PENTINGNYA PERENUNGAN KERAP KALI BY BHANTE DHIRASARANO
Tentu patut kita pahami & renungkan, siapapun yang ingin pasti tidak bisa sesuai keinginan yang sesuai, memiliki kehidupan lancar bisa bersama dengan orang yang dicintai pasti sangat diharapkan, termasuk keinginan harta benda. Tapi tidak selalu sesuai dengan pengharapan kita, apabila kondisi yang tidak sesuai dengan pengharapan kita apabila kondisi yang tidak sesuai, bisa timbul keputusasaan kita tidak bisa terima kenyataan pahit sangat sulit menerima hal itu, kita bisa ingat lagi mengingat kembali peristiwa yang ada dizaman buddha ada 3 orang yang hidupnya penuh keputusasaan, dirundung kesedihan oleh kematian semua yang hadir disini, dipisahkan oleh kematian semua yang hadir disini dipisahkan oleh kematian ada seorang ayah yang sangat kikir, padahal punya harta kekayaan cukup banyak malah meracik sendiri, kalau dengan tabib pasti bisa tapi akhirnya anaknya meninggal dunia ia benar benar meratapi kepergian anaknya, ada Kisagotami mertuanya tidak suka pada dirinya tapi bisa dapat keturunan, ada satu kesempatan anaknya meninggal dunia sampai ia menjadi gila, ada juga Pattacara yang ditinggal oleh keluarga apabila jika sama dengan Pattacara sangat sulit, ketika ada kematian pasti meratapi dalam kehidupan kita masing masing bawa fisik & jasmani, ada juga masuk pancaskandha sebab dari perasaan tidak menyenangkan kondisi yang sudah berlalu, sebenarnya serupa juga kita semua punya kecendrungan memuja fisik kita, tapi kalau ingat pesan Sang Buddha semua mengalami perubahan fisik kita penuh penyakit.
Kalau tidak lagi muda tampak keriput & menjadi tua, jika seumpama muncul ketidakbahagiaan tentu masih belum menerima kenyataan, itu yang muncul disebabkan belum bisa kita terima kenyataan, sedangkan kalau kita perhatikan bahwa dalam hidup sangat menyenangi hal hal menyenangkan, siapa juga yang menyenangi hal hal tidak menyenangkan kalau hal hal menyenangkan terus, kita bisa lalai ada hal hal buruk jasmani kekikiran itu jadi putus asa, maka harus mempupuk hal hal bijaksana. Paling tidak kita bisa mengurangi hal hal yang putus asa, maka kita harus pupuk kebijaksanaan kita bisa ambil berapa poin mengambil mengenai sutta yang ada, dalam Anggutara Nikaya ini 5 hal yang bisa kita renungkan dalam diri sendiri ini bukan hanya yang meninggalkan keduniawian, baik perumah tangga / bukan perumah tangga, aku wajar mengalami usia tua aku tidak bisa menghindari kalau punya kekuatan fisik baik kulit kencang, itu bisa diperoleh dimasa awal & tengah tapi jika dalam masa akhir sangat sulit, elok secara fisik maka dalam masa awal sampai tengah itu masa muda maka sangat baik kembangkan pengetahuan & kesuksesan, bukan juga tidak bisa dalam masa lansia tapi ada juga yang baik, dikondisi masa muda tapi ada sisi negatif juga dimasa muda obsesi pertahankan fisik muda, dengan cara perawatan / operasi plastik.
Apa salah itu tidak, tapi disini sejauh mana lepas kondisi batin fisik muda kita ada satu kenyataan, pasti kita akan alami usia tua jika tidak mau lepas. Ada tekanan batin jika tidak terima maka kita renungkan, usia tua tidak bisa kita hindari aku wajar mengalami penyakit aku tidak bisa hindari penyakit, tidak bisa menghindari penyakit disegala usia juga semua bisa alami kondisi sakit, tapi jika kita dimabukan kondisi sehat tapi malah tidak baik tentu jika seseorang ada penyakit, tiada kesiapan batin untuk terima kelak nanti kita bisa alami penyakit kita, akan memiliki kekuatan menerima kondisi itu fisik ini tidak bisa bawa kebahagiaan walau ada satu sisi, tapi jika dalam jangka waktu panjang dalam usia lanjut banyak sekali penyakit fisik yang indah, ini tidak kekal / bisa berubah sangat cepat rusak banyak juga kondisi fisik tidak menyenangkan, kita pasti akan alami penyakit jika fisik sakit batin jangan ikut sakit, jika keduanya sakit itu sangat bahaya maka sangat perlu latih sila aku wajar mengalami kematian, namanya kematian itu bagian dari hidup kita kalau tidak waspada dalam berkendara kematian mengikuti kita, kalau celaka kita tidak bisa nikmati kehidupan manusia kita semua mengalami kematian.
Itu kondisi pasti kita tahu pasti mati, tanpa kita renungi kalau lalai walau ada benda materi orang orang dicintai, tapi jika lalai banyak orang yang belum siap takut kematian belum bebas dari indria, belum bebas dari fisik belum melakukan hal bajik ragu dalam ajaran takut menghadapi hal hal kematian, jadi kita harus benar benar siapkan keluarga harta benda mereka tidak bisa ikut bersama, jika kita meninggal jika kita peroleh segala sesuatu harta benda juga orang yang kita sayangi, jika pegang erat erat. Jika itu ada hal keinginan terus itu malah tidak bahagia, segala hal yang kita miliki bukan permanen semua bisa hilang baik bencana alam / kecurian, kita juga harus tahu tidak bisa sama sama terus bukan suatu hal yang salah untuk kita miliki, jika tidak lagi bersama ada kondisi tidak menyenangkan segala sesuatu bisa berpisah dari kita, setiap orang bawa karma masing masing mengapa harus renungkan perbuatan ini kita bisa mendorong pemahaman, pandangan benar kita mampu memahami hukum sebab akibat, bentuknya seperti apa kita juga tahu hal hal yang baik & buruk karma ini bisa buat kondisi yang bahagia & tidak bahagia, kalau baik akan bahagia jika jahat penderitaan yang kita temui, semua disini kita harap hal hal bahagia penting kiranya merenungkan hukum karma, jika kita pupuk hukum karma kita tahu ajaran yang baik jika sering mengulang jadi bisa pengingat untuk kita, kenyataan hidup yang berubah tidak bisa hindari semua ada perubahan, jadi kita harus lebih memahami hal hal ketidakkekalan semoga ajaran buddha terus berkembang diseluruh dunia, khususnya bumi nusantara.
Komentar
Posting Komentar