KARMA BY KO ATTHASURYA
Pada masa guru atisha
datang pada waktu di tibet dulu itu juga sudah jadi turun ajarannya sekarang
belajar hanya mau belajar ada juga yang suka praktek sehingga orang orang ini
jadi tidak belajar, teori jadi ada kubu suka praktek / teori saja. Teori hanya teori
tanpa praktik tanpa teori kehadiran guru atisha disana setelah kemarau panjang
ada hujan, juga hilang guru atisha mengajarkan bahwa praktik & ajaran waktu
di tibet dulu Y.M Atisha hanya fokus di karma & berlindung kenapa karma
& berlindung? Duluan karma yang bisa dirasakan oleh semua orang sesuatu
yang dibilang takdir karena absolut & tidak bisa diubah lagi karma terjadi
ke semua orang kita bisa berkesperimen orang jadi kita comtohnya bilang ke
teman kita dengan kata kasar apa dia mau balik lagi / sebaliknya itu yang bisa kita
praktikan & sudah memiliki pengalaman pribadi juga sama dengan konsep karma
jadi ada fenomena karma & fenomena non karma kalau kayak dihutan amazon
batu jatuh sendiri tidak ada makhluk itupun karma tapi sebaliknya jika tertimpa
batu itu fenomena karma itu semua aktivitas adalah karma jadi karma adalah
tindakan cetana bisa karma / kehendak ini berbeda dengan saya.
Ingin pergi ke mall ini
bukan cetana jadi mesti dibedakan sering disalah artikan, saya ingin ke mall
adalah karma itu konsekuensi, tidak tepat jadi karma semua didalam diri kita
akan mendalami lagi karma. Apa sebab & akibat karma jalan karma suatu karma
dilakukan sehingga berbuah nanti, akan jauh lagi dibahas sama tidak sama dengan
takdir aspek umum & khusus karma kita baru bahas aspek umum karma ada 4
prinsip yang sudah dibahas sebelumnya karma itu pasti tumbuh dengan pesat ketika
kita tidak alam jika tidak melakukan & karma tidak akan hilang kekuatannya
beragam macam hal kita pahami selalu satu buah karma ada penderitaan datang ke
kita; kita akan memiliki fenomena itu jadi kita tidak akan menerima jadi kita menuju
penyebab yang salah hubungan tidak harmonis, apakah jadi salah menyalahkan
diluar diri kita / kita selalu menyalahkan diri sendiri jadi ujungnya depresi
kita tidak memahami fenomena ajaran dulu orang tidak tau bahwa ada hujan dari
uap air sampai minta ke pohon.
Nah sekarang kita sudah
tau jadi sekarang malah kita mengharap sesuatu baik yang buruk, sesuatu yang
baik pada pekerjaan kita jadi aja ada yang tercoreng dari karma baik jadi karma
buruk karena kita merasa sombong padahal itu denomena karma. Kita jangan takabur
jika sesuatu yang baik terjadi pada setiap yang bajik kita dapatkan adalah
sebab sebab karma ada kerjanya yang biasa saja / sebaliknya kita banyak
melihat, contoh lalu kok bisa kerja keras tidak sukses karena kita tidak
melihat cara pandang sebab akibat, bagaimana cara menghindari perbuatan negatif?
Kita harus mengumpulkan kebajikan sebaliknya kita tidak dapat bisa dapat, jika
tidak bajik segala rasa nyaman & praktek sila samadhi pokoknya dari 6
paramita betapa penting faktor sebab kita tidak tau saldo sekarang karma baik
kita, kita kalau sebuah karma apapun yang dikeluarkan semua sebab karma kita
harus membenahi diri kita.
Bagaimana berbuat baik
untuk semua makhluk dengan mengandalkan karma bajik saja tapi kita harus
sumbernya yang diambil kita tidak mengusahakan sebab karma bajik, karma =
takdir kita harus mengembangkan karma bajik sebanyak banyaknya sebaliknya
hindari karma tidak bajik sekecil kecilnya. Sifat esesnsial karma yang berat
sifat esensinya tubuh itu membunuh mencuri berbuat asusila itu yang paling kuat
membunuh dengan asumsi semuanya karma beratnya dari korban membunuh penderitaan
yang terbesar perbuatan mental tidak bajik serakah, niat jahat, pandangan salah
yang disebutkan duluan lebih ringan karmanya yang berat komponen batinnya,
ucapakan kasar sangat ringan tapi kalau udah parah sekali kemarahannya yang
besar maka perbuatan berat, karena tindakan pendahuluannya seperti berbuat dia
menderita dan beragam jenis siksaan jadi karma tidak sama dengan takdir.
Nah itu juga bisa jadi
berarti kalau kita membunuh gajah jadi makin besar penderitaannya itu juga
sangat berat / sebaliknya, bakar hewan kecil hidup hidup juga sangat berat
membunuh dengan batin menikmati. Semua makhluk memuji senang melakukan terus
menerus dalam jumlah besar siksaan menakut nakuti kondisi lemah menderita makin
parah, deritanya itu sangat berbahaya sekali terpaksa membunuh hindari
pembunuhannya, bagaimana biar dampaknya kecil makanya detail sekali karma itu
karma yang berat, dari dasarnya apalagi kalau akusala garukan karma itu sangat
berat sekali membunuh ayah, ibu, arahat, guru, melukai seorang buddha, arahat
seorang buddha pokoknya guru besar kebajikannya basis ini seberapa besar karma
yang akan kita terima, karena dilakukan terus menerus tiada penawar sangat
berat.
Salah satu faktor hadir melihat seorang yang
melakukan tidak bajik itu sangat parah akibatnya apalagi membunuh boddhisattva
/ orang tua itu sangat berbahaya tingkat karma dari beratnya. Tiada penawar tidak
ambil sila pada ikrar tidak murah hati melakukan penghormatan faktor yang menjadi
berat tiada penawar tiada kegiatan sehari hari yang bisa diandalkan tiada mau
ambil pancasila buddhist, jika tidak memiliki sila ini tiada pelindung sehari
hari kita lakukan menghormati buddha dhamma & sangha tanpa penawar sangat
bahaya akibat darijalan karma hitam akibat serupa pengalaman dll masing masing
tidak bajik, kita lakukan dapat semuanya ada juga dapat akibat yang matang sepenuhnya
dari membunuh kita lahir dineraka, kita akan dapat sakit / ada anak anak yang
suka membunuhnya tu juga sama.
Melakukan pembunuhan / menyakiti ada yang
cenderung ternyata itu memiliki perilaku sesuai kebiasaan tidak memiliki tabiat
yang sama ada latar belakang berbeda jadi kita harus wisdom & compasion ada
pembawaan dari keluarga, baik akibat yang matang sepenuhnya ini akibat yang
serupa dengan penyebabnya. Kalau mencuri kita tidak memiliki harta benda
melakukan perbuatan salah tiada yang sukses dalam pernikahan tidak bijaksana
tidak dipercaya kadang kita melihat orang yang jahat kok aman aman saja
sementara yang baik kok cepet meninggal yang terjadi adalah ada karma bajik
yang lalu jadi tidak baik karma lainnya karma tidak selalu satu saja karma bisa
berbuah tergantung kondisi & situasinya, harusnya sekarang tidak dapat
dicuri karena menjadi samanera / samaneri menanam buah durian itu dari biji
durian kondisinya kesuburan tanah, hama jadi sebab & kondisi buah karmanya.
Apa kaitannya dengan usaha ketika ada bibit
yang unggul ditanam ditanah yang subur maka tumbuh menjadi buah banyak sekali,
contoh si a banyak berdana si a bekerja keras hasilnya makmur & mudah tiada
kekurangan materinya sebab & kondisinya pas ktia tidak menanam bibit, jadi
tidak tumbuh apapun. Tidak mengandalkan sebab maka yang jadi tidak apa apa,
tanpa sebar bibit mana bisa tumbuh harus ada kondisi & sebab usaha yang
terus menerus kita tidak bisa menyirami sesekali tidak dikasih sinar matahari
jadi tidak bisa tumbuh, faktor kebiasaan baik adalah dapat hasilnya yang baik
tidak bisa dipisahkan keduanya karena saling bergantung mesti memiliki pemahaman
yang tepat sebab karma yang terjadi tidak selalu sama jadi buah karma yang berbeda
seorang dikehidupan lampau, mencuri dia akan mencuri lagi dengan senang ini
sesuai akibat masa lalu.
Jadi senang terus semakin kita serakah akan
meningkatnya keburukan itu, akibat yang tidak diberikan jadi kita tidak bajik dapatnya
akibat yang seksual tidak pantas itu tinggal ditempat sampah kalau kita
berbohong tidak dapat buah yang pas, pandangan salah semua ada perang penyakit
menular semua yang baik menghilang 3 jenis akibat cettana & aditthana,
cettana mengarahkan batin kepada objek. Kayak orang buka pintu jadi batin kita
berpindah ke arah suaranya itu cettana / kehendak cettana adalah suatu objek
berupa pendengaran & penglihatan, merubah objek determinasi faktor mental
batin yang selalu hadir akan dibahas diprolam kedua fenomena kasar dikarma
sifatnya kasar lain hal perbuatan, negatif membunuh mencuri itu sesuatu yang
kasar lalu alihkan ke yang halus adanya determinasi faktor mental bajik / buruk
faktor mental batin apakah imajinasi itu bisa karma.
Sebab karma ketika bengong apakah covid-19 niat
jahat pandangan salah apa kita semua adalah salah karma secara garis besar
dunia ada, karena apa bumi mengitari matahari, fenomena ini juga karma bumi. Dibutuhkan
karma yang serupa ada faktor usia manusia semakin berkurang ada dulu manusai dari
abbhasara / cahaya tubuhnya menjadi padat jadi kualitasnya turun karma berkaitan
pada saat ini, sama seperti pesawat jatuh ada semua meninggal pilot / 10
penumpang selamat karena tidak memiliki karma, karena ada karma yang berubah
saat itu pada saat ini secara umum memiliki kualitas sila yang turun usia
manusia semakin kecil beragam penyakit medis meningkat, jadi dunia sudah makin
menurun semua orang belum tentu kita liat sebenarnya eksis untuk apa His
Holines Dalai Lama XIV masih semangat karena guru mendukung karma secara
sempurna.
Hanya dimiliki sammasambuddha kekuatan
kemahatahuan jika belajar karma, tidak bisa menentukan 100 % positif sebaliknya
sampai ada area abu abu situasi saat ini sudah tepat sekali semua adalah karma
keluar memakai masker. Covid19 ini adalah karma kita tidak lagi menyalahkan situasi
& kondisi ada suatu kejadian, kita buat ada yang salah kita terima awalnya
teman kita yang salah melihat lagi lebih jelas itukan kita sendiri, jadi kita
memahami itu pula kebencian menyalahkan pihak luar itu sirna ada karma sedemikian
rupa kebencian lenyap, apakah cetana terjadi pada saat memegang objek seperti
ini, apapun bisa ada 6 indra 5 indra yang kita ketahui objek batin sensori
batin ada 6 indra apa yang sadari batin saat ini juga mindfulness sangat ribet
mindfulness kondisi batin sepenuhnya diluar kontrol pemahaman mindfulness
disini.
Ada cinta kasih terhadap semua makhluk hidup
kita bisa cuman beberapa tahun, akhirnya bisa hadir setiap saat kondisi batin
kita mudah terdistraksi, tidak mindfulness present moment jadi bisa ke
mindfulness, jika cettana lalui pengalaman itu apa yang terjadi pada saat itu
kita bicara dhamma indomie goreng enaknya jadi terdistraksi tiba tiba objek batin
dari sebelumnya dhamma lalu jadi pengen indomie. Berubah objek terdistraksi cettana
ibarat hubungan antara si batin dengan objeknya semua yang kita alami adalah
karma jadi seluruhnya itu kita adalah karma semua yang kita rasakan jadi karma
misalnya objek a berubah ke objek b nah objek a masih diliat itu tetap cettana
itu, film yang kita sukai jadi senang dengan kemelekatan main bareng game apa
fokus, gempa bumi tidak perduli kita memiliki fokus yang tidak bajik malah
sebaliknya batin kita harus familiar.
Sifat
bajik yang bermanfaat terhadap suatu objek cetana sekarang pun untuk dipahami
itu dulu apa yang bisa dipahami, bagaimana cara batin & mental kita bekerja
drama & novel tidak terdistraksi. Jadi kita belum terbiasa tolak ukur fokus
mendengarkan dhamma selama 2 jam itu udah sangat baik kita bisa berbangga,
cettana ketertarikan pada satu objek levelnya sedikit dibawah batin tapi iu
secara batin yang ada didalamnya kita akan lebih tahu jika sering dibahas
apakah cettana = kesadaran, ini tidak sama karena kesadaran memiliki banyak
pemahaman lagi memori faktor mental ingatan kita lihat saat ini ada 3 faktor
mental non bajik utama serakah, pandangan salah sifat agresif saling menyakiti
tidak takut malu berubah menjadi apa & bagaimana dia berjalan karma ada
sifat kasar & halus ketika banyak orang jaga ucapan, ketika sendiri jaga
pikiran kita.
Semakin halus semakin bahaya jika mudah tidak
membunuh tapi pikiran kita susah fisik lebih mudah, omongan susah dijaga batin
lebih susah lagi untuk diajaga. Bagaimana melepas keinginan, apa untungnya buat
kita apa yang penting saat ini apa yang berarti buat kita kembali ke diri
sendiri lakukan perenungan liat eksternal awalnya lalu berubah ke dalam,
kehendak itu objek luar lalu objek dalam coba melakukan perenungan, benefitnya
apa jika kita bukan objek dhamma kita disini akan mengubah solusinya kita
mengetahui baik & buruk dulu kita harus melakukan sesuatu yang dimulai faktor
kecil, dari sedikit jadi lebih banyak lalu menjadi kebiasaan lebih menghargai
sesuatu yang baik dalam jangka panjang kehidupan mendatang untuk jangka pajang
ini lebih bermanfaat & kenikmatan yang sementara, jangka panjang ini batin
kita berkembang terus menerus pemahamannya tajam mudah welas asih & cinta
kasih.
Komentar
Posting Komentar