PENAHANAN DIRI DARI PEMBUNUHAN BY Y.M BHANTE KUSALASARANO
Tentunya kita semua, mengetahui bahwa penahanan diri dari pembunuhan adalah salah satu latihan dari pancasila buddhist, yaitu panatipata tentunya sangat penting sekali bagi kita terutama seorang perumah tangga, untuk berlatih diri tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup, Sang buddha mengatakan semua orang takut akan hukuman & semua orang mencintai kehidupan, setelah seseorang membandingkan makhluk lain dengan dirinya sendiri setidaknya jangan melakukan pembunuhan, juga menyakiti makhluk hidup. Guru agung mengajarkan kita, untuk menghargai kehidupan makhluk sekecil apapun terjadinya pembunuhan ini tidak hanya dialam manusia, tapi juga dialam binatang terjadi hal demikian dimana makhluk hidup yang lemah, itu akan disakiti / dimakan oleh binatang lebih besar binatang besar juga dimakan lagi, maka kanibalisme ini terjadi dialam binatang walau demikian makhluk disana, saling memakan satu sama lain tapi yang paling ganas dari makhluk hidup itu manusia sendiri, ya dimana manusia memakan segala macam makhluk hidup tanpa ada kasih sayang, pada makhluk lain.
Oleh karena itu penting buat kita, menahan diri untuk membuat pembunuhan makhluk hidup ini, dalam dhammapada juga ada pesan. Barangsiapa yang menyakiti makhluk itu akan memperoleh kehidupan tidak bahagia, apa faktor faktor dikatakan melanggar sila pertama yang pertama tentu ada makhluk hidup, kita mengetahui itu makhluk hidup adanya kehendak / niat membunuh makhluk, ada usaha untuk membunuh makhluk hidup lalu makhluk itu mati itu karena usaha yang kita lakukan, bila 5 faktor tadi mengapa pembunuhan itu terjadi jika ada salah satu faktor tidak ada, tindakan pembunuhan tidak akan terjadi dalam latihan moralitas ini ada satu keyakinan, yang sudah ada sebelum zaman Sang Buddha ada keyakinan dari pertapa sebelum buddha, mereka memperlakukan makhluk hidup lebih ekstrim lagi tanaman juga makhluk hidup, tapi dalam buddhist tidak kalau menebang pohon itu persepsi makhluk hidup, itu niat usaha itu tidak melanggar sila pertama tetapi sangat tercela juga karena seseorang melakukan, karena rasa tidak suka / kebencian itu akan memberikan akibat tapi akibatnya tidak berbeda dengan tindakan pembunuhan, kemudian pembunuhan makhluk hidup ini juga, tidak terjadi misalnya praktik sila ada serangga semut / nyamuk hinggap dibadan kita punya niat mengusir, tapi karena tidak sengaja makhluk itu mati itu tidak membunuh makhluk hidup karena tiada keinginan, hanya niat untuk mengusir nyamuk / semut itu walau itu meninggal, bukan pelanggaran sila karena tiada niat membunuh serangga itu kemudian tentu banyak cara seseorang, melakukan tindakan pembunuhan melalui fisik / benda tajam.
Membuat jebakan dalam kitab komentar, jampi jampi kekuatan gaib ini juga dikatakan sebagai usaha untuk membunuh makhluk, tentu dari setiap perbuatan akan membuat akibat misalnya akibat buruk akan buruk juga, kalau melakukan tindakan pembunuhan ini karena seseorang menyebabkan, makhluk hidup itu pendek. Tentu sebagai akibatnya itu umur yang singkat juga, ini sangat banyak sekali akibat ini dijabarkan oleh Sang Buddha juga dalam kitab komentar, seseorang bisa lahir dialam neraka bisa juga dimanusia bisa jadi umur pendek juga, bagi kita mempraktikan dhamma kita mengetahui manfaat itu akan melakukan penahanan diri, untuk tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup ada 3 cara, penahanan diri pada kesempatan hadir saya akan menceritakan satu kisah ketika seseorang muncul keinginan melakukan pembunuhan, oleh karena dasar cinta kasih jadi tidak jadi membunuh makhluk hidup, awalnya tiada tekad melaksanakan sila di Srilanka ada seorang pertapa yang tinggal bersama orang tuanya, disarankan untuk mencari kelinci dijadikan obat untuk ibunya, lalu Cakkana ini diperintah untuk mencari kelinci ke ladang melihat seekor kelinci yang sedang makan rumput, sang kelinci terjebak disemak semak lalu berhasil ditangkap, kelinci ini akan saya bunuh untuk menyembuhkan ibu saya tapi sesaat kemudian menjadi sadar, setahu saya dari lahir tiada niat secara sengaja untuk membunuh makhluk hidup, lalu kelinci itu diselamatkan.
Ia kembali ke rumah, lalu kakaknya bertanya mana kelinci buruan ia tetap saja dimarahi tapi tidak mendengar, ia mencari ibunya lalu berdiri disamping ibunya ia mengucapkan selama saya dilahirkan, sampai sekarang tidak membunuh makhluk semoga ucapan kebenaran ini menjadi sehat, lalu ibunya menjadi sembuh dari penyakit. Ini contoh pertama menahan diri pada kesempatan hadir, awalnya tiada pernah bertekad melaksanakan sila penahanan diri mengamalkan sila, seorang upasaka yang tinggal digunung ia meminta sila pada seorang bhante, ketika ia pergi ke ladang melihat sapinya tidak ada ia pergi mencari sapi lalu dililit ular sangat besar, dalam pikiran ia ingin membunuh ular dengan kampak lalu ia sadar kalau melakukan itu, ia menghancurkan / melanggar tekad untuk menjalankan sila ia bersungguh sungguh dalam hati, untuk tidak membunuh ular itu lalu seketika ular itu pergi tidak jadi memakan pemuda tersebut, seseorang yang sudah mencapai kesucian menjalankan 8 jalan utama sehingga mencapai kesucian, ia tidak mungkin lagi melakukan tindakan menyakiti / membunuh makhluk hidup, dari praktik sila ini akan memperoleh akibat yang baik kalau kita menghargai kehidupan, maka oleh karena perbuatan itu akan memiliki usia panjang meninggal secara alami, tidak meninggal karena dibunuh orang lain.
Akibat dari melatih diri menghindari pembunuhan, memperoleh kecantikan kesehatan memiliki banyak pelayan, sangat penting memiliki pertimbangan untuk praktik sila jika kita tidak ingin dihukum, maka setidaknya tidak menyakiti makhluk lain yang sama sama ingin bahagia, jadi memang perbuatan baik itu & juga perbuatan jahat. Dibedakan oleh karena niat juga kalau seseorang ingin membantu orang lain, seperti tadi mendonorkan darah kepada seseorang kemudian darah yang diberikan tidak cocok, membuat orang itu meninggal tentu bukanlah suatu tindakan pembunuhan, karena anda tidak memiliki niat untuk membunuh orang lain hal yang perlu dipahami disini, bagaimana hendaknya seseorang berbuat baik tentunya dengan pengertian benar, kalau memang seseorang mengerti dalam hal itu ingin donor darah tidak cocok dengan pasien, hendaknya dengarkan apa yang dikatakan orang lain kalau sudah tahu resikonya, ya tentunya itu menjadi perbuatan baik tidak dilandasi dengan kebijaksanaan juga, kita mengetahui itu tidak cocok tapi dilakukan tindakan baik tidak bijaksana tapi tidak melakukan tindakan pembunuhan, karena tiada niat untuk membunuh makhluk hidup kita membantunya supaya sembuh, walau fatal karena tiada niat membunuh jadi tidak melanggar sila pertama, jadi ya melakukan kebajikan harus diiringi dengan kebijaksanaan.
Kalau diminta oleh doktor sendiri, tentu kemudian akibat fatal menyebabkan kematian itu disebabkan oleh dokter sendiri, itu tidak kita melakukan tindakan pembunuhan karena dipaksa pihak ketiga, memang seseorang seringkali. Ketika melakukan perbuatan baik juga buruk kadangkala, muncul penyesalan setelah melakukan perbuatan itu memang sering terjadi hendaknya tidak ingat hal hal yang sudah terjadi, tidak juga mengharap masa depan tapi yang perlu kita perhatikan, lihat apa yang terjadi saat ini walau orang lain meninggal bukan usaha / niat kita sendiri, itu terjadi karena karma yang meninggal itu tadi karena kelahiran lampau, kita hanya bisa mendoakan saja supaya jasa kebajikan yang dilakukan semogalah bisa terlahir dialam bahagia, walau berbuah dengan berupa kematian itu menjadi sesuatu dapat mengurangi, perbuatan buruk yang ia lakukan sehingga walaupun meninggal kita yang masih hidup, hanya mendoakan saja semoga terlahir dialam bahagia.
Hal yang terjadi saat ini penting kita perhatikan, tidak perlu sesali yang sudah terjadi juga tidak lihat banyak ke masa depan, harus lihat saat ini. Melakukan kebajikan kebajikan yang banyak walau seseorang meninggal, dalam dhamma dikatakan jika seseorang itu melihat makhluk itu dibunuh, mendengar untuk dibunuh mencurigai dibunuh untuk kita makan hendaknya tidak dimakan, kemudian ketika diajak oleh teman teman ada kerang makan bersama karena tekad yang baik, untuk praktik sila tidak ikut makan apa yang sudah dipesankan itu perbuatan yang baik, lalu kemudian karena kita punya niat baik supaya tidak memakan makanan yang dipesan untuk kita makan, karena ada beda keyakinan kita ada niat memberikan saran itu perbuatan yang baik, tapi tidak semua orang memiliki pemahaman demikian apalagi yang beda keyakinan, tentu itu perbuatan baik karena untuk mengajarkan menghargai makhluk hidup, oleh karena tindakan kita.
Kita tidak diajak makan lagi, tidak makan enak lagi tiada masalah itu sangat baik walau dilain waktu diajak makan seafood, karena praktik sila memesan makanan lain tidak memesan seafood, karena ada persahabatan. Biarkan saja mereka lakukan itu tanpa memberi nasihat lebih parah lagi kalau buddhist, tetap saja dilakukan itu teman tersebut adalah teman tidak baik karena mengarahkan kita, untuk melakukan sesuatu yang tidak baik karena teman baik adalah teman yang mengarahkan kita perbuatan baik, karena ada pemahaman yang berbeda maklumi saja, karena tidak diajarkan untuk ajaran mereka usahakan jalankan sila dengan baik kalau tidak bisa menerima, jangan dinasehati kalau menerima alasan kita bisa diberikan nasihat itu untuk menyambung hidup harus berburu, itu pelanggaran sila kita memiliki tempat tinggal yang sesuai, itu berkah utama jadi jika tinggal dihutan harus membunuh makhluk hidup berburu, tentu kehidupannya sangat sangatlah menyedihkan karena untuk menyambung hidup saja, harus membunuh makhluk hidup itu tidak baik harusnya bisa bercocok tanam dihutan, maka penting sekali pengertian yang benar.
Kita tidak selalu makan hewan, kita juga suka memakan tumbuh tumbuhan segala macam perbuatan, apapun yang terjadi pada makhluk hidup. Manusia / hewan itu terjadi akibat perbuatannya sendiri, maka kalau kita melihat kondisi tersebut kucing itu yang dibegal punya kita sendiri, hendaknya menjaga kucingnya dengan baik supaya tidak dibegal oleh orang lain, kalau itu terjadi ikhlaskan saja tanpa munculkan penyesalan lebih baik mendoakan kita tidak membenci orang itu, karena kita memunulkan karma buruk lebih baik mendoakan semoga ia mencari nafkah yang benar, daripada mendoakan hal hal negatif maka selama itu pula akan terus melakukan kejahatan, karena kita mengharapkan hal hal baik walau tidak merubah mereka itu jadi perubahan pada diri kita, sehingga jadi membuat metta kita lebih tinggi karena setiap makhluk memeroleh akibat perbuatan sendiri, banyak orang yang takut kecoa ada keponakan inisiatif, kecoanya dibunuh itu keponakannya sendiri karena tidak meminta membunuh kecoa, salah satu cara untuk menyuruh orang membunuh itu pelanggaran sila, jika tidak meminta membunuh kecoak itu.
Tidak kita lakukan pembunuhan, tapi karena keponakan membunuh itu keponakannya yang melanggar sila, menyambung tadi kalau kita tidak menyuruh untuk membunuh itu dilakukan oleh orang lain, itu tidak melakukan pelanggaran sila. Tapi yang melakukan pelanggaran sila keponakannya sendiri, kita bisa memberi nasihat yang baik walau saya tidak suka kecoa hendaknya tidak melakukan pembunuhan, untuk melakukan penyelesaian bisa mengambil yang berani hendaknya kecoak itu dibawa ke tempat aman, tidak ditempat yang ada disitu, supaya hal yang sama tidak terulang lagi sebagai bibi yang baik bisa memberitahukan binatang seperti kecoak, takut luar biasa orang yang baik hendaknya bisa menasehati keponakannya, untuk tidak menyakiti / membunuh binatang itu.
Tentunya itu adalah ya tindakan kalau melawan itu menyebabkan, perampok meninggal tentu itu perbuatan pembunuhan, pelanggaran sila tapi kalau untuk melindungi diri tidak membunuh perampok itu, tanpa sengaja perampok itu meninggal. Bukanlah tindakan pembunuhan namanya melawan, didasari oleh rasa tidak suka kenapa ia melakukan ini pada saya muncul pemikiran semacam itu, ingin menyelamatkan diri kalau kita tidak punya niat membunuh perampok itu, malah menyebabkan meninggal itu tidak mempunyai niat membunuh kalau hanya melindungi diri kita, dari perampok itu & kalau kemudian menyebabkan perampok ini meninggal, kita tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup kalau kita lawan juga ada niat, itu tentu melakukan pembunuhan menjadi pelanggaran sila pertama, sebenarnya tidak masalah yang kita hormati bukan bentuk patungnya tapi jasa jasa yang dimiliki oleh simbol, dimana seorang boddhisattva tentu memiliki jasa yang juga besar.
Mengumpulkan parami untuk jadi Sammasambuddha, maka itulah yang kita hormati tidak masalah patung seorang boddhisattva, tidak masalah tidak apa apa walau bukan Sang Buddha tidak masalah, tentu ini adalah bukan pelanggaran sila pertama. Pengambilan barang yang tidak diberikan, tentunya dengan perbuatan tersebut mengambil tanpa seizin akan memperoleh akibatnya, karena melakukan hal itu keluarga dari jasad itu merasa sangat kehilangan menderita, aturan mau melihat tidak bisa hingga menjadi penderitaan bagi keluarga jasad itu, jadi perbuatan tidak baik jasadnya untuk digunakan hal hal tertentu ada orang yang mencuri jasad yang sudah dikubur, jasadnya dicuri dari kuburan lalu beberapa tubuh bagiannya itu sebagai jimat, ada yang memakan dagingnya ibu & anaknya ada daging kambing / ayam dimakan, padahal itu daging manusia akibatnya tentu akan memperoleh akibat yang serupa, bisa hidup dalam kemiskinan.
Untuk mengambil organ untuk jimat, dilakukan sampai jelang kematian bisa lahir dialam sengsara seperti alam asura, peta, alam rendah. Melaksanakan atthasila 8 sila dimana salah satunya melatih diri, tidak makan lewat jam 12 jadi tidak boleh memakan makanan yang bisa mengenyangkan, bisa dikatakan susu ini salah satunya yakult itu tidak boleh diminum lewat tengah hari, kalau minum kopi / teh masih bisa makan permen yang ada susunya tidak boleh, minum yakult tidak diperkenankan untuk yang menjalankan atthasila air tebu masih bisa mengapa kalau buat teh juga gula, gula ini juga air tebu itu tidak masalah pada saat atthasila, namun kalau seorang bhikkhu / bhante menyimpan minuman yang permen ada susunya bisa digunakan 7 hari, selebihnya tidak bisa dimakan jadi bisa diberikan ke orang lain, jus apulkat / apel tidak boleh diminum itu bisa mengenyangkan air tebu masih bisa, jadi seperti tadi penahanan pada saat hadir penahanan diri pada saat mengamankan sila sama seperti Cannaka karena ucapan kebenaran itu, ibunya jadi sembuh itu tentu akibat dari perbuatan baik tentunya, dikehidupan kehidupan yang lampau sehingga ini berbuah dikehidupan sekarang.
Segala sesuatu bisa berbuah, jika ada kondisi kondisi yang mendukung karma tersebut berbuah sehingga dikatakan, tidak semua perbuatan buruk berbuah. Jika tiada kondisi yang mendukung, jika ada kondisi yang berbuah itu akan berakibat juga karena kondisi sekarang ini ucapan yang sesuai, ini jadi kondisi lain mendukung karma baik ibu itu berbuah karma baik berbuah / karma buruk berbuah, tergantung pada kondisi pendukung kalau tiada kondisi pendukung itu tidak berbuah, kalau ingin melepas ikan lele dilakukan oleh karena dasar cinta kasih & kasih sayang kepada makhluk lain, kalau makan ikan lele tidak masalah asalkan tidak memesan yang masih hidup, meminta untuk dibunuh tiada rasa curiga / tidak mendengar kalau ada salah satu curiga, itu jangan dimakan kalau fangshen tidak ingin makan lele karena takut yang saya makan, yang saya lepaskan jangan dimakan lebih baik kalau muncul kecurigaan ini juga baik, supaya meningkatkan kualitas batin tidak masalah kalau mau dimakan, asalkan tidak mendengar / dicurigai untuk kita makan.
Kalau tidak ingin makan ikan lele, baik juga tidak masalah memang aturan aturan tersebut ada dalam vinaya, menjabarkan beragam aturan untuk bhikkhu. Ada 227 sila tentunya ada dalam aturan itu, mengapa tidak boleh dimakan besar melebihi kepalan tangan kita itu mengenyangkan kita, air kelapa itu seorang minum air kelapa setelah itu merasa seperti sangat kenyang sekali, sama dengan orang makan makanan yang padat maka ada aturan juga tidak makan buah buahan melebihi kepalan tangan, memesan makanan lewat online tidak melihat, tidak mencurigai bisa dimakan kalau ada kecurigaan ini menghindari pembunuhan makhluk hidup, ketika memesan kemudian muncul kecurigaan awalnya hidup dibunuh dipesan, ia lebih baik tidak memesan makanan itu kalau tidak memunculkan kecurigaan itu memang dibunuh untuk ia pesan, alangkah baiknya tidak dipesan / tidak dimakan disini sangat penting, kita melihat / memahami apa yang kita lakukan karena ada pengertian benar, setidaknya punya pengetahuan apakah ada masih binatang yang hidup.
Kemudian kita sengaja memesan makanan itu, kita ketahui meminta sendiri makhluk tersebut untuk dibunuh, itu pelanggaran sila pertama. Jadi seperti itu alangkah baiknya kita hindari, untuk merawat tubuh tidak masalah pakai cream pelembap seperti mandi itu juga merawat tubuh, lain halnya menggunakan pelembap supaya menarik terlihat cantik disanjung orang lain ini tentu menjadi pelanggaran sila juga seperti itu, tentunya kita membuat makhluk hidup lain menderita, menyebabkan untuk membantu makhluk lain juga ada perbuatan baiknya ada perbuatan tidak baiknya, perbuatan tidak baiknya malah menjadikan makhluk lain oleh karena usaha kita sendiri, untuk dimakan makhluk lain kebaikannya menolong anak ayam yang sedang kelaparan, setidaknya kita memahami bahwa menyakiti makhluk hidup itu tindakan tidak baik hendaknya tidak dilakukan, sebaiknya mencari solusi lain memberikan makanan lain sehingga tidak membuat cacing meninggal untuk dimakan, besar kecilnya karma itu pada besar kecil binatang itu juga, akibat buruknya kecil juga kalau binatang kecil kalau binatang besar akibatnya besar, usaha membunuh juga sangat besar akibat karma besar kalau binatang kecil karma buruknya juga kecil.
Ketika kecopetan teriak copet, orang orang karena rasa solidaritas muncul membantu main hakim sendiri, itu main hakim kelompok bukan sendiri karena bareng bareng ya ketika sendiri yang mengalami hal itu, teriak copet kemudian itu didengar orang lain. Digebukin copetnya meninggal tidak melakukan pembunuhan, kecuali kita teriak bunuh copetnya itu melakukan pelanggaran sila, baik juga kalau diikhlaskan saja apa yang sudah dirampas itu rezekinya dia bisa juga mendoakan, semoga ia dapat mencari nafkah yang benar walau tidak merubah sifat dia, itu bisa jadi baik ke kita apalagi dia tidak mencopet tidak melakukan hal yang sama itu jauh lebih baik lagi, memang menjadi perbuatan yang baik memberikan nasihat kepada orang lain, tentu perbuatan baik ini juga akan terjadi apabila ada faktor pendukung misalnya orang yang dinasehati, supaya tidak melakukan perbuatan itu bisa terima itu sangat baik sekali, kalau kita nasehati tapi yang dinasehati tidak bisa menerima itu jadi marabahaya buat kita sendiri, seperti halnya Guru Agung kita bagaimana beliau menyadarkan Anggulimala beliau menasehati, karena kondisi batinnya sudah siap.
Sehingga buddha menasehati, ia sudah siap jadi baik tentu kita harus lihat lagi sudah siap harus penuhi pikiran & ucapan cinta kasih, lemah lembut sesuai kebenaran bisa mempan untuk orang yang kita nasehati sudah siap, kalau tidak bisa dirubah. Itu sangat bahaya untuk diri kita sendiri paling tidak, sebisa mungkin bisa menjaga milik kita dengan baik bukan untuk kita saja bisa buat orang lain juga, tidak merugikan orang lain juga tidak merugikan diri sendiri itu bisa membuat keuntungan kedua orang, bukan membuat satu kerugian untuk orang lain, jadi sangat penting kita sebagai umat sebagai perumah tangga memiliki keyakinan pada Triratna untuk melatih sila, bertekad menjaga & menjalankan ada manfaat yang kita peroleh sering kali ada aturan melakukan ini itu, seringkali merasa terbebani tidak bebas hidupnya tetapi sesungguhnya, dengan seseorang mematuhi aturan melaksanakan sila ini sesungguhnya membuat kita terbebas dari niat tidak baik, terbebas tidak melakukan pembunuhan jadi kita bisa bebas dari hal hal tidak baik, kita juga akan dihargai oleh makhluk hidup yang lain untuk praktik sila ini, perlu ada pertimbangan saya juga tidak ingin disakiti / dilukai orang lain karena sama sama ingin bahagia, damai sejahtera akan sama sama menghargai makhluk lain semua orang takut akan hukuman, semua orang menghargai kehidupan maka hendaknya tidak melakukan pembunuhan makhluk itu.
Komentar
Posting Komentar