PENAKLUK YANG SEJATI BY Y.M BHANTE KUSALASARANO
Mungkin kita semua masih bingung, siapa penakluk sejati ini kalau kita melihat sejarah orang orang dari dulu, hingga sekarang ada orang orang yang ingin menguasai orang orang yang dapat dikendalikan, banyak terjadi peperangan. Pertumpahan darah / penjajahan karena ingin menguasai bangsa lain, baik untuk diri sendiri / orang lain mereka jadi korban karena kekuasaan itu, tidak lain mengejar kesenangan materi karena sifat manusia sendiri kelebihan manusia itu menciptakan pesawat / roket, gedung tinggi itu kelebihan manusia sendiri kita juga tidak sadari, diri kita memiliki kekurangan konflik cekcok saling menyakiti menguasai kekurangan yang kita miliki, pada dasarnya hal hal kesenangan indrawi menyebabkan tiada bisa lihat kenyataan, karena sudah ditutupi kesenangan yang dikejar sumber daya alam ini sudah cukup, untuk menghidupi manusia tapi tidak pernah cukup untuk keserakahan manusia, jadi lupa kenyataan sebenarnya orang yang ada sifat serakah masih ada diluar sanapun, oleh karena manusia punya kekurangan maka sering lalai terhadap orang yang kuat juga ada yang lebih kuat lagi, memang sebagai manusia selain kelebihan ada juga kekurangan perlu kita sadari, mengusahakan pengendalian diri ia adalah penakluk yang sejati.
Tapi dalam ajaran bukan orang orang menciptakan konflik, bertengkar bukan seperti itu penakluk sejati dalam dhamma, mampu mengendalikan diri walau orang orang mampu menghancurkan segala musuh, pertempuran ia bukan penakluk sejati. Kalau sudah bisa tahu kita mampu menghancurkan kilesha, kita jadi bisa menang dalam diri penakluk sejati maka telinga mata hidung objek tidak senang, ada muncul tidak suka itu penakluk yang bisa menghancurkan hal hal kilesha baru, bisa dikatakan penakluk sejati bukan membenci diri sendiri oleh kebencian ini, begitu menyiksa saya maka saya pernah mendengar ceramah kalau orang orang dibarat belum belajar ajaran, ada 2 hal melampiaskan kemarahan itu mereka berpikir kebencian lenyap, itu malah akan berkembang benci tidak bisa berakhir dengan benci lagi, mengapa seseorang mampu menaklukan ribuan musuh bukan jadi penakluk sejati kalau memanfaatkan orang lain terus, tiada rasa puas diri dalam batin apa hal ini tepat itu tidak karena ketidakpuasaan, itu masih menguasai batin guru Buddha Sakyamuni beliau merupakan manusia agung, menaklukan diri sendiri sebelum menaklukan orang lain jadi menaklukan kilesha itu, baru bisa mampu & otomatis mampu menaklukan orang lain jadi pancarkan sifat baik kita seperti Y.A Anggulimala, mempunyai pandangan keliru karena begitu pandai & rajin, jadi iri pada Anggulimala.
Menyukai / selingkuh pada istri gurunya sendiri, maka meminta mengumpulkan 1.000 jari pada waktu itu, ada didaerah Kosala merapihkan jubah & mangkuk patta. Ketika beliau berjalan pergi ke daerah raja Pasenadhi, ada seorang penjahat sangat kejam tidak welas asih 20-40 orang mati sia sia oleh karena Anggulimala sendiri, beliau terus berjalan ketika sampai Kosala / daerah kerajaan Pasenadhi, sungguh menakjubkan beliau seorang diri tidak bisa bebaskan diri hanya ada 1 pertapa yang berani, Anggulimala merapihkan seluruh senjata lalu Buddha berjalan biasa seperti berjalan, tapi Anggulimala tidak bisa mengejar pasukan gajah kuda mudah dikejar kok Sang Buddha tidak bisa dikejar, lalu Anggulimala berkata o pertapa berhentilah saya sudah berhenti Anggulimala, kok putra Sakya ini tidak memberi jawaban sembarangan selama engkau masih berjalan, kau sudah berhenti saya sudah berhenti kok belum Sang Buddha sudah berhenti membunuh makhluk hidup.
Sedangkan engkau belum berhenti, oh setelah lama sudah memberikan ajaran pada saat itu berhenti menyakiti makhluk hidup, juga bersujud datanglah bhikkhu lalu Anggulimala jadilah bhikkhu, lalu kembali ke Savatthi. Berhubungan dengan raja Pasenadhi ada seorang penjahat tidak ada belas kasih, lalu pergi ke tempat Anggulimala berada apa ada perang oh tidak raja Bimbisara, para licawi juga tidak kerajaan lain tidak ada perang saya datang ke sini, ada seorang penjahat kejam seandainya Anggulimala sudah menghindari pembunuhan cukup selibat hidup oh tentu sudah melindungi, lalu Anggulimala datang beliau cemas & takut jangan takut baginda, lalu raja Pasenadhi tidak takut begitu menganggungkan orang yang belum sadar, jadi sadar tidak mampu melawan dengan senjata tapi beliau tidak taklukan dengan senjata dengan cinta kasih & kasih sayang, perlu kita pahami kita sebagai umat buddha penting taklukan diri sendiri, karena ingin bertemu seperti Anggulimala.
Nasehati seperti apa yang dikatakan, Sang Buddha kita belum sampai sifat orang kejam tidak berubah, kita meninggal dengan sia sia menaklukan diri sendiri harus secara bertahap paling tidak ada sifat yang jahat, paling tidak kita tidak marah & benci pada mereka setiap orang, akan berubah pada waktunya & hendaknya tidak diskriminasi. Mereka semua makhluk akan mewarisi perbuatan sendiri dengan tidak benci, ini jadi tahap awal taklukan sifat tidak baik diri sendiri, menaklukan kebencian kebodohan keserakahan ini kita bisa hilangkan secara bertahap, semoga ia berubah nantinya jadi penuh cinta kasih tidak sesuai jangan kecewa walau belum berubah, diri sendiri yang berubah kita bisa tingkatkan kebajikan kita yang bisa lakukan, dengan harapan orang lain berubah walau kita juga pernah diperlakukan kasar.
Balas dengan hal yang sama, marah caci maki kita semoga kamu menderita dengan perbuatan burukmu, kita harusnya semoga kamu penuh dengan cinta kasih. Sudah berubah penuh cinta kasih, tidak melukai tidak benci pada kita maka penakluk sejati bukanlah mampu membuat konflik adu fisik, kita harus mampu taklukan diri sendiri dulu sebelum orang lain juga kita harus berharap yang lebih baik buat orang itu, semoga kita semua makin maju dalam dhamma, semoga semua makhluk selalu hidup damai & berbahagia sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar