MAHA SUTASOMA JATAKA CERITA TENTANG RAJA MAHA SUTASOMA SACCA PARAMI KEBENARAN BY UNKNOWN
Ketika itu bodhisatta terlahir sebagai raja sutasoma, beliau memerintah dengan adil dan bijaksana, pada suatu waktu ada seorang laki-laki. Yang amat rakus yang bernama porisada sebelumnya ia adalah seorang raja, tetapi karena tingkah lakunya yang buruk yang suka makan daging manusia, ia diusir dari kerajaannya didalam hutan ia tinggal di bawah sebuah pohon, membunuh manusia yang dijumpainya dan memakan dagingnya.
Pada suatu hari kakinya terluka, ia amat kesakitan bertemu dengan 3 mahluk halus di hutan tersebut dan ia berjanji, kalau dapat menyembuhkan lukanya ia akan mempersembahkan beratus ratus raja setelah ia berpuasa dan beristirahat, luka di kakinya sembuh sendiri, tetapi ia berpikir kakinya sembuh karena kebaikan mahkluk halus itu karena itulah ia menangkap seratus orang dan seorang raja, ia mulai mengatur untuk mempersembahkan semuanya, kepada ke tiga mahluk halus di hutan itu. Tetapi mahluk halus di hutan itu tidak suka dengan persembahan manusia ini, untuk mencegahnya mereka lalu muncul dihadapan raja tersebut, dan memintanya untuk menangkap raja sutasoma untuk dipersembahkan.
Porisada tidak punya waktu untuk menangkap raja sutasoma, maka ia lalu pergi ke danau tempat raja biasa, mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah raja selesai mandi ia terkejut dengan raungan porisada, yang datang menghampirinya dan segera memanggul raja dipundaknya dan membawa, raja lari masuk ke dalam hutan raja tidak takut tetapi ia menyesal tidak dapat menepati janjinya, dalam perjalanannya ke danau ia bertemu dengan seorang brahmana, ingin mendengarkan nasehat nasehatnya ia meminta brahmana itu pergi ke istananya terlebih dahulu, dan kalau ia sudah selesai membersihkan tubuhnya ia akan menyusul ke istana, mendengarkan nasehat nasehatnya raja sutasoma mengingatkan janjinya itu kepada porisada.
Porisada mengijinkannya pergi dengan janji, raja akan kembali untuk dijadikan persembahan, porisada tidak berniat membunuh raja sutasoma. Karena mereka bersahabat sejak masih kecil dan ia menghormatinya, ia membiarkan raja itu pergi dan tidak mengharapkan untuk datang kembali, raja sutasoma setelah mendengar nasehat nasehat brahmana itu, teringat akan janjinya, untuk balik kembali kepada porisada pembantu raja tidak mengijinkan beliau, untuk balik kembali ke porisada karena ia bisa dibunuh tetapi bodhisatta adalah seorang raja, yang selalu memegang janjinya ia lalu menyerahkan kerajaannya dan meninggalkan istana, dengan diiringi dengan ratap tangis keluarga dan para pegawai istana.
Ketika itu porisada sedang menyiapkan api unggun, untuk mempersembahkan orang orang yang ditangkapnya, kepada mahluk mahluk halus di hutan itu. Raja sutasoma segera menghampiri dan berdiri dihadapannya, porisada kaget melihatnya dan ia lalu berkata betapa bodohnya kamu ini, aku melepaskanmu dengan harpan kamu tidak akan balik lagi kamu mengetahui dengan baik, kalau kamu balik maka kamu akan mati mengapa kamu kembali? Oh porisada dalam pandanganmu, aku telah melakukan perbuatan bodoh tetapi aku memegang janjiku, aku berjanji untuk datang kembali dan sekarang aku memenuhi janjiku itu aku menghargai janjiku, lebih dari kehidupanku sendiri sekarang kamu dapat mempersembahkan ku.
Porisada amat gembira mendengar, teman lamanya berkata seperti itu ia ingin mendengar lebih banyak lagi, kata kata bijak yang keluar dari mulut raja sutasoma ia lalu duduk bersimpuh di kaki raja, mendengarkan nasehat nasehatnya. Raja sutasoma lalu mengajarkan kebaikan kebaikan kepada porisada, kemudian kebaikan yang ada di hati porisada muncul dan ia berubah, ia menyadari atas segala kesalahannya ia lalu membatalkan niatnya itu mempersembahkan manusia, melepaskan seratus orang dan seorang raja yang ditangkapnya itu, mengembalikan ke daerah mereka masing-masing.
Porisada lalu balik ke kerajaannya dan menjadi raja kembali, ia memerintah dengan adil dan bijaksana setelah penerangan sempurna, yms budha berkata. Untuk memenuhi janjiku aku mengorbankan kehidupanku, aku menyelamatkan seratus orang dan seorang raja. Inilah penyempurnaan kebenaranku.
Komentar
Posting Komentar