LOMAHAMSA JATAKA CERITA TENTANG LOMAHAMSA UPPEKHA PARAMI KESEIMBANGAN BATIN BY UNKNOWN
Suatu kali bodhisatta terlahir, di dalam keluarga yang kaya dan terhormat namanya adalah lomahamsa setelah dewasa, ia menyadari tentang kehampaan. Dari kenikmatan dunia ia mempertimbangkan bahwa, apabila ia menjadi seorang pertapa maka orang orang yang mengenal dirinya dengan baik, akan memberi hormat dan memberikan berbagai hadiah dan persembahan lainnya, oleh karena itu ia memutuskan untuk meninggalkan rumahnya dan berkelana, dari satu tempat ke tempat lainnya untuk melatih keseimbangan batin dengan hanya mengenakan selembar jubah sebagai penutup tubuhnya, ia meninggalkan rumahnya dan berkelana sebagai seorang pertapa, mencari kesempatan untuk melatih diri dan keseimbangan batin, ia memilih untuk lebih lama berdiam ditempat tempat dimana ia suka diejek dan disiksa, ia berlatih untuk mempertahankan keseimbangan batin antara untung dan rugi, dipuji dan dicela, dihormati dan dihina, berbahagia dan menderita lomahamsa telah berhasil dengan latihannya tersebut.
Didalam pengembaraannya, ia tiba ke suatu tempat dimana terdapat banyak anak anak nakal yang suka menyiksa dan mempermainkan orang lain, terutama orang-orang tua sang bodhisatta berpikir, bahwa itu adalah tempat yang sesuai untuknya. Melatih diri dalam keseimbangan batin, anak anak sangat gembira oleh karena mereka menjumpai seorang yang cocok untuk kesenangan mereka, lalu mereka mulai mengejek dan mempermainkan sang bodhisatta berpura pura merasa terganggu, dengan perlakuan yang diterimanya anak-anak itu semakin lama, semakin berani mengganggu dan mempermainkan sang bodhisatta setelah mengalami perlakuan buruk yang luar biasa itu, lomahamsa pergi ke kuburan dan tidur disana dengan menggunakan beberapa tulang sebagai bantal.
Anak anak nakal tersebut mengelilingi, sang bodhisatta dan menggunakan segala cara untuk mengganggunya, memanfaatkan sikap sang bodhisatta. Yang tidak memperdulikan gangguan tersebut orang orang dewasa, pria dan wanita, yang menghargai sikap bajik dari orang lain lalu berdatangan, memberi hormat kepada sang bodhisatta karena kesuciannya didalam situasi apapun bodhisatta, melatih kesempurnaan dalam keseimbangan batin batinnya tidak tegoyahkan batinku, seimbang sepanjang waktu antara penderitaan dan kebahagiaan, dipuji dan dicela ini adalah kesempurnaanku dalam keseimbangan batin.
Komentar
Posting Komentar