, jadi memang dana yang baik itu berdasarkan niat diri sendiri ada pengkondisian ada barang, lalu ada dana itu sendiri sebelum saat & sesudah menyerahkan bisa jadi full karma baiknya, kalau sudah seperti itu orang itu bisa dapat hal baik bisa terima tapi tidak full hanya 25%, tidak full 100 % atas nama dia lalu bagaimana yang lainnya kita mewakili juga dapat kebajikan, karena kebijaksanaan kita juga.

            Masih masuk secara tidak langsung, mengkondisikan walau kita yang menyerahkan walau dia ingin berbuat baik, beda keyakinan dia bisa dapat karma baik. Ketika ada kondisi bisa melakukan ada niat, tidak 100% minimal tidak dapat 100% itu ada niat baik karena diagama lain juga diajarkan soal berdana, masih dalam tema berdana ketika kita sudah memiliki watak memiliki sifat yang melakukan dana, maka ini harus didasari dipahami dengan baik sesungguhnya, dana ini masuk dalam salah satu parami yang harus dipenuhi oleh para perumah tangga jikalau ingin mencapai kesucian, ingin memahami dhamma secara seutuhnya ketika tidak bisa dana, bisa melakukan sila / samadhi itu juga baik alangkah baiknya bisa melakukan semuanya, maka bisa melihat pandangan benar ini dengan sebagaimana adanya, terlepas dari membuat kita sulit dana materi dana barang / dana apapun itu dalam buddhist sudah dijabarkan, apapun itu bentuk perbuatan baik dari dana ini seperti membersihkan sisa bakar hio ini, salah satu perbuatan baik melalui tenaga seperti donor darah itu salah satu perbuatan baik, kita di Indonesia ini bagus bhante donor darah tidak bayar kalau diluar negeri bayar, selagi kita bisa melakukan perbuatan baik apapun itu selagi punya tenaga berbuat baik kenapa tidak.

            Karena dana ini paling mudah, terlepas sila samadhi itu mudah jadi yang paling mudah melakukan dana, karena tidak punya materi bisa melakukan dana. Umat buddha tidak kehabisan cara / kehabisan akal, untuk menyempurnakan parami walau belum sepenuhnya melakukan samadhi / sila, dengan danapun bisa dengan anda melakukan dana praktik sila mengembangkan meditasi tentu kita bisa capai sottapanna, sudah memiliki pemahaman yang baik tentang dhamma, menjalankan sila juga meditasi itu bisa menghancurkan kekotoran batin bisa memiliki pengetahuan, ketika mencapai nyana 13 itu sudah berada dijalan untuk menuju kesucian itu sendiri, selagi bisa melakukan itu kenapa tidak mungkin tidak bisa meditasi tidak bisa jalankan sila, minimal bisa penuhi parami praktik dana ini kalau salah satu tidak bisa penuhi salah satu parami, minimal menjadi yang lebih baik jika salah satu parami terpenuhi.

            Karena seorang sudah nirodha sahampati, mereka adalah orang orang langka tapi terlepas dari itu, kita sesungguhnya tidak mengetahui individu a ini. Sudah berada dalam nirodha kalau sudah tahu, dana sungguh sungguh itu bisa dapat kebajikan tapi masih orang yang belum tahu, terlepas itu kita tidak tahu sudah capai itu hendaknya dana masih dalam pengertian yang baik & benar, ketika para bhikkhu ada yang sudah mencapai hendaknya para bhikhu tidak memberitahukan kepada perumah tangga, agar tiada pengspesialan pada bhikkhu tersebut, ketika bhikkhu A sudah mencapai nirodha ini maka umat yang paham pasti akan menyokong bhikkhu itu, maka bhikkhu lain tidak disokong tidak usah memilih harus didasari dengan pengertian, kenapa ada pertanyaan itu karena ketika masih benar benar awam para bhikkhu makan sesuai dengan umat yang memberikan, kalau umat umat ngefans karena kedekatan ini lalu kita bertanya, bhante mau makan apa / mengundang dana makan dirumah makan apa, bhante tidak menjawab bukan berarti bhante sombong ternyata hewan itu masih hidup bhante & umatnya mengkondisikan pembunuhan itu, lalu bagaimana cara kita berdana daging tanpa membunuh.

            Bisa membelinya ditempat tempat yang sudah menyediakan, banyak restaurant makan itu sudah mati / barang sudah jadi dengan seperti itu, tiada pengkondisian si penjual tidak tau kita datang ke sana untuk beli makanan, tiada niat untuk memesan makan itu agar hewan itu dibunuh, ketika melakukan pemesanan. Misalkan di vihara ada acara saya pesan daging ayam beberapa potong, karena penjual tahu ada pesanan menambah stok biasa hanya 50 potong kalau jual 50 tidak jualan, nambah jadi 100 setengah jumlah daging yang dipotong karena ada kondisi kita setelah itu berdana, disini ada acara spesial khusus buat bhante ketika dikasih tahu seperti itu bhikkhunya tidak mau makan, ini makanan ini khusus dipesan untuk bhikkhu yang ada disini, yang lagi melakukan kegiatan disini jadi ingin berdana ya sudah kita berdana seperti layaknya biasa, tanpa ada pengkondisian membunuh makhluk hidup jika mesan itu melakukan pembunhan, selama tidak melakukan pemesanan.

            Walau ada yang jual ayam mentah beli aja berapa, tanpa harus kita pesan tiada unsur barang itu mati / hewan itu mati, tidak membunuh tidak memesan itu tidak. Memang dikatakan sudah benar memutus 3 belenggu, itu tolak ukurnya bukan berarti kita merasa 3 belenggu ini kotoran ini sudah patahkan, bukan mencapai kita tidak bisa ketahui seperti itu kalau sudah mencapai tingkat kesucian pertama, tidak seperti itu lagi ukurannya memutus 3 rantai itu kita bisa mengetahui, bukan menduga duga kita bisa mengetahui kita sudah mengalami itu sendiri, misalnya pergi siapa yang tahu bensin kita habis diri kita sendiri bensin masih utuh diindikator, seperti itu gambarannya sesungguhnya ingin mencapai tingkat kesucian harus praktik jalan 8 kesucian itu sendiri, masih ada beragam kondisi itu singkatan dari sila samadhi & panna, sesungguhnya kalau melakukan itu maka itulah jalannya.

            Sebenarnya kita menjalankan 8 jalan mulia itu sendiri, lebih terperinci  dari sila samadhi & panna, tharavana sudah melakukan masa vassa kalau tharava dana itu kita yang bertekad untuk menyokong bhikkhu sangha, sesungguhnya meditasi ada 2 jenis samantha & vippasana secara umum ada pengembangan metta, keluar masuk nafas. Meditasi melihat cahaya itu masuk pada samantha, meditasi untuk ketenangan batin dikatakan samantha bhavana memiliki 40 objek vippasana ada 4, jadi kalau melihat umat umat secara umum ada banyak jenis, memang jenis banyaknya tapi sebenarnya dibagi 2 kalau dilihat dari vippasana itu dikatakan rintangan batin, kita sudah mengkondisikan dengan baik tapi ada beragam tipe ada 10 rintangan batin banyak juga, walau sudah disiapkan ada gangguan kondisi kondisi lain ketika sudah melakukan ret ret, tapi terlepas dari itu kita punya aktivitas masing masing bekerja / berkeluarga, masih bisa berlatih walau ada rintangan batin.

            Kalau sudah berlatih lalu tidak dapat manfaat, ketika dapat rintangan rintangan batin ini apapun rintangan batin muncul, biar tiada kesemutan ada nyamuk kita sadari bukan berarti kita marah, kita sudah siapkan batin kita. Ketika kita marah meditasi kita terganggu ketika ada nyamuk tidak akan lama mengganggu, pikiranpun masih belum mencapai walau sudah selesai tugas tugas kita sudah selesaikan itu semua, tiba tiba muncul pada pekerjaan oh tadi kerjaan ini ada yang salah tidak, ada saja rintangan rintangan ini kita bisa tidak mengendalikan diri kita, misalnya kita jadi petinggi kita ingin orang lain yang kita mau bisa tidak menaklukan diri kita, itulah tugas kita sebenarnya kalau bisa menaklukan diri sendiri kita sudah damai, memiliki pemahaman ajaran / sila yang baik itu salah satu jalan.

            Ketika zaman buddha langsung mencapai tingkat kesucian, orang orang yang terlahir dizaman buddha sudah terpilih, karena kekuatan parami kenapa tiap hari datang ke vihara masih sulit, kekotoran batin kita beda beda. Belum bisa menaklukan diri sendiri asik masih mengatur luar diri kita, tidak bisa menaklukan diri sendiri diabhidhamma pikiran ibarat seekor kera bisa tidak semenit diam, kecuali tidur tidak bisa kan pikiran kita juga sama masih liar sulit sekali dikendalikan, mengendalikan latih meditasi apapun yang terjadi kita taklukan jadi bisa mengendalikan diri kita, kita tahu ada penderitaan rasa membenci memahami ajaran kita redam itu, oh amarah saya muncul karena tidak suka terhadap individu bagaimana cara melepas itu.

            Karena sudah tahu paham ajaran, kita tahu akibatnya untuk apa kita marah marah kalau marah marah menambah kekotoran batin, perasaan marah kita lepas kita masih berjuang tanamkan diri kita seperti hal tadi, ketika sudah menanamkan kondisi itu maka akan merasa puas dengan apa yang menjadi latihan kita selama ini, karena sudah puas kita bahagia kita bisa peroleh, walau belum bisa capai. Tapi kita sudah cukup semua tidak akan keluar jalur kita sudah dijalan yang sama, jalan mencapai tingkat kesucian walau belum sampai dimasa sekarang sesungguhnya dalam 31 alam kehidupan, ketika sudah mencapai kesucian pertama 4 alam dibawah kita sudah tertutup, ketika sudah masuk hal itu kita tinggal 7x lagi kita lahir sebagai manusia, ketika sudah memiliki itu menjadi orang spesial bisa memahami jadi jenius intelektual yang berbeda dari biasa, ketika sudah memiliki hal itu kita berbeda dengan orang yang masih berjuang, walau sottapanna sudah ada kesombongan.

            Jangan pamerkan kesombongan kita, ketika memamerkan sombong itu dalam diri dia akan terhambat oleh kesombongan itu sendiri, ketika sudah tahu mencapai ia lahir sebagai manusia terus kembangkan diri, memanfaatkan 7 kelahiran lagi jadi bisa capai nirvana kalau salah satu memiliki bisa melihat / mendengar, mau berbuat baik kita kondisikan mereka berbuat baik bersama kita, karena walau dia terlahir berbeda alam dengan kita. Tapi berbeda alam pemahaman ajaran yang baik, ia selalu mengikuti dengan hal hal yang baik sudah capai tingkat kesucian pertama, tidak lahir dimanusia lahir dialam dewa bagaimana cara untuk mempupuk alam dewa bahagia, walau terlahir beda alam dimenisi masih sama seperti cattumaharajikka bumi, orang orang lahir didewa Cattumaharajikka dimensinya sama tapi alamnya berbeda, karena kita tidak punya kekuatan melihat itu ketika kalau punya mata dewa bisa melihat, oh ini oh itu walau sama sama makhluk bertemu dengan manusia lalu manusia punya parami cukup, pasti akan membantu seperti Ananthapindika ketika gemar berdana hingga dirumah dia banyak dewa yang tinggal, digerbang dia alam dewa menjadi murid Sang Buddha bernamaskara ia mendatangkan bencana, tapi ketika Sang Buddha tahu dikarenakan makhluk itu marah tidak suka.

            Buddha berkata kembalikan harta dia lagi, malah hartanya Anathapindika jadi berlimpah ruah 7x dari harta yang dimiliki, makhluk makhluk dewa ini bisa dikondisikan dia kenal bisa jadi kondisikan hal baik, sehingga turut berbuat baik dengan kondisi itu pemahaman dana ini sendiri, ini adalah pemahaman kita yang baru. Bagi yang sudah mengetahui jangan disepelekan, tapi ini harus dijadikan pembelajaran kembali agar keyakinan kita tidak tergoyahkan, ketika belajar dana kita sudah tahu kenapa dana lagi itu keyakinan kita tergoyahkan, ketika keyakinan tergoyahkan apa yang kita dapatkan apa yang menimpa pada diri kita, penderitaan kenapa seperti ini lagi ada rasa penolakan dalam diri kita ketika ada penolakan dalam diri kita, bukan pemahaman dhamma yang kokoh malah jadi ada kebencian selama 2 jam membahas dana, harusnya kita kembangkan batin lebih baik lagi karena marah marah, pemahaman ini bisa setara dengan kita pendengaran dengan baik bisa saja jadi sama, kotoran batin kita itu harus kita ingat ingat ntah materi baru  / materi lama tapi gimana cara kita menghormati ajaran, ketika sudah menghormati ajaran menambah pengetahuan lagi, pemahaman batin akan terus berkembang terus berkembang hasilnya kita sendiri yang bisa merasakan, bukan siapapun kita yang bisa rasakan semoga dengan diskusi dhamma pada malam ini, dapat mengkondisikan pemahaman dhamma lebih terarah menuju hal hal baik hingga mencapai nibbana.

Komentar

Postingan Populer