SAMA JATAKA CERITA TENTANG SAMA METTA PARAMI CINTA KASIH 2ND PART BY UNKNOWN

 Bodhisatta ketika itu terlahir sebagai seorang anak bernama sama, ia hidup bersama dengan kedua orang tuanya, yang sudah lanjut usia dengan penuh bahagia. Di tepi sebuah hutan, setiap hari kedua orang tuanya pergi masuk ke dalam hutan mencari buah buahan untuk mereka sekeluarga pada suatu hari, kedua orang tua itu tidak pulang kerumah seperti biasanya sama amat khawatir, ia lalu mencari mereka ke dalam hutan dan memanggil manggil kedua orang tuanya, di suatu tempat kedua orang tuanya itu mendengar panggilannya dan berteriak anakku, kami ada disini tetapi kamu jangan dekat dekat kami sekarang menjadi buta, karena semburan bisa ular beracun yang ada di sini.

Sama amat bingung dan sedih mendengar, kata kata kedua orang tuanya itu ia kemudian menangis, tetapi lalu tersenyum. Dengan cepat ia lalu mengambil tongkat panjang dan menyelamatkan kedua orang tuanya, keluar dari tempat ular berbisa itu kedua orang tua yang sudah menjadi buta itu, bertanya mengapa tadi kedengarannya ia menangis tapi lalu tersenyum, sama lalu menjelaskan ia menangis karena kedua orang tuanya mendapat kemalangan, tetapi ia tersenyum karena mempunyai kesempatan untuk menolong mereka sama menenangkan kedua orang tuanya, membawa mereka pulang kerumah dengan cinta kasih dan kasih sayangnya yang besar, ia lalu melayani kedua orang tuanya itu dengan cinta kasihnya pula, binatang-binatang yang ada di dalam hutan menjadi sahabat sahabatnya mereka hidup bahagia, tenang dan damai.

Pada suatu hari, ia pergi bersama beberapa ekor kijang ke suatu danau untuk mengambil air untuk minum ke dua orang tuanya, seorang raja yang sedang berburu kijang melihat kijang kijang yang masih muda, itu dan memanah mereka dengan panah beracun ketika itu sama sedang memanggul, pot besar berisi air dipundaknya. Ia lalu terkena panah beracun yang dilepaskan raja itu, ia lalu jatuh ke tanah dan kepalanya menghadap kearah ke rumah dimana kedua orang tuanya, sedang menunggu kedatangannya sama terbaring di tanah menahan sakit yang luar biasa, ia lalu merintih dengan pilu oh apa salahku di hutan yang amat sepi ini, dengan penuh cinta aku melakukan semuanya aku tidak perduli dengan kematianku ini, tetapi aku menyesal karena kedua orang tuaku akan mati juga karena tidak ada air dan makanan. 

Raja yang dengan segera menghampirinya, merasa amat bersalah dan perlahan lahan menghampiri sama dan berjanji, akan memberitahukan kepada kedua orang tuanya apa yang telah terjadi, kedua orang tua itu menangis tersedu sedu. Mengetahui kematian putranya karena dipanah oleh raja, mereka menerima jenazah anaknya dengan penuh duka sesudah penerangan sempurna, yms buddha bersabda tidak ada seorangpun yang takut kepadaku tidak juga aku takut kepada siapapun, membentengi diriku dengan kekuatan cinta kasih dalam mencari ketenangan di dalam hutan ini. 

Komentar

Postingan Populer