CULA DHAMMAPALA JATAKA CERITA TENTANG PANGERAN DHAMMAPALA METTA PARAMI CINTA KASIH 1ST PART BY UNKNOWN
Pada masa yang lampau, terdapatlah seorang raja bernama maha pratapa ratunya bernama candra devi, ratu melahirkan seorang bayi laki laki yang cakap. Yang diberi nama dhammapala, bodhisattlah yang terlahir sebagai dhammapala rakyat kerajaan amat bergembira dengan kelahiran, pangeran dhammapala yang cakap itu raja juga amat berbahagia atas kelahiran putranya, tetapi beliau adalah raja yang amat sombong dan iri hati rakyat kerajaan banyak yang tahu akan sifat raja yang kurang baik itu pada suatu hari, ketika ratu sedang menggendong pangeran dengan penuh rasa bahagia, meletakkan pangeran di pangkuannya dengan penuh kasih, pada saat itu raja melintas dihadapan mereka ratu yang melihat raja melintas dihadapannya, tidak dapat segera berdiri untuk memberi hormat karena pangeran sedang berada dipangkuannya.
Raja tidak senang dengan perilaku ratu, yang tidak memberikan hormat kepadanya ia merasa diabaikan, dengan amat marah beliau masuk ke istana dan memanggil algojo yang dengan segera datang, menghampiri beliau dengan kapak ditangannya. Ia lalu berdiri dihadapan raja menunggu perintah, raja dengan penuh amarah dan dengan suara menggelegar memberi perintah musuhku ada di dalam istana ini, ia bernama dhammapala seretlah ia ke sini algojo itu lalu menghadap ke ratu, memohon maaf dan menyeret anak yang tidak bersalah itu, disepanjang jalan menuju istana dengan diiringi jeritan dan ratap tangis ratu memohon kepada raja, untuk menghukum dirinya saja karena tidak memberikan hormat tetapi tidak kepada anak yang tidak bersalah itu.
Tetapi raja tidak memperdulikan ratap tangis ratunya, dengan batin yang diliputi oleh kemarahan dan keirihatian, beliau lalu memerintahkan algojo. Untuk memotong kedua tangan dan kaki si kecil dhammapala, dengan tanpa belas kasihan algojo itu lalu memotong kedua tangan dan kaki pangeran kecil itu, dengan penuh kesedihan yang amat sangat ratu mengambil potongan tangan dan kaki pangeran, menghampiri raja dan berkata sambil menangis oh yang mulia, cinta seorang ibu terhadap anaknya amatlah dalam saya mohon ijinkanlah saya merawat anak saya yang sudah buntung ini, kekerasan hati raja tidaklah merubah keputusannya, meskipun ratu memohon belas kasihannya beliau lalu memerintahkan dengan kejam, kepada algojo itu bawalah anak itu ke perempatan jalan penggal kepalanya potonglah hatinya jadi empat bagian, lalu potong potong dagingnya dan lemparkanlah ke empat penjuru.
Dhammapala kecil yang baru berumur 7 bulan, tetapi karena ia adalah seorang bodhisatta maka ia mempunyai pengetahuan, yang amat luas. Akan menjadi buddha ia tidak mempunyai kebencian di dalam hatinya, tetapi sebaliknya hatinya dipenuhi dengan penuh kasih sayang kepada semua makhluk, ia lalu berpikir sendiri dhammapala disinilah kesempatan emas bagimu untuk melatih cinta kasihmu, dihadapanmu adalah ayah yang memerintahkan untuk membunuhmu dengan kejam, disisimu ada algojo yang akan membunuhmu disisimu yang lain, ada ibumu yang amat menderita hatinya hancur ditengah tengah ada kamu yang tidak dapat menolong dirimu sendiri, kamu tentu saja harus menyayangi ibumu, tetapi sayangmu terhadap ayahmu harus lebih besar lagi ibumu tentu akan menangisi nasibmu, tetapi ayahmu memberi kesempatan yang amat langka bagimu untuk mempraktekkan cinta kasih dan kasih sayang, pancarkanlah cinta kasihmu secara serentak ke empat penjuru.
Semoga tidak ada kemalangan terhadap ayahku, semoga ia tidak mendapat banyak penderitaan semoga ia bebas dari semua penyakit, semoga ia sehat dan bahagia semoga aku dengan melakukan kebaikan yang besar, ini dapat menjadi buddha dimasa yang akan datang dengan pikiran yang penuh, dengan cinta kasih itu. Dhammapala dibunuh, tetapi cinta kasihnya yang besar menyebar tanpa batas ke seluruh penjuru.
Komentar
Posting Komentar